Bab 9

23.6K 2.5K 19
                                    

Hi

Hi

Jumpa lagi nih di bab baru

ABSEN DULU MAKE NAMA BELAKANG YUKK

SO, ENZOY YAA

*
*
*

Azure memasuki Mansion megah itu sendirian. Setelah melewati perjuangan untuk bisa sampai ke Mansion karena dirinya yang di tinggalkan oleh saudaranya. Bahkan Noah tak menghubungi untuk sekedar berkata jika tak bisa menjemput.

Dia harus merelakan 2 jamnya untuk bisa sampai. Raut wajah kelelahan tercetak di wajah datar itu. Dia sama sekali tak mengetahui tentang dunia ini, lalu tiba tiba dia di tinggalkan sendirian tanpa apapun.

Hey, Apakah ini game survival?

Di pintu besar yang berukiran naga keemasan, Eljiah berdiri bersedekap dada dan menatap penuh remeh ke arah Azure.

"See, memang seperti inilah seharusnya kau di perlakukan."  Eljiah berucap sinis. Namun hatinya tak nyaman melihat wajah datar Azure yang ditujukan padanya.

Azure benar-benar memberikan tatapan yang sangat datar pada Eljiah, dia benar-benar sangat-sangat pada ka-ah, tuan muda satu itu.

Mencoba tak peduli, Eljiah pergi memasuki Mansion. Setelah di buka sedikit, Azure sedikit mendengar bisik-bisik canda tawa yang berasa dari dalam.

Tangannya mengepal kuat hingga kukunya memutih. Lalu dengan kuat, dia memukul pintu tersebut.

Hal itu membuat kedua pengawal yang terjaga kaget bukan main. Apalagi, melihat luka di tangan mungil itu.

Azure mengangkat tangannya mengkode mereka untuk tetap diam di tempat. Dia masuk kedalam dengan langkah santai tanpa memperdulikan luka di tangannya.

Dia terus bejalan melewati ruang keluarga yang di isi oleh beberapa orang tidak asing baginya. Sampai, sebuah tangan mencekal lengannya.

"Kamu kak Liam kan? Salam kenal, aku Daniel sepupu kakak," ujar bocah itu menatap Liam polos. Danielo Michael. Putra bungsu satu-satunya Lucas dan Amelia.

"Niel, kemari. Kau tak perlu menyapa anak haram sepertinya," sinis Amelia dari belakang. Dia melepaskan tautan tangan Daniel dari Azure. Menempatkan Daniel di belakangnya.

"Lepaskan tangan anak saya dari tangan kotormu!" sentak Amelia. Dia merasa jijik ketika ada darah di tangan Azure. Lalu beralih pada tangan putranya yang terdapat sedikit noda darah.

"Dasar makhluk kotor!" 

Amelia pun menarik Daniel menjauh dari Azure. Wanita itu membersihkan tangan putranya yang kotor akibat noda darah tersebut. Sedangkan Daniel menatap polos Azure yang masih diam berdiri di tempat tadi.

Tetes demi tetes darah mengalir dari tangan Azure. Itu karena Azure mengepalkan tangannya kuat hingga darah yang semula berhenti mengalir kini malah mengalir lebih deras.

"Para bajingan ini!" geramnya. Tak terpikirkan olehnya dia di perlakukan serendah ini. Dia masih bisa sabar karena keluarga ini tak bermain tangan. Namun, untuk seseorang yang tak pernah di ajari rasanya sabar, Azure sudah bertahan sejauh ini dengan kesabarannya yang setipis tisu.

Dan hari ini, kesabarannya di  uji tiga kali lipat  dari biasanya.

Dia bahkan menggigit bibirnya sendiri dan kembali merasakan darah milik William. Sesaat, dia merasa tenang. Meski tak bisa mengurangi rasa amarahnya, Namun cukup untuk membuat dirinya tenang.

Azure pun melangkah ke atas ke arah kamarnya. Dia harus membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Sementara dari bawah, Eljiah melihat luka yang tadi tak ia lihat pun sedikit khawatir. Tetapi, dia tepis rasa itu dan memfokuskan dirinya bermain benda pipih miliknya.

"Daniel, jangan pernah dekati dia okay?" peringat Amelia pada putranya.

Daniel memiringkan kepala bingung, "kenapa?"

"Dia adalah manusia kotor dan hina. Kau mengerti?"

"Kenapa dia kotor dan hina? Dia kakak Daniel kan?"

Amelia menghela nafas pelan, dia mengelus pipi Daniel, "Tidak, dia itu kotor. Dia lahir dari perempuan rendahan. Itu sebabnya dia hina. Orang kalangan atas sepertimu tak harus menyapa orang rendahan seperti dirinya, hm."

Meski tidak paham, Daniel tetap mengangguk. Amelia tersenyum senang, dia memeluk putra bungsunya erat. 

Sedangkan telinga Elijah memerah, bukan karena malu namun karena amarah. Entah mengapa, dia sangat tak menyukai kata-kata yang di lontarkan oleh bibinya itu.

Krek!

Pyar!

Karena kesal, El meremas benda pipih di tangannya hingga remuk. Dia langsung melemparkan ponsel itu kesembarang arah. Dia melirik sebentar bibinya yang memeluk sepupunya yang ketakutan.

El tak peduli, dia segera pergi ke kamar miliknya sendiri. Menghiraukan Amelia yang marah pada nya dan memanggil namanya.


Tbc-



GIMANA?
SUKA?

JANGAN LUPA SHARE DAN SPAM KOMEN YA

SPAM NEXT DI SINI 👉

JANGAN LUPA FOLLOW IG @charlospard

&

Akun Tiktok : @cenzo_au

Hayoo mau lanjut???

TERTANDA

MAKHLUK MARS

About Azure ✓ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang