part 13

828 37 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

.
.
.
.
.
.

........

"zi, ren ke kantin yuk." ajak zara setelah bel istirahat berbunyi sejak beberapa menit lalu.

"Ayo, tapi bentar ya aku beresin buku dulu." ujar ziya menanggapi ajakan Zara.

Mereka bertiga berjalan menuju kantin yang di padati siswa. Zara tersenyum melihat masih ada bangku kantin yang kosong. Zara pun mengajak ziya, dan Mauren duduk.

"Ren kamu dong yang pesen, hehe." ujar Zara sambil terkekeh.

"Aelah,, yaudah Lo berdua pesen apa?" tanya Mauren.

"Eum, aku mau siomay sama jus jeruk deh, kalau kamu ziya mau apa?"

"Samain aja kaya kamu Ra." jawab ziya.

"Oke Lo berdua tunggu bentar ya." Ziya dan Zara pun mengangguk.

Tak lama kemudian Mauren datang membawa pesenan mereka. "Pesenan datang."

"Makasih Mauren." ucap ziya dan Zara bersamaan.

Di saat mereka asik makan dan mengobrol, suara seseorang mengalihkan obrolan mereka. Orang itu ialah sekala.

"Hai ziya." sapa sekala.

"Masa ziya doang yang di sapa. Gue sama Zara ngga?" Cibir Mauren.

"Eh lupa. hai Zara, Mauren"

"Hai juga kak ketos." Jawab mauren antusias.

"Gue boleh duduk kan?" Tanya Sekala yang di balas anggukan oleh tiga gadis itu.

Saat ziya ingin meminum minuman nya, tiba-tiba saja ada seseorang yang menyenggol tangannya, hingga minuman itu jatuh dan mengenai baju ziya.

"ups." ucap orang itu yang ternyata viona.

"Lo apa-apaan sih, na?" Tanya Sekala melihat kelakuan viona.

"Gue gak sengaja." jawab viona tanpa rasa bersalah.

"Lo ga punya mata apa? Makanya jalan itu pake mata!" peringat Mauren.

Semua orang menyaksikan keributan tersebut, termasuk Regan dkk.

"Lo kenapa suka banget buat onar si na?" tanya Sekala lagi.

"Kenapa lo jadi belain dia?"

"Ya jelas gue belain ziya, ga mungkin gue belain orang yang salah!"

"Udah kak. Aku gapapa kok." ujar ziya menghentikan perdebatan kakak kelasnya itu.

"Gapapa gimana ziya? Jelas-jelas dia__" belum sempat sekala menyelesaikan bicaranya, ziya lebih dulu memotong "ngga apa-apa kok kak."

Sekala menghela nafas. "Sekarang gue mau Lo minta maaf sama ziya!"

"HAHAA gak Sudi gue minta maaf sama si cupu. Udah untung cuman minuman yang kena baju dia, harusnya lebih dari itu. Cewek kayak dia emang pantes di gituin biar dia nyadar diri!" Teriak viona terang-terangan menghina ziya. Dan tanpa di sadari Regan mengepalkan tangannya mendengar ucapan viona.

"Eh nenek sihir, Jaga omongan Lo ya. Ga berhak Lo ngehina Ziya kayak gitu." ujar Mauren lagi yang tak terima sahabatnya di perlukan semena-mena.

"udah aku ngga apa-apa kok, lagian ini cuma minuman biasa."

"Ziya kalau di biarin, nenek sihir ini bisa ngelunjak."

"udah ngga apa-apa. Kalau gitu aku ke toilet duluan ya." ujar nya sebelum pergi meninggalkan area kantin.

Ziya berlari menuju kamar mandi. Ia pun mengunci pintu toilet dengan cepat. Ziya sudah tak kuasa menahan tangis. Ia tumpahkan semua cairan bening yang sedari tadi ia tahan.

"Yaallah kenapa bisa seperti ini? Aku hanya ingin menikmati sekolah dengan tenang. Tapi kenapa ini yang selalu aku dapatkan? Sebenarnya aku ingin sekali membalas ucapan dan perlakuan mereka. Tapi aku tahu ini hanya cobaan dari mu agar aku bisa lebih sabar. Jadi aku minta berikan kesabaran dan keikhlasan untuk bisa menghadapi mereka"

Ziya menyeka kembali air matanya.

"Kamu harus kuat ziya. Tujuan mu hanya untuk menuntut ilmu di sini." monolog ziya menguatkan dirinya. Sebelum keluar ziya membersihkan bekas minuman di seragamnya.

Begitu keluar sudah ada Zara dan Mauren yang menunggu di dekat pintu kamar mandi.

"Loh kok kalian di sini? Kan bel udah bunyi." bukan menjawab, Zara dan Mauren menghambur memeluk ziya.

"Zi kenapa kamu tadi diam aja? Dan malah bersikap seakan kamu kuat. Aku tau perasaan kamu sebenarnya." ujar Zara menatap ziya.

"Aku harus gimana Ra,ren? Aku gabisa balas mereka."

"Lo hebat zi, gue beruntung punya sahabat kayak Lo dan Zara."

"Makasih ren, aku lebih beruntung punya sahabat kayak kalian berdua Ra, ren." lalu mereka bertiga saling berpelukan.

"Ke kelas yuk." ajak ziya.
Yang di anggui oleh Zara dan Mauren.

......

Saat sampai di pintu kelas, ketiga gadis itu di sambut dengan suara berisik karena guru yang mengajar mereka sedang tidak masuk.

"Untung aja ga ada guru, kalau ada udah jelas kita di hukum karena masuk telat." ujar mauren yang merasa lega.

Ketiga gadis itu saat ini di sibukkan dengan kegiatan masing-masing,
Ziya yang memilih membaca novel yang ia pinjam dari perpustakaan.
Zara yang memilih bermain ponsel nya. Dan Mauren yang memilih untuk tidur.

Saat sedang asik membaca novel nya tiba-tiba saja ponsel milik ziya berbunyi berulang kali pertanda ada pesan masuk, dan tentu mengusik konsentrasi gadis yang sedang membaca itu.

Drrtt drrtt

+62
Ke belakang sekolah sekarang!

Ziya mengerut kan kening saat ada pesan dari nomor tak di kenal yang menyuruh nya kebelakang sekolah.

Siapa ya?

+62
Bos Lo.

Hah?

+62
Regan!.

"Oowh si muka datar" monolog ziya.
Lalu ia terkekeh melihat nama yang ia beri untuk cowok itu.

Oowh kak Regan.
Ada apa ya kak?

Manusia ngeselin di dunia
Lo ga liat td gw blng ap?
Kblng skrng!
GPL

iya kak.

Tak mau mendapat kan hukuman tambahan seperti hari sebelumnya.
Ziya bergegas pergi menuju belakang sekolah.








REGAN & ZIYA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang