~FLORA~
Setelah menempuh perjalanan selama hampir enam jam dari Colorado, kini aku sampai juga di New York. Sambil menyeret koper, aku pun berjalan keluar pintu bandara dan menuju ke area penjemputan. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam sling bag yang kukenakan, lalu menonaktifkan mode pesawat dan bermaksud melihat kembali catatan alamat rumah keluarga Coleman yang kemarin diberitahu oleh orang tuaku. Namun, tepat sebelum aku membuka catatan alamat tersebut, ponselku berdering dan layarnya menampilkan nomor Mr. Coleman yang kini sedang menelponku. Aku pun langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo...", jawabku.
"Flora, apakah kau sudah mendarat di New York?", suara Mr. Coleman yang kini tengah menelponku.
"Oh ya, Uncle. Aku baru saja sampai. Dan sekarang, aku hendak memesan taksi untuk mengantarkanku menuju ke rumah Anda.", balasku sopan.
"Kau tidak perlu memesan taksi. Aku sudah mengirimkan seseorang untuk menjemputmu di bandara. Fletcher, supir pribadi keluargaku, sekarang pasti sedang menunggumu di depan pintu penjemputan sambil memegang papan bertuliskan namamu."
"Aku mengerti, Uncle."
"Bagus. Sekarang, aku akan menutup panggilan ini. Sampai bertemu di rumah, Flora."
"Baik, Uncle. Terimakasih."
Setelah selesai bertelepon dengan Mr. Coleman, aku pun lanjut berjalan menuju ke depan pintu penjemputan. Lalu, pandanganku mencari seseorang yang membawa papan bertuliskan namaku.
Oh, itu dia.
Aku pun berjalan menghampiri pria tersebut.
"Apakah Anda adalah Ms. Flora Grant?", tanya pria itu sopan.
"Benar. Saya Flora Grant.", jawabku.
"Perkenalkan, saya Fletcher. Mr. Coleman memerintahkan saya agar menjemput Anda lalu mengantarkan Anda ke rumah beliau. Sekarang, mari saya bantu membawakan barang Anda lalu ikut saya menuju ke mobil."
"Terimakasih, Fletcher."
***
Dalam hati, aku tidak berhenti merasa kagum begitu melihat keindahan serta kemewahan rumah keluarga Coleman yang kini terpampang nyata di hadapanku. Rumahnya sangat besar dan mewah. Bangunannya sungguh mirip seperti istana.
"Kita sudah sampai. Anda bisa langsung masuk ke dalam rumah. Dan saya akan membawakan barang-barang Anda ke dalam.", Fletcher berbicara padaku.
Aku tersenyum seraya mengangguk mengerti. Lalu, aku pun keluar dari mobil.
"Flora...!"
Terdengar suara seseorang memanggilku. Dan aku pun menoleh ke arah panggilan tersebut. Kini, di depan pintu masuk rumah, terlihat sepasang pria dan wanita paruh baya tengah tersenyum seperti sedang menyambutku. Dan aku mengenali mereka. Mereka berdua adalah Mr. serta Mrs. Coleman, putra dan menantu dari Mr. Coleman Sr., majikan orang tuaku di Colorado.
Aku pun berjalan menghampiri mereka.
"Uncle, Aunty...", sapaku sopan seraya tersenyum.
Mr. dan Mrs. Coleman menyambutku hangat. Bahkan, mereka juga memelukku.
"Astaga! Setelah beberapa tahun tidak bertemu, kini kau sudah tumbuh besar.", seru Mr. Coleman.
"Benar. Seingatku, dulu Flora masih kecil saat dia sering ikut orang tuanya bekerja di rumah ayah dan ibu mertua. Dan sekarang, kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik, Flora.", Mrs. Coleman menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal His Heart
RomanceKisah tentang usaha Flora Grant dalam mencuri hati Toby Coleman.