Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~
Jangan lupa komentar tiap paragraf ~
Happy reading ~
Saat ini Zena, Nawa dan Tian berada di kantin. Sudah berjam-jam mereka bertiga di tempat itu. Bahkan mereka sudah mengerjakan tugas dari tiga mata kuliah sekaligus. Terlihat dari masing-masing mimik wajah mereka sudah mulai merasa bosan. Tak ada yang bersuara satupun. Mereka masih terdiam sibuk dengan handphone nya masing-masing.
Terdengar suara helaan nafas Zena. Ia menumpu wajahnya pada lipatan kedua tangannya di atas meja. "Mau sampe kapan kita di sini? Gue udah bosen.."
"Sampe jadwal kelas kita lagi lah," jawab Nawa.
Zena mendecak sebal. "Masih lama, gak sih?"
"Ya.. mau gimana lagi?"
Zena tidak menjawab ia hanya menenggelamkan wajahnya pada lipatan kedua tangannya. Nawa hanya terkekeh kecil. Terlihat wajah Zena yang sudah mulai frustasi dan bosan harus menunggu jadwal kelas siang mereka. Mereka juga bahkan bingung harus melakukan apalagi agar tidak bosan.
Tak lama kemudian seorang gadis berambut di gerai menggunakan baju kemeja putih dengan celana jeans yang pas pada kaki nya. Ia berjalan menghampiri meja Zena dan kedua temannya.
Kedatangan nya membuat Nawa menoleh pada gadis itu sambil mengerutkan dahinya. "Udah selesai kelas?"
Gadis itu yang tak lain adalah Ibel mulai duduk di kursi kosong bersebelahan dengan Nawa. "Udah. Tapi abis ini ada jadwal kelas lagi sih." Ibel menoleh kearah Tian sambil tersenyum. "Hai, Ti." Tian menyambut sapaan itu dengan ramah.
Ibel menoleh kearah Zena yang masih menenggelamkan wajahnya itu. "Kenapa tuh bocah?"
"Lagi ngambek sama pak Raden kali."
"Loh, kenapa?"
"Kita ada kelas pagi hari ini, tapi tiba-tiba di cancel sama pak Raden gara-gara istri nya lahiran. Zena yang katanya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berlari sambil menepis rasa muaknya hari ini gara-gara ngejar kelas nya merasa rugi dong," jelas Tian membuat Nawa dan Ibel tertawa renyah.
Nada bicara Tian yang meniru Zena tadi pagi itu cukup membuat keduanya tertawa. Sedangkan Zena mendengar itu dari mulut Tian langsung mengangkat kepalanya dan menatap sinis Tian yang membuat Tian hanya memasang wajah ledekan.
Zena menoleh lagi kearah Ibel. "Kok gak sama Yohana?"
"Kita beda fakultas kalo Lo lupa," jawab Ibel.
"Bukan... Maksudnya dia kan katanya kelas pagi."
Ibel mengindikkan kedua bahunya. "Kurang tau sih gue, dia juga nggak bales chat gue dari semalem."
Nawa yang juga menyimak pun melirik handphone nya. "Dia juga gak nimbrung di grup kan?"
Zena mengerutkan dahinya mendengar ucapan kedua temannya. Sebenarnya Yohana tipe orang yang jarang nimbrung di grup. Siapa yang mengira kalau gadis itu adalah orang yang ambis, jadi ia jarang nimbrung grup jika di malam hari. Tapi bukan berarti Yohana mengabaikan panggilan dan pesan dari teman-temannya. Justru gadis itu selalu fast respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEZENA [END]
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] Menceritakan tentang seorang laki-laki yang belum bisa melihat titik keindahan dalam semesta dan seorang perempuan yang hanya bisa mendengar kesunyian dalam hidupnya. Mahesa dan Shazena yang dipertemukan dalam sebuah...