part 31.

216 7 0
                                    

SELAMAT MEMBACA.

.
.
.
.
.


Rintik hujan tampak terdengar deras tanda bahwa ia tak mau berhenti. Hari sudah gelap untung gemuruh tak terlalu kuat. Ziya menatap setiap tetesan air hujan dari jendela kamarnya.

Ia sendirian, tak ada yang bisa di ajak bercerita berkeluh kesah. Dulu saat sang ibu masih ada, sang ibu pasti mengajaknya mengobrol, ia menceritakan keluh kesah nya entah itu suka maupun duka.

"Ibu aku rindu" ucap ziya lirih. Tak sadar bahwa air matanya sudah mengalir deras seperti derasnya hujan saat ini.

"Semenjak ibu gak ada, cobaan selalu datang bertubi-tubi." Ucap ziya sambil menangis tersedu.

"Ibu dan ayah pasti kecewa sama aku kan, aku gak melanjutkan sekolah ku, aku membuat ibu dan ayah malu."

Tampaknya hujan kali ini merasakan betapa hancurnya hati Ziya.

"Sayang, apapun yang terjadi mama bakal selalu bikin kamu bahagia dan tercukupi, mama akan berusaha, kamu jangan sedih ya." Ucap ziya sambil mengusap perutnya.

Tak lama kemudian Ziya tertidur dengan jejak air mata di matanya.


.......

Di sisi lain, Regan yang sedang berada di kamarnya sedang bermain ponsel sambil melihat YouTube. Akhir-akhir ini ia menjadi sering menonton berbagai serial kartun yang ada di YouTube. Lalu tak lama ada yang mengetuk pintu.

"Regan ini ada fano dan teman kamudi bawah, mereka katanya bawain pizza pesenan kamu tuh." Panggil sang mama.

"Suruh masuk aja mah."tetapi ia bingung kenapa ada temannya yang lain, padahal dirinya hanya menyuruh fano.

"Kenapa Lo pada disini? Kan gue cuma nyuruh di fano?"

"Tadi nya gue, Gio, Adit lagi di jalan mau kerumah fano, eh gatau nya ketemu dia di jalan. Kata nya juga dia mau kerumah Lo. Yaudah kita-kita ngikut." Jelas Marsel.

Regan hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Lalu ia menyuruh gio untuk membuka pizza yang sudah di bawakan oleh fano.Mereka menikmati pizza bersama.

"Lo lagi program gemukin badan ya gan?" Tanya Gio bingung. Pasalnya malam ini sahabat nya itu  makan terlalu over dari porsi biasanya.

"Ssst, diam deh Lo pada. Orang gue gak tau jugak beberapa hari ini gue sering banget makan banyak dan suka aneh-aneh. Ucap Regan tanpa menatap ke-empat sahabatnya yang sedari tadi berkerut dahi.

Berselang beberapa detik gio menggebrak meja dan membuat Adit tersedak. Gio sang pelaku hanya tersenyum tengil.

Lalu tak lama ia menatap Regan binar dan memeluk Adit. "Gak lama lagi kita punya ponakan bro."

"Kerasukan Lo? Sana jangan peluk-peluk gue." Ucap Adit bingung atas pemikiran sahabatnya yang satu ini.
Regan hanya mendengus dan lanjut makan.

Fano dan yang lain hanya menatap Regan curiga. Tak mau ambil pusing mereka mengendikan baju acuh dan memakan pizza yang tersisa.

.......

Sudah berhari-hari Regan tak menemui ziya. Ia merasa ingin mengetahui apa kabar gadis itu. Di tengah pikiran itu, pandangannya tanpa sengaja tertuju pada seorang perempuan yang tengah menyebrang jalan hendak menuju ke ruma sakit.

Ziya? Regan mengucek matanya, takut salah lihat. Namun, setelah Regan pandang kembali perempuan itu, ternyata memang benar dia ziya.

Tanpa pikir panjang Regan ikut menyusul ziya yang sudah memasuki pintu rumah sakit.

"Ziya."

Ziya mendongak, bola matanya membulat sempurna seperti baru saja melihat setan.

"Kak Regan kok bisa ada di sini?" Tanya ziya bingung.

"Tadi gue gak sengaja ngeliat Lo, jadi gue ikutin." Ziya hanya ber oh ria ketika mendengar penjelasan lelaki itu.

"Lo mau ngapain?"

"Aku mau periksa aja kok kak."

"Gue temenin ya?"

"Tapi kakak harus sekolah."

"Gak papa, gue mau bolos aja."

"Yaudah deh."

Selang beberapa menit, akhirnya kini giliran ziya. Setelah mendengar instruksi ziya dan Regan masuk bersama kedalam ruangan.

REGAN & ZIYA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang