CHAPTER 1

67 3 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ci~

Komentar di setiap paragraf juga ya~

Happy reading..

"Ze, buka gak pintu nya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ze, buka gak pintu nya!"

"Jangan bikin khawatir, woy!"

"Buka, Ze!"

Suara melengking yang saling menyaut itu membuat Zena tak henti-henti menggerutu. Rasa malu nya kian terasa saat ini, lantaran kejadian beberapa menit yang lalu.

Kini ketiga temannya itu tengah menggedori pintu toilet yang di tempati nya saat ini. Umpatan ketiga gadis itu mampu membuat gendang telinga nya berdengung.

Dengan sekali helaan nafas, akhirnya Zena memutuskan untuk keluar dari sana dan menemui ketiga temannya. Siap-siap ia harus memasang hati yang sabar dan telinga yang kuat untuk menghadapi kicauan teman-temannya.

"Ze.. kenapa tiba-tiba ngunciin diri sih? kita khawatir. Takutnya Lo bunuh diri karena di tolak."

Sedikit memperkenalkan. Zena memiliki tiga teman yang bisa di ibaratkan bahwa ketiganya adalah anak-anak famous di Amerta.

Pertama, perempuan yang mengenakan sweater crop top berwarna pink dengan rok yang berwarna senada itu Ibella Phillia, Si feminim primadona Amerta. Zena baru mengenalnya saat mereka melakukan ospek. Anw, dia adalah salah satu Maba perempuan yang masuk list penghuni cantik Amerta.

Kedua, perempuan yang sedari tadi tak berhenti berdecak. Bahkan sudah sangat nampak minus dari perempuan ini, yakni Galak alias senggol bacok. Nawa Mahalani, Sama seperti Ibel, Nawa termasuk temannya yang ia temui semasa ospek. Entah beruntung atau tidak perempuan ini adalah teman satu jurusan dengan Zena, bahkan mereka satu kelas.

Dan yang terakhir, perempuan dengan rambut di kepang satu jalur dan tangannya yang sedari tadi membawa satu cup kopi itu Yohana Karlena, gadis tersebut adalah sahabat Zena sejak mereka masih duduk di bangku SMA. Yohana ini juga salah satu perempuan yang masuk list penghuni cantik Amerta. Tapi sayang, dia udah punya pawang.

Dibandingkan dengan ketiga temannya, bisa di bilang Zena adalah yang paling anti repot dalam penampilan. Gaya aja mau deketin kakak tingkat, tapi gak ada effort untuk ngerubah style. Ya, setidaknya tidak membuat laki-laki ilfil, atau mungkin agar bisa menyumpal mulut para penghuni Amerta yang mengatakan bahwa ia tidak pantas dengan Mahesa.

Ya, walaupun nama Zena seperti tertutup tipe x jika bersanding dengan ketiga temannya yang katanya famous itu. Namun, Zena tidak pernah memperdulikan tanggapan orang mengenainya. Karena meladeni tanggapan ketiga temannya saja sudah berat baginya apalagi harus memikirkan pendapat orang lain juga. Huh, ribet.

Zena meringis menatap ketiga temannya yang masih memasang wajah kesalnya. Karena ulahnya yang tiba-tiba mengungkapkan perasaannya kepada Mahesa membuat ketiga temannya terkejut.

MAHEZENA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang