Author POV:
"Ohh,, ohhh ,, kanghh shh awhhh"
Suara desahan terdengar dari situ kamar, di dalam kamar tersebut bukan hanya 2 orang antara 1 lelaki dan 1 perempuan tapi ada 4 orang, 1 perempuan dan 3 laki-laki .
Si perempuan kini sedang menungging memperlihatkan pantat besar nya, di belakang nya ada seorang lelaki yang tengah merojoki memeknya, sedangkan di depannya ada 2 lelaki yang menyodorkan kontol mereka untuk di hisap si perempuan.
Ke empat orang itu adalah Bi Ani, Mang Yana, A Cecep dan Mang Jamil ( orang yang tak di kenal Rama ) . Mereka bergantian menggarap memek Bi Ani dan kini adalah bagian nya Mang Jamil.
Kontol Mang Jamil merupakan kontol terbesar diantara ketiga nya membuat Bi Ani sungguh keenakan, dia bahkan tak fokus ketika di minta untuk menghisap kontol dua lelaki yang ada di hadapannya. Entah sudah berapa kali ia ngecrot malam itu dimulai dari Mang Badra, Mang Yana, Cecep dan kini Mang Jamil. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya kalau malam ini ia bisa menikmati 4 kontol sekaligus dalam semalam.
Mang Jamil begitu cepat menyodokkan kontol nya ke memek Bi Ani yang sudah sangat becek dan longgar, sebenarnya Mang Jamil tak begitu menikmati entotan nya ini karena ia tak merasakan jepitan hangat di kontol nya, mungkin karena sebelumnya memek Bi Ani sudah di gempur oleh 3 kontol yang berbeda ukuran membuat memek itu jadi longgar.
"Shhh mhhh mhhhh shhh"
"Yang bener atuh bi ngisep nya " keluh Mang Yana saat merasa ngilu kala kontolnya terkena gigi Bi Ani.
"Iya Bi kontol saya juga pengen di isep nih sama Bi Ani" Cecep juga mengeluh karena sedari tadi kontolnya hanya dikocok oleh tangan Bi Ani.
"Mang, buru atuh , lama banget ngentot nya dari tadi" Ucap Cecep ke Mang Jamil .
"Shhhh,,, sabarr atuhhh sshhh shhh oh ohh"
Setelah cukup lama akhirnya Mang Jamil menunjukan tanda-tanda akan ngecrot, entotan nya di memek Bi Ani semakin cepat, nafas nya mendengus-dengus dan,,,,
Crottttttt crottttttt crottttttt crottttttt
Mang Jamil mengeluarkan pejuhnya di dalam, Bi Ani sampai bergidik merasakan penuh hangat Mang Jamil di dalam memek nya. Selesai orgasme Mang Jamil segera digantikan oleh Cecep .
"Ouhhh" desah Bi Ani saat Cecep memasukan kontolnya setelah sebelumnya memek yang becek pejuh Mang Jamil di lap olehnya. Tanpa menunggu lagi Cecep menggenjot kan kontolnya di memek Bi Ani dengan posisi biasa Bi Ani yang mengangkang dan Cecep yang berada di atasnya.
Bi Ani tak begitu menikmati entotan Cecep di memeknya karena ukurannya yang cukup kecil dibanding dengan yang lain, pandangan nya terus mengarah ke kontol besar Mang Jamil yang kini sudah tertutup celana, sebenarnya dia ingin dientot lagi oleh Mang Jamil tapi dia malu karena Mang Jamil ini suami teman baik nya sendiri. Meskipun begitu dia tetap mencoba menikmati entotan Cecep, dan terus menghisap kontol nya Mang Yana yang ada di mulut nya.
Mang Jamil yang sudah memakai celana pergi meninggalkan kamar itu, membiarkan Mang Yana dan Cecep menuntaskan birahi mereka yang masih membara. Kini tujuan nya adalah merokok untuk menenangkan pikiran, dia merokok di ruang tamu telinganya masih mendengar suara erangan dan desahan dari kamar tapi dia tak bernafsu lagi. Pikirannya menerawang tentang hidup nya.
Ia hanya lelaki kampung biasa yang kesehariannya adalah bekerja di ladang membuat tubuhnya menjadi kekar terbentuk secara alami, wajahnya yang jantan terlihat galak membuat ia agak disegani oleh warga apalagi dia yang dulunya mantan preman pasar, rumah tangga nya pun sekarang baik-baik saja setelah dulu sempat diterjang masalah ekonomi tapi sekarang berkat usahanya masalah itu teratasi walaupun dengan cara yang 'berbeda'. karena nafsunya yang cukup besar sering kali membuat istrinya kewalahan dan suatu kejadian pun terjadi, kejadian yang awalnya ia sesali tapi sekarang ia malah bersyukur dan beruntung.
Untuk menghilangkan pikiran kotornya dia memutuskan keluar menyusul Mang Badra yang merokok , tapi pas dia cek ke belakang rumah dia tak menemukan siapapun padahal seingat nya tadi Mang Badra pamit pergi ke belakang untuk merokok.
