Bab 12

87 14 2
                                    

~TOBY~

Hari ini, aku berencana ingin mengajak Tracey makan malam berdua. Namun, aku berniat memberinya kejutan. Aku sengaja tidak menghubunginya lebih dulu dan memilih untuk langsung datang ke apartemennya.

Selain ingin membuat kejutan, ajakan makan malamku kali ini juga sekaligus sebagai permintaan maaf. Beberapa waktu yang lalu, Tracey mengajakku makan siang bersama. Namun, aku menolak karena saat itu jadwalku sedang sangat padat. Jadi, kupikir Tracey akan senang jika aku memberinya kejutan dengan tiba-tiba sudah berada di depan apartemennya lalu mengajaknya berkencan berdua malam ini.

Aku tersenyum ketika melihat mobil Tracey sudah berada di parkiran basement gedung apartemennya. Itu berarti Tracey sudah sampai di apartemen. Aku jadi semakin tidak sabar ingin segera mengejutkannya. Dengan segera, aku keluar dari mobil lalu menuju ke lantai di mana unitnya berada.

Tidak lama kemudian, aku sudah sampai di depan pintu apartemen Tracey. Aku menekan bel yang ada di pintu tersebut. Tapi, setelah menekan tiga kali, pintu apartemennya tidak kunjung terbuka. Padahal, mobil Tracey ada di parkiran. Seharusnya, dia ada di dalam.

Mungkin, dia sedang tidur. Pikirku.

Kemudian, aku memutuskan langsung masuk ke dalam apartemennya tersebut dengan menekan kode kunci pintu apartemen yang pernah dia beritahukan padaku dulu.

"Tracey... Sayang... Aku datang...", aku memanggil sekaligus memberitahunya akan kehadiranku.

Tapi, tidak ada jawaban.

Lalu, pandanganku tertuju pada tas milik Tracey yang tergelak begitu saja di atas sofa ruang tamu. Namun, yang membuatku terheran adalah di samping tas tersebut, terdapat juga tas kerja dan jas pria. Seketika, jantungku berdegup kencang.

Ada barang-barang pria di apartemen Tracey. Siapa pemilik barang-barang itu? Apakah mungkin Tracey...?

Dengan segera aku menggelengkan kepala untuk mengusir pemikiran negatif yang mulai muncul di benakku.

Namun, belum sempat aku menjernihkan pikiran, sayup-sayup terdengar suara desahan dan erangan dari arah kamar Tracey yang berada tidak jauh dari ruang tamu. Dengan langkah cepat, aku bergegas ke arah kamar itu lalu membukanya. Dan aku langsung dibuat tertegun oleh pemandangan yang kini ada di hadapanku. Tracey tengah bersama dengan seorang pria, yang ternyata kuketahui pria itu adalah seorang asisten manajer di departemen marketing di perusahaanku, tengah bercumbu mesra dengan kondisi pakaian atas yang sudah sama-sama terbuka.

Tracey dan pria itu seketika menghentikan kegiatan mereka saat pintu kamar terbuka.

"Toby...!", Tracey berseru terkejut.

Sungguh, dadaku kini rasanya berkecamuk. Aku sangat marah dan sakit hati atas pengkhianatan yang dilakukan oleh Tracey padaku. Terlebih, aku memergoki perselingkuhannya itu dengan kedua mataku sendiri. Perbuatannya itu langsung membuatku merasa jijik padanya. Meski dalam hati aku sangat marah, namun aku berusaha bersikap tenang. Karena jika aku mengamuk dan marah di hadapan mereka, kipikir itu justru akan membuatku terlihat seperti pria yang menyedihkan karena diselingkuhi oleh kekasih wanitanya.

"Aku mengganggu kegiatan kalian rupanya.", aku berbicara dengan nada dingin dan setenang mungkin.

"Mr. Coleman...", pria itu tampak takut saat melihatku. Mungkin, kini dia ketakutan karena ketahuan hampir meniduri kekasih atasannya sendiri.

Baik Tracey maupun pria itu, kini langsung sibuk mencari atasan mereka lalu berpakaian dengan asal. Sedangkan, aku masih diam pada posisiku memperhatikan mereka.

"Sebelum kau melanjutkan kegiatanmu dengan pria itu, kurasa ada hal yang perlu kita selesaikan lebih dulu, Tracey.", aku kembali berbicara saat mereka sudah berpakaian lengkap.

Steal His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang