CHAPTER 24

22 0 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~

Jangan lupa komentar tiap paragraf ~

Happy reading ~

Happy reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Decakan kesal berasal dari mulut gadis pemilik pipi chubby tak henti-henti terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Decakan kesal berasal dari mulut gadis pemilik pipi chubby tak henti-henti terdengar. Tak lupa gerutuannya yang tidak jelas juga membuat telinga Nawa yang berjalan di sampingnya itu panas.

Nawa melirik Ibel sinis, gadis itu ingin sekali menyumpal bibir tipis milik temannya yang cerewet itu. Ibel menggerutu sejak tadi karena tak mendapatkan balasan apa-apa dari Yohana.

Rencananya hari ini Ibel, Nawa dan Zena mau mendatangi kefe dekat kampus yang sudah lama ingin Ibel datangi bersama teman-temannya itu, tapi rencana tersebut berakhir wacana saja. Tradisi dalam pertemanan memang.

"Sibuk kali, Bel. Kaya gak tau Yohana aja," ucap Nawa sinis.

"Sesibuk apapun Yohana, gak pernah cuekin kita, Naw. Hari ini bahkan kita gak ketemu dia."

"Dia gak bales chat Lo?" Tanya Zena membuat Ibel merespon dengan bibirnya yang cemberut.

"Please deh, Bel. Gak usah lebay. Yohana sibuk karena belajar bukan jadi TKW," timpal Nawa kembali membuat Ibel melemparkan tatapan sinis.

Zena yang mendengar adu mulut kedua temannya itu hanya terdiam menghela nafas lelah.

Sakit ini ketiga gadis itu baru saja keluar dari gedung fakultas hukum. Lebih tepatnya Nawa dan Zena menjemput Ibel ke gedung fakultas nya karena mereka akan pergi ke tempat yang Ibel inginkan, sedang saat ini mereka masih menunggu notifikasi balasan dari Yohana yang tak kunjung terdengar.

Jika Yohana benar-benar tak merespon mau tak mau Nawa dan Zena harus tetap menuruti keinginan Ibel itu, dan berakhir pergi tanpa Yohana.

Langkah dari kaki jenjang ketiganya membawa tubuh mereka kearah parkiran yang lumayan jauh dari gedung fakultas yang di tempati oleh Ibel. Kalo gak ikut nebeng, gue sih ogah jemput dia jauh-jauh begini batin Nawa menggerutu.

Gadis itu merasa rugi karena harus menjemput Ibel yang berada di gedung fakultasnya, dimana gedung tersebut terletak berjauhan dengan parkiran di bandingkan dengan gedung fakultas Mipa.

MAHEZENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang