BACA AJA.

153 9 0
                                    
























Putra tersenyum hangat melihat Radit yang begitu antusias saat melihat diri nya, Ia berdoa agar tak terjadi masalah untuk kedepannya.

Putra menghampiri Radiy lalu mengusap rambutnya. "Selamat ulang tahun Lin" Radiy mengangguk cepat dengan senyuman yang tak pernah turun.

Namun mungkinkah Tuhan ingin memberikan teguran kepada Hambanya yang terlalu terlena akan kehidupan di bumi, Damian datang dengan 5 bodyguard berbadan kekar jika di lihat tak jauh dari sana ada wanita cantik mungkin seumuran dengan Radiy.

"Putra! " Teriak Damian menghampiri anak nya.
Mereka yang melihat kedatangan Damian langsung berwajah marah terlebih Kiro ia sangat geram dengan Damian. Membuat masalah di hari spesial anak nya sangat gila!.

Putra tak membalas teriakan Damian ia berdiri di hadapan Radiy dengan tangan yang bertautan seakan ia mencoba menenangkan Radiy yang sedang bergerak gelisah.

"Pulang dengan cara baik baik, atau mau dengan cara kasar?! " Ini bukan pilihan Putra yakin ia akan tetap di bawa dengan cara kasar. Putra masih tak membalas atau pun memilih pilihan yang di berikan Damian.

"Jangan ribut di tempat saya Tuan Damian. " Kiro berjalan mendekati anak nya sambil menekankan kalimat terakhir nya.

"Ahh maaf Tuan kiro saya hanya ingin menjemput anak saya."  Damian berjalan beberapa meter dari Putra dengan wajah tak bisa di baca

"sejak berpacaran dengan anakmu Ia menjadi pembangkang apa begini cara mu mendidik anak mu" Kiro mengetatkan rahang nya ia mengepal kuat kedua tangannya.

Tak jauh dari itu Putra sama hal nya dengan Kiro wajah yang dingin berubah semakin dingin, sampai sampai ia tak sadar mengeratkan genggaman Radiy.

Radiy sadar Putra sedang menahan amarah nya,  takut-- itu yang Radiy rasakan kenapa Tuhan begitu kejam memberikan teguran ini. Radiy masih belum siap untuk berpisah dari Putra.

Melihat keterdiaman mereka Damian menyeringai menang. "Luna kesini" Wanita yang sedari tadi menunggu di dibelakang langsung berjalan mendekati Damian.

"Aku memberi mu pilihan Putra, jika kau memilih Luna aku tidak akan membunuh nya, tapi kalau kau memilih pacarmu itu, aku akan membunuh nya di sini jika perlu pacar mu juga akan ku bunuh! "

Apa lagi ini Putra sama sekali tak habis pikir dengan Daddy nya, dengan seenak jidat memberi pilihan yang bahkan berakhir sama ia akan tetap meninggalkan Radiy.

Putra sangat kebingungan Ia ingin memilih Radiy tapi Putra juga tak ingin melihat seseorang kehilangan nyawanya yang bahkan tak tahu arah masalah ini.

Putra berbalik badan lalu memeluk Radiy, Radiy sangat terkejut tapi ia tetap membalas pelukan itu, lumayan lama Putra melonggarkan pelukannya.

Putra tersenyum tulus lalu mencium bibir Radiy, keadaan Radiy sangat kebingungan senyuman itu juga baru pertama kali ia lihat dan sekarang apa ini Putra mencium bibir nya.

"Aku akan selalu bersama mu di langit--" Putra menunjuk ke arah hati Radiy " Mau pun di sini"

"Jika kamu rindu lihatlah bulan aku akan mengawasi mu dari sana. Aku sangat mencintaimu Lintang" Senyum tulus itu tak pernah pudar. Putra menatap ke arah kiro.

Kiro paham akan tatapan itu, tatapan maaf sekaligus tulus, Kiro mengangguk kan kepalanya menandakan Ia menyetujui keputusan Putra.

Radiy merasakan genggaman Putra semakin longgar ia menatap ke arah Putra dengan bingung, tapi hanya di balas dengan senyuman.

Putra berjalan ke arah Damian dengan wajah yang kembali dingin, saat tiba di hadapan Damian tanpa melihat "cepat pergi atau aku berubah pikiran" Ucap Putra menekan. Damian hanya acuh tak acuh ia langsung beranjak pergi dari sana tanpa berpamitan dahulu.




***

Radiy sangat kebingungan, apa yang terjadi kenapa Putra berjalan mendekati Damian apa ia memilih menikahi wanita itu, kenapa!.

Radiy tak bisa membendung semua kesediaanya. Radiy menangis histeris, hatinya sakit bagaikan terjerat rantai besi.

"Putra hiks...hikss"

"Hiks kenapa lo hiks..lebih milih wanita itu hikss" Kaki nya seperti melemah ia terduduk memeluk kakinya.

"Lo kenapa milih hiks wewe gombel dari pada gue yang berlian hikss"

"Hiks gue gak mau! Gue gak hiks mau.. " Lirih Radiy di akhir kalimat nya sebelum ia benar benar ke hilangan kesadaran.


"RADIY"

"ADEK"

"ABANG"












































"I love you too putra"



























👊👊👊👊👊👊👊


👊👊👊👊👊👊👊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FRIENDZONE (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang