Bab 3

32K 3K 125
                                    

Hi

Hi

Jumpa lagi nih di bab baru

ABSEN DULU MAKE NAMA BELAKANG YUKK

SO, ENZOY YAA

*
*
*


Kesialan Azure harus berlanjut ketika dirinya di perintahkan untuk berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam usai. Dia bisa saja menolak, namun ia tak bisa.

Wewenang nya di tempat ini hanyalah orang asing, dia tak punya hak untuk membantah. Lain halnya dengan kehidupan yang lalu, dia adalah orang di puncak, meski dia hanyalah bayangan.. Tetap saja, dia adalah orang yang di hormati.

Azure berjalan tanpa suara, dia mendekati ruang keluarga yang di isi beberapa orang. Di antaranya, keempat orang yang tadi dia lihat. Pemeran utama dan putra putranya.

Juga, terdapat 4 perempuan, 1 pasang suami istri, dan sepasang juga yang terlihat tua, dua lainnya terlihat seperti seusianya. Langkah Azure terhenti, dia berada pas di belakang Oliver yang tengah memainkan sebuah Game.

"Kau bisa duduk di sebelah Oliver, William."

Azure menatap wanita tua yang berbicara, jika tak salah ingat, wanita itu adalah Charlotte Christopher. Ibu dari Noah, siluetnya benar benar sama dengan yang di tampilkan di cerita.

Wanita berkharisma yang luar biasa. Tidak salah jika semua orang menghormati nyonya besar Christopher tersebut. Selain tegas, Charlotte murah senyum.

Semua mata tertuju pada Azure. Azure yang biasa di pandang oleh banyak pasang mata terlihat acuh. Dengan gerak pelan dan tanpa suara, dia duduk di sebelah Oliver. Karena tempat itulah yang kosong.

Benjamin, suami dari Charlotte berdiri, "Kalian pasti sudah tahu,  jika dia adalah bagian dari kita. Tidak peduli asal usulnya, dia tetap keluarga. Darah Christopher telah mengalir kental di tubuhnya. Tidak ada yang boleh menolak kehadiran William."

"Jika kalian mencari siapa yang harus disalahkan, salahkan saja Noah yang tak berhati-hati," lanjut Benjamin ketika melihat lirikan sinis keluarganya terhadap Azure.

"Kenapa harus papa? Wanita rendahan itulah yang menjebaknya," sahut Oliver. Dia menyudahi gamenya dan bersedekap dada menatap Benjamin.

Benjamin tersenyum smirk, "Jika kau mengerti, jangan lampiaskan amarahmu pada Liam."

Oliver mengeram,  "Dia adalah anak dari wanita rendahan itu!"

"Dia juga adikmu," timpal Charlotte. "Oliver, yang  salah ibunya, bukan anaknya. Nenek akan kecewa jika kau tak tau yang mana benar, yang mana yang salah."

"Aku muak jika harus berada satu rumah dengan anak haram ini!" berang Oliver. Dia masih tak terima jika harus kedatangan saudara tiri.

Charlotte mengibaskan kipas lipat yang sedari tadi dia pegang, "Maka, William akan tinggal bersama kami."

"Itu bag-"

"Tidak."

Semua menoleh ke arah Noah yang menunduk, "William adalah putraku, ibu tak bisa membawanya. Aku yang akan menjaganya." Noah merasa, ibunya tak harus ikut campur dalam menjaga seluruh keturunannya.

About Azure ✓ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang