part 9

944 39 3
                                    

SELAMAT MEMBACA.

.
.
.
.
.
.

Ziya pov

Aku pergi meninggalkan area belakang sekolah dan berjalan menuju kantin dimana Zara, Mauren, dan kak Regan menunggu.

Aku berjalan menuju kantin dengan perasaan yang campur aduk, ada rasa takut, sedih, merinding, marah, hingga menciptakan sebuah rasa yang tidak dapat di jelaskan.

Kaki ini saja sudah bergetar. Lalu bagaimana jika ia sudah melihat muka Regan yang menyeramkan itu? Bisa tambah dahsyat getarannya.

Di depan sana aku sudah nampak sosok Regan yang masih berdiri sambil menatap dengan mata elang ke arahku. Nanti harus ngomong apa?

"Maaf kak Regan baju mu kotor kembali akibat jatuh ke dalam genangan air yang ada di sana. Soalnya tadi aku jemur di belakang sekolah. Tolong maafin."

Nggak nggak. Kalau aku ngomong gitu bukannya di maafin, yang ada pasti malah makin ribet urusan nya.

Ayolah otakk... Berfikir lah!
Ahk sial! Otakku saat ini tidak bisa berfikir dengan baik.

"Mana?" Tanya nya.

Tangannya sudah melayang di udara, meminta baju seragam nya kembali.

"......"

"Kenapa lo diam aja? Gue bilang mana baju seragam nya?"

Aku masih diam, takut dan bingung mau melakukan apa.

"LO DENGER GUE NGGA SIHH?" bentak kak Regan yang kepalang kesal karena aku yang tidak kunjung menjawab.

"Se-sebelumnya aku m-minta maaf."
Kata ku terbata bata.

Regan menaikkan satu alisnya keatas.

"Maaf?" Tanyanya sambil melipat tangan di depan dada.

"Ba-baju.. baju kakak ngga sengaja  jatuh tertiup angin mungkin. Lalu jatuhnya kedalam genangan air yang ada di sana." jelasku cepat yang membuat Regan menatap ku dengan tatapan tidak percaya. Matilah akuu! Seperti nya dia akan marah kali ini "ma-aff aku nggak sengaja. Tadi aku   jemur di belakang sekolah. Pas mau ambil aku udah nemuin baju kakak yang udah tergeletak di bawah."

Dia berdiri tegap di hadapanku. Kedua tangannya kembali terlipat mata dan wajah nya seketika menjadi datar. Tidak mungkin seorang Regan dewangga putra akan memaafkan nya begitu saja. Ia pasti akan memberi pelajaran bagi siapapun yang berani mencari masalah dengan nya.

"Pulang sekolah tunggu gue. Gue bakal ngasih Lo pelajaran nanti."

Setelah itu Regan pergi. Ziya yang masi berdiri hanya bisa merutuki diri.

Ziya duduk bersama Zara dan Mauren. Memakan pesanan yang sudah di pesan kan oleh Zara.

"Kok bisa si zi?" Tanya Zara.

"Tadi aku taruh di belakang sekolah. Waktu aku kesana baju kak Regan udah ga ada di jemurannya." jelasku.

"Lo bakal berurusan sama dia!" Ujar Mauren.
"Lo bakal kena buly atau bahkan Lo bakal masuk ke dalam masalah yang lebih bahaya lagi!"

REGAN & ZIYA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang