Bab 16

100 13 7
                                    

~TOBY~

Aku terbangun dari tidurku ketika merasakan seseorang berulang kali menepuk pelan pipiku. Sebenarnya, aku masih merasa sangat mengantuk. Selain itu, kepalaku juga masih terasa berat akibat alkohol yang kuminum semalam. Karena merasa terganggu, aku pun membuka mata sambil mengeriyip untuk menyesuaikan sinar matahari yang menerangi wajahku.

"Sir...", terdengar suara seseorang membangunkanku.

Pertama-tama, aku mencoba memahami keadaan di sekelilingku. Sekarang, aku sedang berada di kamarku. Lalu, pandanganku tertuju pada seseorang yang kini juga ada di ruang pandangku.

"Flora...", gumamku tidak percaya ketika melihat bahwa seseorang yang tengah membangunkanku tersebut adalah dirinya.

Sekarang, aku jadi bertanya-tanya dalam hati.

Benarkah itu Flora? Dia berada di dalam kamarku dan sedang membangunkanku? Ini seperti mimpi. Atau mungkin ini hanyalah efek dari alkohol yang kuminum semalam? Aku jadi berhalusinasi melihat Flora ada di hadapanku? Tapi, jika ini hanya halusinasi, kenapa suara dan sentuhannya terasa begitu nyata?

"Anda harus bangun..."

Tanpa mendengarkan lebih lanjut ucapannya, aku langsung memegang tangannya yang masih berada di atas pipiku. Kemudian, aku menariknya secara tiba-tiba hingga kini wanita yang kukira Flora itu ikut berbaring di atas ranjangku. Lalu, dengan cepat aku membalik posisi kami sehingga kini aku berada di atasnya.

"S...sir....", sosok wanita yang kini berada di bawahku kini tampak gugup.

Sedangkan, aku masih tetap berada pada posisiku sambil memastikan bahwa wanita yang baru saja membangunkanku ini adalah benar-benar Flora. Aku tidak berkata apapun. Namun, aku terus menatap wajahnya yang kini memerah. Lalu, tanganku bergerak menyentuh sisi wajahnya untuk memastikan bahwa aku tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi.

Butuh beberapa saat bagiku untuk meyakinkan diri. Dan sekarang, aku baru merasa yakin bahwa ini bukanlah mimpi atau halusinasiku semata. Wanita yang ada di hadapanku ini benar Flora. Dia memang berada di kamarku, dan di atas ranjangku.

"Sir... ap... apa yang Anda lakukan?", pertanyaan Flora seketika membuyarkan lamunanku.

Sedetik kemudian, aku baru sadar bahwa posisiku saat ini sangatlah rawan. Lalu, dengan cepat aku menjauh dan membebaskannya dari kungkunganku.

"Flora... kau... ada di sini?", aku ganti bertanya padanya dengan canggung.

Flora yang masih terlihat gugup, kini bangun dari ranjangku. Dia merapikan rambutnya lalu berdiri dengan kikuk.

"Uncle... em... maksudku, Mr. Coleman... sejak tadi mencari Anda untuk membahas persiapan meeting dengan klien pagi ini. Tapi, sampai jam kantor dimulai, Anda belum juga datang. Jadi, Mr. Coleman menyuruhku datang ke sini untuk memastikan keberadaan Anda.", Flora berbicara dengan menunduk dan hanya berani menatapku sesekali.

"Oh... soal meeting ya? Aku hampir lupa kalau aku ada jadwal meeting dengan klien pagi ini.", tiba-tiba aku jadi ikut merasa canggung.

"Kalau begitu... sebaiknya Anda segera mandi dan bersiap-siap sekarang. Sementara, aku akan membantu menyiapkan kebutuhan Anda yang lain.", lagi-lagi Flora masih belum berani menatapku.

"Baiklah. Aku akan mandi sekarang."

Untuk mengurangi rasa canggung di antara kami, aku pun bergegas berjalan ke arah kamar mandi. Begitu sudah berada di dalam, aku langsung menyandarkan tubuhku di balik pintu.

Sungguh, apa yang baru saja kau lakukan Toby? Perbuatanmu tadi pasti membuat Flora takut. Hanya karena belakangan ini kau sering memikirkannya, bukan berarti kau harus menariknya ke atas ranjangmu seperti tadi, bukan? Bagaimana kalau setelah ini Flora jadi menjaga jarak darimu? Dan bagaimana kalau Flora berubah jadi menilaimu sebagai pria yang brengsek?

Steal His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang