Hai Hello Annyeong~
Jangan lupa tinggalkan jejak dan komentar di setiap paragraf yah ci~
Happy reading..
Tok tok tok..Suara ketukan pintu dari luar kamar itu mampu membuat gadis yang sedari tadi sibuk berkutat dengan laptop-nya menoleh kearah sumber suara.
"Zena.. ada surat buat kamu," ucap seorang wanita paruh baya dari luar kamar.
Mendengar itu Zena menghela nafasnya malas. Kemudian ia beranjak dari duduknya berjalan mendekati pintu kamarnya. Ia membuka pintu kamar langsung mendapati seorang wanita paruh baya dengan kerudung segi empat menutup dada.
Wanita itu menatap Zena dengan senyuman tipis. Tatapannya seolah mengkhawatirkan keadaan Zena saat ini. Ia menyodorkan sebuah amplop coklat kecil kepada Zena lalu di terima oleh Zena.
Zena tersenyum lesu kepada wanita paruh baya di depannya. "Makasih yah, bunda."
Wanita yang ia sebut bunda itu tersenyum sambil mengangguk kecil. "Kamu masih ada tugas kampus yah? Nanti jangan lupa makan yah, Ze."
"Nanti Zena makan kalo tugasnya udah selesai yah, Bun." Lantas wanita itu mengangguk kecil lalu pergi dari hadapan Zena.
Setelah menutup pintu kamarnya, Zena menatap surat di tangannya. Ia sudah bisa menebak siapa pengirim surat tersebut.
Zena membuka laci di samping meja belajar nya. Nampak laci tersebut sudah penuh dengan berbagai surat, bahkan tertera dengan nama pengirim yang sama. Ia meletakkan surat yang ada di tangannya kedalam laci tersebut lalu menutup kembali laci itu. Gadis itu nampak tak perduli dan tak tertarik dengan surat itu.
Zena sudah hampir setiap minggu mendapatkan surat yang sama namun ia tidak pernah berniat membalasnya bahkan gadis itu tidak pernah membuka surat tersebut.
Zena menggerakkan kembali jari-jari lentiknya di atas keyboard laptop di hadapannya. Ia kembali memfoksukan matanya pada layar laptop nya. Yang ia katakan pada Bunda tadi adalah kebohongan. Tugas yang katanya belum selesai itu sebenarnya sudah selesai satu jam yang lalu.
Saat ini ia tengah menatap layar laptop yang menampilkan sosial media seseorang. Mata Zena sedari tadi menatap kagum layar yang menunjukkan poto seorang laki-laki yang ia tembak di kampus pagi tadi.
"Dia bahkan udah ganteng dari dulu, gak tercium bau-bau jamet nih cowok."
Ia mengetahui sosial media Mahesa dari Kak Bimo, walaupun Zena harus mati-matian memohon dan merelakan uang merahnya pada laki-laki itu agar memberi tahu nama media sosial Mahesa.
Kak Bimo mengatakan bahwa sudah satu tahun lebih Mahesa tidak menggunakan akunnya lagi. Bahkan postingan Mahesa juga sudah di hapus satu persatu dan menyisakan beberapa poto saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEZENA [END]
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] Menceritakan tentang seorang laki-laki yang belum bisa melihat titik keindahan dalam semesta dan seorang perempuan yang hanya bisa mendengar kesunyian dalam hidupnya. Mahesa dan Shazena yang dipertemukan dalam sebuah...