~TOBY~
"Kau akan langsung berangkat bekerja hari ini?", aku bertanya pada Flora saat melihat dia yang sudah duduk di ruang makan dengan pakaian kantor yang rapi. Padahal, baru kemarin kami kembali dari Meksiko dan sampai di New York setelah insiden tersesat di hutan selama semalaman.
"Benar, Sir.", Flora menjawab.
"Aku tidak berangkat ke kantor hari ini. Karena nanti siang aku ada jadwal bertemu dengan dokter untuk perawatan luka pada kakiku. Jadi, kau juga bisa mengambil cuti untuk beristirahat di rumah.", aku membalas lalu ikut duduk di kursi ruang makan yang ada di seberangnya.
"Benar, Flora. Kalian baru pulang dari Meksiko kemarin. Tidak apa-apa kalau kau tidak masuk kerja hari ini.", ayahku menambahkan.
"Tidak apa-apa, Uncle. Aku baik-baik saja. Selain itu, masih ada banyak hal yang harus kupelajari di kantor. Jadi, kurasa akan lebih baik jika aku tetap berangkat bekerja."
"Baiklah jika kau bersikeras.", aku menanggapi dengan ringan tanpa memaksanya untuk ikut cuti. "Oh ya, kalau hari ini kau tetap ingin bekerja, jangan lupa agar kau susun ulang jadwalku lalu alihkan semua jadwalku hari ini ke minggu depan.", imbuhku.
"Baik, Sir. Aku tidak akan lupa."
"Ngomong-ngomong, kenapa kau masih berbicara formal pada Toby, Flora? Kalian sedang tidak berada di kantor. Kau bisa berbicara dengan santai dan memanggilnya hanya dengan nama. Dengan begitu, kalian akan lebih cepat akrab.", ibuku kini berkomentar.
"Mungkin, karena terbawa suasana kantor, aku jadi merasa lebih nyaman berbicara demikian, Aunty.", Flora menanggapi pertanyaan ibuku.
Kupikir, Flora akan menjadikan diriku sebagai alasan atas sikapnya selama ini. Karena aku sendiri yang telah memperingatkannya agar tidak bersikap sok akrab denganku. Sejak awal, aku telah membuat batas di antara kami. Dan sejauh ini, Flora tahu batasannya dengan baik.
"Flora, jangan terlalu merasa sungkan. Kami mengerti bila kau berusaha bersikap profesional saat berada di kantor. Namun, ketika berada di rumah, Toby bukan lagi atasanmu. Dia hanya putra kami. Jadi, selain pada kami, belajarlah bersikap akrab juga dengan Toby. Oke?"
Sedangkan, Flora hanya menanggapi ucapan ibuku dengan senyuman canggung.
Setelah percakapan tadi, kami semua mulai sarapan. Begitu selesai, kami lanjut pada aktivitas kami masing-masing.
***
Setelah kemarin aku libur, hari ini aku kembali bekerja. Seperti biasa, hari-hariku di kantor sangat sibuk. Apalagi, ada cukup banyak pekerjaan yang tertunda akibat aku tidak masuk kemarin. Karena begitu sibuk, aku sampai tidak sadar bahwa sekarang sudah hampir jam istirahat makan siang. Hingga kemudian, aku mendapat telepon dari Tracey untuk ajakan makan siang bersama. Tentu saja aku langsung menerima ajakannya tersebut. Karena sudah sebulan lebih kami tidak makan bersama akibat kesibukan masing-masing. Apalagi, sejak Tracey pindah ke departemen marketing.
Dan sekarang, aku sudah sampai di restoran langganan kami yang berada dekat dengan kantor. Aku memang sengaja datang lebih awal agar bisa memesan makanan lebih dulu. Baru sekitar sepuluh menit kemudian, Tracey datang.
"Apa kau menunggu lama?", dia bertanya padaku. Lalu, dia duduk di kursi yang ada di hadapanku.
"Tidak. Aku baru sampai sekitar sepuluh menit yang lalu. Dan aku juga sudah memesan spaghetti untuk kita berdua.", jawabku seraya tersenyum karena bahagia melihatnya. Sungguh, setelah cukup lama tidak bertemu, aku merasa bahwa Tracey terlihat semakin cantik.
"Hmm... spaghetti?", Tracey bertanya tidak yakin.
"Ya. Bukankah spaghetti adalah menu kesukaanmu di restoran ini?", aku bertanya sedikit heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal His Heart
RomanceKisah tentang usaha Flora Grant dalam mencuri hati Toby Coleman.