"Arghhh!! Arghhh!"
Saat ia ingin kembali ke dalam rumah ia mendengar suara aneh, seperti suara orang ngentot awalnya ia pikir itu suara Bu Ani San teman nya di dalam tapi setelah di dengarkan lagi itu suara yang berbeda.
Karena penasaran dia memutuskan pergi mengikuti asal suara yang ternyata dari arah bale-bale. Dia berjalan dengan pelan, karena ia tak mau kalau ketahuan mengintip, ia penasaran siapa yang sedang ngentot disana.
Dia diuntungkan karena keadaan yang gelap jadi dia bersembunyi di semak-semak di dekat sana.
Mang Jamil kaget dengan apa yang dilihat nya. Dia tau kalau yang sedang ngentot disana itu Mang Badra, dia tak kaget karena memang sedari dulu ia dan Mang Badra ini sama-sama bernafsu besar karena itu ia sudah tak heran kalau ia melihat Mang Badra ngentot , ia juga pernah ngentot satu orang yang sama dengan Mang Badra seperti tadi contoh nya.
Yang membuatnya kaget adalah orang yang dientot Mang Badra, yang ternyata seorang lelaki, ia tak tau kalau Mang Badra berani melakukan hal itu kepada lelaki yang sama-sama memiliki kontol.
Tapi dilihat dari ekspresi Mang Badra dia bisa lihat kalau dia sangat menikmati apa yang sedang dia lakukan, bunyi tepokan pantat terdengar menambah suasana. Kontol nya jadi terbangun melihat pemandangan yang menggairahkan di depannya, tanpa sadar dia mengelus jendolan celana nya yang sudah mengembung.
"Ohh,, ohh,,, Mangghh shh cepetin Manghh shh ouhh"
" Ouhh,, ouhh shh sempit Rammhh shh uhhh "
Ia tak tau siapa yang dientot Mang Badra, dengan tubuh yang kecil dibanding Mang Badra dan wajahnya yang tampak tak asing seperti ia pernah melihat orang itu sebelumnya, wajah nya yang menggairahkan membuat ia yang melihatnya jadi terbakar lagi gairah nya karena melihat begitu keenakan nya Mang Badra apalagi saat mendengar suara desahan mereka membuat ia tak tahan mengocok kontol nya.
"Ohhh,, ohhh Ramm shhh enakk bangett shh lubang kamuhh shh ouhh"
" Sempitthh bangetthh shhh ouhhh "
"Ahh, ahh ahh enak gak mang shh ouh lubang akuh?"
"Ohh, ohh,, ohh enak Ramhh shh ouhh lebih enakk dari memekkhh ouhh shhh"
Mang Jamil mempercepat kocokan dikontolnya sambil membayangkan ia yang tengah berada di posisi Mang Badra ia penasaran bagaimana rasanya karena seumur hidupnya ia tak pernah sekalipun berhubungan badan dengan seorang laki-laki , apalagi saat mendengar suara Mang Badra yang mengatakan kalau lubang lelaki yang dientot nya lebih enak dari pada memek yang pernah ia coba membuat rasa penasaran nya semakin tinggi.
Pejuhnya kembali keluar berbarengan dengan Mang Badra yang mengeluarkan pejuh nya di dalam lubang laki-laki itu, padahal Mang Jamil ini termasuk susah keluar kalau hanya dengan kocokan tangan saja, tapi sekarang ia bisa keluar hanya dengan melihat Mang Badra dan lelaki kecil yang sedang ngentot.
Mang Jamil masih melihat Mang Badra yang menindih tubuh mungil di bawahnya kemudian mereka bangkit , mereka terlihat sedikit mengobrol dan kembali memakai pakaian , melihat mereka yang sudah selesai, Mang Jamil bergegas pergi dari sana kembali ke rumah Bi Ani.
Di kamar masih terdengar suara erangan dan desahan dari Bi Ani yang ia yakini masih dihajar oleh Mang Yana dan Cecep. Ia memutuskan tak masuk ke dalam lagi tapi memutuskan untuk duduk santai di ruang tamu. Pikirannya menerawang mengingat kejadian yang dilihat nya tadi.
Lamunan nya buyar saat melihat Mang Badra masuk dari pintu belakang.
"Abis dari mana Dra?"
"Abis dari sungai mules perut saya" ujar Mang Badra santai kemudian dia gabung bersama Mang Jamil, dari mukanya terlihat sekali jejak kepuasan membuat Mang Jamil semakin penasaran bagaimana rasanya ngentot dengan laki-laki.
Sedangkan ditempat lain orang yang sedang dipikirkan Mang Jamil sudah tidur nyenyak karena kecapean.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/311965994-288-k781981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMIKAT PARA LELAKI
FantasiMenceritakan kisah seorang pemuda yang berlibur dikampung halaman Ibunya. Tapi apakah keputusan nya benar? Mau tau bagaimana kisahnya? Simak langsung yaa PERINGATAN CERITA DEWASA MENGANDUNG ADEGAN SEKS DAN VULGAR MENGANDUNG KATA-KATA KASAR. HOMOPHOB...