Bab 17

68 11 8
                                    

~FLORA~

"Astaga! Kepalaku jadi semakin pusing setelah melihat semua angka pada dokumen ini.", Toby mengeluh lalu melemparkan sebuah dokumen yang dia pegang ke atas meja. Kemudian, dia bersandar pada kursinya.

"Apakah Anda sakit, Sir?", tanyaku yang kebetulan sedang berada di ruangannya untuk mengantarkan dokumen lain yang tadi dia minta.

Toby menggeleng sambil tetap bersandar dan memejamkan mata.

"Entahlah. Tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing.", kemudian dia membuka mata dan melihatku. "Flora, apa kau punya aspirin? Aku membutuhkannya sekarang. Karena jika tidak, aku tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaanku hari ini."

"Sebentar. Aku akan mencarinya di kotak obat."

Aku bergegas keluar dari ruangan Toby lalu menuju ke meja kerjaku untuk mencari aspirin pada kotak obat yang selalu kusimpan di laci. Untung saja, aku punya stoknya. Sebelum kembali ke ruangan Toby, aku mengambil segelas air. Barulah kemudian aku membawa aspirin dan segelas air tersebut ke ruangannya.

Saat aku masuk, Toby masih pada posisinya yang tadi, yaitu duduk bersandar di sofa sambil memejamkan mata.

"Ini aspirin yang Anda minta, Sir.", kataku.

Toby membuka mata lalu menerima sebutir aspirin beserta gelas berisi air yang kubawa. Setelah meminumnya, dia kembali bersandar.

"Aspirin yang Anda minum itu mungkin akan memberikan efek kantuk. Sebaiknya, Anda tidur sejenak hingga pusing yang Anda rasakan mereda.", saranku.

Toby menggeleng.

"Tidak bisa. Aku harus memeriksa laporan ini dan melakukan revisi jika memang diperlukan. Karena besok pagi aku akan bertemu lagi dengan Mr. Roberto. Kau tahu sendiri betapa sulitnya aku mendapatkan kontrak kerja sama dengan bajingan itu. Dan aku tidak ingin dia membatalkan proyek kerja sama kami hanya karena dia kesal saat melihat laporanku yang berantakan."

Aku memang tahu bahwa sekarang Toby sedang mengerjakan proyek besar. Proyek ini merupakan proyek kerja samanya dengan Mr. Roberto, yang merupakan salah satu dari sekian banyak klien yang sulit dia dapatkan. Setelah bersusah payah menggaet Mr. Roberto, tentu saja Toby tidak ingin membuat kliennya itu kecewa hingga membatalkan kerja samanya. Apalagi, klien yang satu ini cukup impulsif.

Tapi, jika Toby terus memaksakan diri, aku khawatir dia akan benar-benar sakit.

"Sir, apa yang bisa kulakukan untuk membantu Anda? Jika memaksakan terus diri bekerja, Anda bisa semakin sakit. Jadi, kumohon beristirahatlah sejenak. Biar aku yang membantu memeriksa laporan tersebut sementara Anda tidur hingga pusing yang Anda rasakan mereda."

Toby tampak berpikir sejenak. Kemudian, dia menghela napas lelah.

"Sepertinya, kau benar. Dengan kepala yang pusing seperti ini, aku juga tidak akan fokus bekerja.", katanya mengalah. "Sekarang, kemarilah.", dia menyuruhku mendekat padanya lalu menggeser layar komputer agar aku juga bisa melihatnya. "Ini adalah laporan dari pengujian proyek yang baru saja dijalankan. Setiap parameter di sini, ada nilainya masing-masing.", Toby menjeda kalimatnya lalu menujukkan dokumen yang tadi dia lempar ke atas meja. "Lalu, dokumen ini berisi faktor koreksi dari setiap parameter yang ada di laporan. Yang perlu kau lakukan adalah temukan lalu tandai semua nilai parameter yang melebihi faktor koreksi dan tidak memenuhi spesifikasi. Apa kau bisa melakukannya?"

Aku mengangguk paham akan penjelasan Toby.

"Ya. Aku paham, Sir."

Kemudian, Toby berdiri dari kursinya.

"Kau bisa duduk di sini sambil memeriksa laporannya.", katanya sambil mempersilahkanku duduk di kursi kebesarannya.

Aku pun mengerutkan dahi.

Steal His HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang