part 29

210 5 0
                                    

SELAMAT MEMBACA.

.
.
.
.
.


Mentari menampakkan sinarnya menembus jendela kamar seseorang  yang perlahan membuka matanya. Ia bingung kenapa seluruh tubuh nya terasa sakit semua, jangan lupakan ada beban melingkar di perutnya dan nafas seseorang di lehernya.

"Apa yang terjadi sama aku?" Gumamnya. Ia tak percaya bahwa dirinya menyerahkan mahkota nya kepada seseorang yang sangat ia kenal.

Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Dirinya semakin menangis saat mengingat seseorang memberinya minuman dan berakhir seperti ini.
Andai saja dirinya tidak pergi untuk menemui kakak kelasnya di tempat terkutuk itu, pasti dirinya tidak akan mengalami kenyataan pahit ini.

Lelaki yang terlelap nyaman tampak terusik karena tangis gadis yang berada di sampingnya.

Terdengar Isak tangis pilu gadis di samping nya membuat lelaki itu iba. Dirinya merasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat.

"maaf." Hanya itulah yang terlontar dari mulut kakak kelasnya itu.

Tak ingin terlalu meratapi nasib buruknya gadis itu turun dan memunguti baju-bajunya dan masuk ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi ziya sengaja merendam dirinya di bathtub, mungkin dengan  berendam dirinya bisa sedikit rileks.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan gadis yang memakai baju yang sama seperti semalam.

"Gue mau Lo ga ngomong ke siapapun tentang ini."

Ziya gadis itu hanya diam, selanjutnya dia berjalan tertatih keluar dari apartemen mewah milik kakak kelasnya.

Ziya berjalan di atas trotoar dengan perasaan berkecamuk. Dirinya bingung harus bagaimana lagi menjalani kehidupannya. Dia merasa putus asa tetapi ia juga tahu bahwa sang tuhan yang maha esa tidak menyukai hambanya yang mudah putus asa. Dirinya sadar bahwa masih ada orang lain yang hidupnya lebih susah dari pada dia.

Sesampainya di rumah dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur nya. Ziya berniat untuk tidak sekolah beberapa hari kedepan, ia berfikir tubuhnya butuh sedikit istirahat.

.......

Sejak pagi ziya terlihat lusuh, seperti tidak mempunyai semangat hidup. Zara, sang sahabat pun merasa heran akan perubahan sikap ziya akhir-akhir ini.

Zara merasa ada sesuatu yang di sembunyikan Ziya darinya.

"Zi, kamu kenapa sih? Sakit?"

Ziya menggeleng sebagai jawaban. Mie ayam yang di belikan oleh Zara pun sejak tadi hanya di aduk-aduk saja, ziya merasa sama sekali tidak ada selera untuk menyantapnya.

"Akhir-akhir ini aku lihat kamu banyak diam ziya. Kamu juga sering banget ngelamun. Kalau ada apa-apa kamu bisa kok cerita sama aku. Kamu juga kelihatan nya udah ga deket lagi sama kak Regan. Oh atau kamu sedih karena ga deket lagi sama kak Regan?"

Lagi, ziya hanya menggeleng.

"Yaudah deh kalau kamu gak mau cerita. Tapi itu di makan dong! Jangan di aduk-aduk aja."

REGAN & ZIYA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang