BACA AJA: 2

140 6 0
                                    






































Di dalam rumah sakit seorang pria sedang berjalan ke arah ruangan VIP. Dari ke jauhan terdengar samar samar suara wanita melantunkan ayat suci Al-Qur'an.

Semakin dekat lantunan itu berubah menjadi tangisan. Pria itu membuka pelan pintu kamarnya
"Assalamu'alaikum" Wanita itu lalu melihat ke arah nya dengan wajah lirih "Waalaikumsalam".

"Apakah ada perkembangan ibu" Wanita yang di panggil ibu oleh pria ini hanya menggeleng lemah. Di samping itu terlihat pria lain yang sedang berbaring layak nya orang mati, berbagai macam peralatan medis di sekitar tubuhnya.

"Sepertinya ayahmu masih betah dengan dunianya. Dunia di mana ayahmu bisa melakukan sesukanya." Ibu memandang ke arah pria itu yang ber setatus anaknya.

"Ibu sangat menyesal mengetahui dia meninggalkan Ayah mu dengan memberikan luka yang dalam" Pria itu menyerit tak paham, Ibu tersenyum kecil.

"Ketahuilah sayang ibu bukan cinta pertama ayah mu, ayah mu sangat mencintai dia tapi Allah ingin  menegur hambanya yang lalai akan larangannya. Dia pergi dengan memilih pasangan yang lain. Ayahmu sangat sakit hati akan hal itu." Pria itu lalu mendekati ibu nya yang sedang menahan tangis.

"Tapi 5 tahun berlalu, ayah mu baru mendengar kabar bahwa cinta pertama nya telah bunuh diri setahun setelah ia meninggalkan dirinya. Ayah mu sangat terkejut akan hal itu. Ia selalu merenung di ruang bawah tanah, ibu tak tau apa yang terjadi. Tapi semenjak itu ayahmu semakin kehilangan kendali. Ibu mohon pergilah ke ruang bawah tanah, cari lah petunjuk di sana."  Pria itu mengangguk pelan ia melirik ke arah bangkar ayahnya.


"Ayah bakal kembali saya yakin"



*******

"Putra.. " Radiy bergumam tak jelas di dalam tidur nya, bergerak ke kiri kanan bahkan tanpa sadar ia menangis dalam tidurnya. Hati Freya sakit melihat anak nya begitu kesakitan.

"Radiy hiks anak mama, Pa Radiy.. " Kiro sama sedih nya ia tak bisa menyalahkan Putra, Putra hanya anak yang baik, kenapa dia bisa lahir di dalam keluarga sialan. Damian-- kiro mengeraskan rahang nya saat mengingat nama itu.

Freya membawa Radiy ke dalam dekapannya. Tubuh Radiy semakin panas gumamnya tak pernah berhenti. "Aisyah" Freya dan kiro langsung bertatapan dengan wajah terkejut.

"Pah Radiy kejang kejang cepat bawah ke rumah sakit! " Pekik Freya saat merasakan tubuh Radiy bergejolak tak karuan. Tanpa aba aba Kiro langsung menggendong Radiy dengan tergesa ia langsung membawa Radiy ke dalam mobil.

"Hiks sabar sayang.. " Lirih Freya seraya mengusap puncuk kepala Radiy.


****

Pintu berwarna coklat yang sangat usang banyak tali kelelawar di pinggir maupun atas, semakin di dekati terlihat papan nama di atas bertuliskan 'ALBRIGEL & MAHENDRA'.

pria itu membuka pintu dan masuk ke dalam nya, banyak buku buku di setiap rak tetapi yang paling menarik perhatian pria itu, sebuah meja yang memiliki hiasan Foto Polaroid bergantungan di sana, mengambil satu pria itu menyimpan nya ke dalam saku.

Di atas meja nampak sebuah buku serta surat yang ada di sampingnya. Pria itu mengambil nya
"Albrigel" Gumamnya pelan. Saat ingin membaca surat itu, tiba tiba benda pipih yang berada di saku berdering.

Mengambil benda pipih itu ternyata ibu nya yang menelpon segera ia mengangkatnya.
"Assalamu'alaikum" Salam ibu nya dari telpon
"Waalaikumsalam, ada apa ibu" Pria itu sambil sesekali melihat seluruh ruangan.

"Cepat ke rumah sakit sayang! " Seru ibu di sana dengan khawatir. Mendengar hal itu ia langsung menyimpan buku itu lalu melangkah pergi dari sana.

"Iya bu"


******

"Kakek kenapa daddy pelgi jauh" Anak kecil yang bisa di katakan berumur 3 tahun itu betanya dengan kakek nya. "daddy nda cayang cama Lintang yaa.." Sedih anak kecil itu yang ternyata bernama Lintang.

Melihat cucu nya bersedih kakek langsung membawa nya ke dalam pelukan.
"Daddy sayang kok sama Lintang sayang banget malah, Lintang tau gak daddy selalu ada di deket Lintang loh" Anak kecil itu menatap ke arah kakek nya dengan bingung, " Maca cih"

Kakek tersenyum lembut, ia lalu menunjuk ke arah hati Lintang, "daddy selalu ada di hati Lintang, daddy juga pasti ikut sedih, ngeliat Lintang sedih"

"Lintang gak mau daddy cedih--" Lintang mengusap matanya guna menghilangkan air mata. "Cudah! Daddy nda cedih lagi kan kek" Lintang menatap kakek nya dengan tersenyum polos. Yang di balas anggukan kakeknya.




































"Maafkan kakek sayang"






































Mimin lagi bersemangat nulis 😋

Mimin ucapkan terimakasih yang baca cerita ini walaupun ini cerita gak nyambung wkwk.














FRIENDZONE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang