part 19

1.4K 29 20
                                    

SELAMAT MEMBACA.

.
.
.
.
.

"Ziya Lo kemarin bolos ya? Terus pulang sama siapa?" Tanya Mauren saat mereka sedang di pinggir lapangan basket. Ya mereka saat ini sedang berteduh karena usai melakukan pengambilan nilai pelajaran pjok.

"Iya kemarin aku bolos."

"Is kok ngga ajak ajak kita si. Ya ngga Ra?" Ujar mauren sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya kenapa ngga ajak ajak. Terus tumben kamu bolos? Kamu kan belum pernah tu bolos-bolos."

"Aku juga ngga mau. Cuma kemarin di ajakin kak Regan."

"Ekhem ada yang jadian nih."

"Cie-cie ziya."

"Is ngga gitu Mauren, Zara."

"Terus apa?"

"Kalian kan tau kalau aku masih di hukum sama kak Regan. Jadi aku cuma bisa pasrah aja."

"Eh iya-ya. By the way sampai kapan?"

"Besok." Jawab ziya bersemangat, tak lupa juga senyum yang merekah di wajahnya. Ya pasalnya besok ia akan terbebas dari hukuman yang Regan berikan. Lihat saja ia tak akan melihat kan batang hidungnya saat ada Regan di mana pun.

....

Ting.

Manusia paling nyebelin di dunia.
|Ke blkng skolh skrng!
|G pke lm. Gue tnggu 5 mnt!

Ziya melihat hp nya saat mendengar ada notifikasi dari aplikasi WhatsApp nya. Ia melihat Regan lah yang mengirim pesan padanya.

Ia menyerengit heran saat membaca pesan dari Regan. Ia tampak berfikir. apa yang di ketik cowo itu? Monolognya.

Ziya membelalakkan matanya saat mengerti pesan dari Regan. Ia buru-buru berlari ke area belakang sekolah sebelum cowo itu akan marah padanya.

Ziya melihat Regan yang berdiri sambil melihat dirinya dengan tatapan datar seperti biasanya.
Duhh pasti telat. Mati lah aku.

"Huh huh huh. Kenapa kak?" Tanya ziya tersengal-sengal.

"Lo telat 2 menit."

"Maaf."

Regan tak menghiraukan ziya. Ia malah kembali duduk sambil menghisap rokoknya.

"Eumm, kak."

"Hmm."

"Kak Regan kenapa nyuruh aku kesini?"

Regan hanya diam tak menjawab pertanyaan dari ziya yang membuat dirinya itu menggerutu dalam hati.
Regan pun tak tahu kenapa ia menyuruh ziya untuk kemari.aneh!

"Aku balik ke kelas aja deh. Dari pada di sini ngga ngapa-ngapain." Baru beberapa melangkah Regan mencekal tangan ziya, sehingga membuat gadis itu memutar tubuh nya kembali.

"Lo sini aja temenin gue!"

"Kakak nyuruh aku di sini aja, tapi malah diemin aku. Kan aku jadi bosen.seharusnya kak Reg_"

Cup!

Ziya membulatkan matanya ketika suatu benda yang kenyal menempel di bibir nya.

"Bawel."

Regan terkekeh saat melihat wajah ziya yang memerah seperti kepiting rebus.

Keheningan lah yang tercipta. Tak ada satupun yang ingin memulai pembicaraan. Begitupun dengan ziya, ia di sibukkan dengan pemikiran nya sendiri.

"Ekhem."

Ziya menoleh saat mendengar deheman dari cowo itu.

"Ziya, gue mau ngomong sesuatu sama Lo." Ujar Regan sedikit gugup.

"Ngomong apa kak?"

"Gue suka sama Lo."

"Hah?" Ziya cukup terkejut dengan apa yang di ucapkan Regan barusan. Tapi tak ayal ia merasa senang saat Regan mengucapkan kalimat itu.

"Ckk gue tau Lo ga budek." Ketus Regan.

"Ooh."

Regan berdecak sebal saat mendengar ucapan ziya.

"Gak pekaan banget si Lo jadi cewe."

"Iya terus kalau kak Regan suka aku kenapa emang nya?" Ujar ziya sedikit menggoda Regan.

"Lo jadi pacar gue lah."

"Kak Regan serius?" Tanya ziya. Pasalnya ia sedikit ragu dengan Regan. Bagaimana bisa Regan menyukai nya? Emang apa yang spesial dari dirinya? Ia hanya seorang gadis yang tidak seperti gadis lainnya.

Regan menyerengit heran mendengar pertanyaan dari ziya. Apakah dirinya tampak bercanda? Pikirnya.

"Huft, kak Regan tau kan aku yatim-piatu. Aku juga bukan orang sepadan dengan kakak. Kalau pun kita berpacaran, aku tidak mempunyai banyak waktu untuk ini dan itu. Karena aku harus bekerja untuk menghidupi diriku sendiri." Jelas ziya sendu. Ah dia jadi kangen dengan kedua orangtuanya.

"Gue bisa ngasih uang perbulan ke lo."

"Maaf kak tapi aku engga bisa." Lanjut ziya sebelum pergi menuju kelasnya kembali.

.....













REGAN & ZIYA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang