~TOBY~
Malam ini, aku sedang berada di rumah orang tuaku. Sebenarnya, orang tuaku sedang berada di Italy untuk melakukan perjalanan bisnis. Tapi, aku sengaja mampir dan menginap karena sekalian tadi saat mengantarkan Flora pulang.
Ngomong-ngomong soal Flora, tidak terasa sekarang sudah hampir enam bulan sejak dia tinggal di rumah orang tuaku. Aku jadi ingat betapa dulu aku tidak menyukainya karena aku tahu tujuan orang tuaku membawanya dari Colorado ke sini adalah untuk mendekatkannya padaku. Kemudian, aku juga ingat bahwa dulu aku pernah membuat kesepakatan dengan ayahku, jika sampai enam bulan dia berada di sini, dan aku belum memiliki perasaan apapun padanya, maka orang tuaku tidak akan lagi berusaha menjodohkan kami. Itulah alasan kenapa dulu aku bersikap menyebalkan pada Flora agar dia merasa kapok lalu memutuskan untuk pergi dengan sendirinya dariku. Namun, sekarang jika mengingat sikap burukku terhadap dirinya dulu, aku jadi merasa bersalah.
Aku tahu bahwa Flora tidak tahu apa-apa tentang rencana perjodohan yang dicanangkan oleh orang tuaku. Yang dia tahu hanyalah dia datang ke sini untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik daripada dia tetap berada di Colorado. Lalu, dengan alasan itu, ayahku langsung menempatkannya sebagai asisten pribadiku menggantikan Tracey.
Kuakui, saat awal menjadi asistenku dulu, Flora memang ceroboh dan tidak tahu apa-apa. Tapi, dia adalah tipe wanita yang gigih dan rajin. Meski dulu aku berulang kali menyulitkannya dalam setiap tugas yang kuberikan, tapi dia tetap bertahan hingga sekarang menjadi asisten yang baik dan bisa kuandalkan.
Aku bersyukur atas kegigihannya itu. Kalau yang ada di posisi Flora saat itu adalah orang lain, kemungkinan besar orang itu pasti akan langsung kabur karena punya atasan yang sangat cerewet seperti diriku.
Hingga semakin lama dia menjadi asistenku, aku jadi terbiasa akan kehadirannya dan melupakan niatku yang dulu ingin mendorongnya menjauh. Justru, sekarang aku malah berubah pikiran ingin agar dia terus menjadi asistenku. Entah karena kemampuannya yang sudah meningkat sehingga dia sudah kompeten menjadi asistenku atau karena aku menyukai karakter dan pribadinya? Yang jelas, aku sudah cocok bekerja dengannya.
Meskipun kini aku sudah merasa nyaman atas kehadirannya, tapi bukan berarti bahwa aku sudah memiliki perasaan padanya, apalagi jatuh cinta.
Yang benar saja. Bahkan baru hitungan bulan sejak aku putus dari Tracey, tidak mungkin aku berpindah hati secepat itu, bukan? Selain itu, aku sangat mengenal karakter diriku sendiri. Dan aku bukan tipe pria yang mudah jatuh hati pada seseorang dalam waktu yang cepat. Selalu butuh waktu paling tidak satu atau dua tahun bagiku untuk mengenal seseorang itu lebih dulu, hingga aku bisa benar-benar yakin bahwa aku menyukainya.
Karena itulah aku yakin bahwa kenyamananku pada Flora saat ini hanya sebatas karena aku menyukai kinerjanya. Selebihnya, aku belum memiliki perasaan apapun padanya. Yang jelas, sekarang dia masih belum berhasil mencuri hatiku.
Sepertinya, aku harus kembali berbicara dengan orang tuaku. Daripada mereka terus memaksa menjodohkanku dengan Flora, kurasa akan lebih baik jika hubunganku dengan Flora hanya sebatas teman dan rekan kerja. Jika orang tuaku memaksakan hubungan romantis di antara kami, aku takut hal itu justru membuat Flora merasa tidak nyaman berada dekat denganku. Atau lebih parahnya, dia akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai asistenku. Aku tidak ingin hal itu terjadi. Karena aku membutuhkannya. Aku tidak ingin perjanjian yang kubuat dengan orang tuaku yang bersikeras menjodohkan kami, justru membuat Flora semakin menjauh dariku.
"Aku heran kenapa orang-orang suka naik wahana ekstrem semacam roller coaster seperti itu?", ucapan Flora seketika membuyarkan segala pemikiranku tadi.
Sejak tadi, Flora memang berada di sebelahku. Kami sedang menonton televisi di ruang tengah setelah selesai makan malam bersama di rumah orang tuaku tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal His Heart
RomanceKisah tentang usaha Flora Grant dalam mencuri hati Toby Coleman.