Bab 33

13.6K 1.4K 32
                                    

"Papa yang antar." Noah langsung pergi begitu saja, menghentikan perdebatan yang tak siap-siap itu.

Sedari tadi di meja makan terjadi keributan, hanya karna pasal berangkat ke sekolah baru mereka.

Oliver berdecak melihat Noah yang berjalan menjauh.

"Ya sudah ayo." Eljiah menarik tangan Liam agar ikut dengannya menuju mobil.

"Ck, kenapa kau menariknya? Dia milikku!" kesal Oliver yang ingin menarik Liam kembali ke dekatnya, namun...tidak berhasil.

"Diam saja. Ingat, waktu itu kau menarik tangannya alhasil kepalanya bocor." Oliver terdiam mendengar ucapan Eljiah. Memang benar, dulu kepala Liam bocor karna dia menariknya masuk ke dalam mobil begitu saja.

Oliver terus saja mengomel selama perjalanan. Dia sangat kesal dan kesal.

"Bodyguard Papa udah ada di belakang. Hari ini kalian akan diawasi dengan ketat. Papa takut kejadian di sekolah lama kalian terjadi lagi. Lagipula kalian tengah diburu wartawan, karena yang selamat hanya kalian dan sahabat kalian. Ingat, jangan berulah." Noah menyuruh tiga bodyguard nya untuk mengawasi anak-anaknya dengan membagi rata mereka.

"Papa apaan sih, Eljiah bukan anak kecil." Eljiah nyolot saat melihat tiga bodyguard itu.

"Tau nih, Papa ngapain? Malu-maluin gak sih," kesal Oliver melotot ke arah tiga bodyguard itu.

Sedangkan Liam hanya diam saja. Dia berniat langsung pergi dari sana. Karna kelasnya adalah 10 Mia 1. Jadi dia hanya perlu menanyakannya pada orang lain nantinya.

"Ikuti Liam. Jaga dia dengan baik. Jika terluka sedikitpun, bersiaplah untuk mati." Noah menyuruh salah satu bodyguard itu untuk menyusul Liam yang sudah pergi terlebih dahulu.

"Kalian berdua gak usah ngeyel. Liat itu adik kalian aja diam aja dan nurut. Kalian juga harus nurut. Tidak ada bantahan Eljiah!" tekan Noah saat melihat Eljiah yang hendak protes kembali.

"Terserah Papa deh." Oliver pergi dari sana dengan raut kesal.

Begitu juga dengan Eljiah yang ikut pergi. Dia sangat kesal karna Noah memperlakukannya seperti anak kecil.

Noah menyuruh dua bodyguard lagi untuk mengikuti kedua putranya itu. Noah menghela napas pelan.

"Anak Papa sudah berkurang satu. Papa gak mau ada yang berkurang lagi."  batin Noah sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Noah sebenarnya tidak rela dengan kepergian James, namun apa boleh buat, jika dia terus menahannya, James akan semakin terluka. Hah, semoga dia bahagia dengan pilihannya.

Sedangkan di sisi lain, semua perhatian sekolah itu terfokus pada murid baru yang memasuki sekolah mereka.

Banyak murid yang mengangumi ketampanan mereka. Bisik-bisik yang sangat memekakkan telinga.

"Cari tau di mana kelasku." Liam berhenti, sedari tadi ia berkeliling kelasnya tak kunjung ketemu.

"Baik, Tuan muda." Bodyguard suruhan dengan sigap mencari tau dari salah satu murid yang berdekatan dengan mereka.

"Di mana?" tanya Liam dengan suara pelan.

"Ke arah kiri, Tuan muda." Liam langsung berjalan ke arah kiri sesuai instruksi bodyguard itu.

Hah, akhirnya kelasnya ketemu juga. Entah kenapa kelas itu sangat sulit untuk dicari.

Sebelum memasuki pintu, Liam berhenti dan berbalik menatap bodyguard tersebut.

"Siapa namamu?" tanya Liam memastikan.

"Anzo, Tuan muda," jawab bodyguard tersebut sambil menunduk.

About Azure ✓ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang