Jangan lupa tinggalkan jejak yah ci~
Jangan lupa komentar tiap paragraf nya~
Happy reading~
Suara ricuh dalam sebuah ruangan luas dipenuhi oleh mahasiswa fakultas Mipa. Dalam ruangan tersebut berbagai macam mahasiswa yang tengah melakukan aktivitas mereka masing-masing, tak sedikit pula dari mereka mengeluh pagi ini karena hari ini adalah pertama kalinya mereka ada jadwal kelas pagi.Tak luput dari pemandangan kelas yang ricuh ini. Seorang perempuan yang mengisi bangku paling depan itu sedang menggerutu sambil mata yang tak lepas dari arah pintu masuk kelas. Teman yang tengah duduk di sebelahnya juga tak henti-henti menelpon seseorang pada ponsel yang digenggamnya.
"Ini anak gimana sih, padahal gue udah telpon dari tadi. Kenapa gak di angkat sih... mati kali!"
"Maklum lah Naw.. ini kan pertama kalinya kelas kita ada jadwal pagi."
Yah. Kedua perempuan itu adalah Nawa dan Tian yang tentu saja sedang menunggu seorang Zena, entah akan sampai kelas jam berapa. Perempuan itu memang pintar soal akademik tapi bodoh dalam mengingat waktu, alias ngaret. Nawa yang menjadi teman satu jurusan dan satu kelasnya itu juga sudah terbiasa dengan Zena yang selalu terlambat.
"masalahnya tuh orang jadwal kelas siang aja selalu telat, apalagi kelas pagi."
Tian hanya terkekeh mendengar gerutuan temannya itu. Tian memang tidak pernah bergabung dengan teman-teman Zena, namun ia cukup dekat dengan Zena dan Nawa jika sedang dikelas karena mereka satu kelas. Tian lebih dekat dengan teman-teman BEM nya karena ia terlalu sibuk dengan organisasi-nya itu dibandingkan menghabiskan waktu dengan temen-temen satu fakultas nya.
Tok tok tok...
Ceklek...
Sontak Tian dan Nawa menoleh kearah pintu masuk yang tak jauh didepan mereka. Kemunculan Zena dengan wajah yang sudah berlumuran keringat dan tak lupa cengiran kuda nya sambil memandang kedua temannya itu.
Nawa memasang wajah julidnya sambil bibir nya yang komat-kamit mengumpat tanpa suara. Sedangkan tian hanya menghela nafas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Zena.
Zena berlari pelan kearah bangku sebelah Nawa yang sengaja temannya siapkan itu. Gadis itu duduk sambil mengorek-ngorek tas nya mencari sesuatu. Terlihat Nawa yang sedari tadi berbicara padanya, namun gadis itu seperti tidak mendengar dan terus mengorek-ngorek tas nya.
"Lo darimana sih? gak mungkin kan Lo jalan kaki dari rumah? Jangan kebiasaan bikin gue ketar-ketir yah, Ze. Lo udah beberapa kali kena tegur dosen gara-gara sering telat."
Ocehan Nawa nampak diabaikan oleh Zena yang masih sibuk mencari sesuatu dalam tas nya. Tian yang melihat pemandangan itu hanya mengusap pundak Nawa seraya memberikan isyarat untuk sabar pada gadis disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEZENA [END]
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] Menceritakan tentang seorang laki-laki yang belum bisa melihat titik keindahan dalam semesta dan seorang perempuan yang hanya bisa mendengar kesunyian dalam hidupnya. Mahesa dan Shazena yang dipertemukan dalam sebuah...