Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~
Jangan lupa komentar tiap paragraf ~
Happy reading ~
Tak tak tak.
Suara bentrokan antara pisau dan talenan kayu bergema satu ruangan itu. Ruangan minimalis penuh dengan perabotan dapur yang di susun rapi.
Seorang wanita paruh baya tengah bergulat dengan benda dapur dan bahan makanan di sana.
Dalam suasana pagi yang cerah dengan samar-samar suara ayam mulai berkokok seolah sedang memanjatkan ucapan syukur di pagi hari.
Aroma harum semerbak rempah-rempah yang di racik oleh Bunda Amira sudah menyebar ke seluruh ruangan di rumah panti pagi ini.
Walaupun masih pagi seperti ini suasana ruang tengah di rumah tersebut sudah di penuhi oleh suara anak-anak yang sibuk dengan aktivitas sebelum berangkat sekolah. Tak terlewat juga suara nyaring milik Teh Lola yang menghebohkan satu ruangan itu.
"Udah make kaos kaki yang ada aja, lal."
"Gak ada, Teh. Di lemari udah gak ada kaos kaki yang lain."
Bunda Amira menghela nafas lelah mendengar balasan seorang anak laki-laki yang baru berumur delapan tahun itu. "Astaghfirullah... Sering banget hilangin kaos kaki nih bocah."
Anak-anak dan Teh Lola yang berada di ruang tengah itu sudah mundur-mundur kesana-kemari untuk membantu mencarikan kaos kaki milik Hilal yang sering sekali hilang.
"Coba cari di kamar, kamu pinjem sama yang lain aja," ucap Teh Lola yang mulai lelah dengan keadaan pagi ini.
Hari ini adalah hari dimana Teh Lola libur bekerja. Tapi karena memang kehebohan sudah menjadi rutinitas di rumah panti mereka setiap paginya itu bisa membuat ia lelah.
"Gak bisa yah sehari aja gak ribut pagi-pagi?"
Ucapan Bunda Amira membuat Teh Lola yang tengah duduk di sofa ruang tengah itu mengalihkan pandangannya kearah Bunda Amira yang baru saja muncul dari arah dapur.
Bunda Amira berjalan menghampiri Teh Lola yang masih bersandar pada belakang sofa sana.
"Biasa lah, Teh. Si hilal tuh udah ngehebohin kaos kaki pagi-pagi."
Bunda Amira hanya terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya, ia melihat betapa frustasi Teh Lola dalam menghadapi anak-anak semakin tumbuh.
Tok tok tok.
Suara ketukan dari arah pintu luar rumah tersebut berbunyi menyadarkan dua orang kakak beradik di ruang tengah. Keduanya saling menoleh satu sama lain sambil mengerutkan dahinya.
Tumben sekali ada yang datang sepagi ini ke rumah mereka. Biasanya juga jarang ada yang datang ke rumah panti di waktu-waktu lain. Lantas siapa yang rajin pagi hari mengetuk rumah orang?
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEZENA [END]
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] Menceritakan tentang seorang laki-laki yang belum bisa melihat titik keindahan dalam semesta dan seorang perempuan yang hanya bisa mendengar kesunyian dalam hidupnya. Mahesa dan Shazena yang dipertemukan dalam sebuah...