Bab 28

17.3K 1.7K 17
                                    

James Christopher. Pemuda yang berusia 37 tahun itu tertidur pulas. Mungkin dia sudah kelelahan. Pikirannya menghancurkan dirinya.

16 tahun lalu....seharusnya ia menikahi Olivia di umurnya 21 tahun. Tapi...semuanya sudah berubah. Ia tidak ingin menikah lagi. Dia terlalu mencintai Olivia. Sampai saat ini, walau Olivia sidah melahirkan anak berumur 16 tahun. Lebih parahnya anak itu juga anak dari Papanya.

Walau Noah sudah menyiapkan segala perjodohan untuk James, namun pria itu terus menolak dengan alasan tidak siap untuk menikah.

Dia tidak ingin meninggalkan segala kenangan yang ia bangun dengan Olivia. Mereka berpacaran sejak SMA, tentu itu sudah memberikan sangat banyak kenangan baginya.

Sekarang...ia benar-benar hancur. Kebingungannya menghancurkannya.

****

"Kau sudah bangun?" tanya Oliver saat melihat Liam yang sudah melek.

Liam hanya mengangguk. Dia tersenyum melihat Oliver yang sepertinya sudah segar kembali. Tidak seperti kemarin, menangis untuk meminta maaf.

"Bersiaplah adikku yang manis. Karna kita akan ke sekolah. Apa kau mau jika kita terlambat hm??" Oliver malah sudah terlihat rapi.

"Hah?" Liam melihat ke arah jam yang ada di nakasnya.

"Kakak!!! Kenapa tidak membangunkanku!!" teriak Liam yang langsung lari ke dalam kamar mandi.

"Siapa suruh kau mengerjaiku semalam huh?? Aku akan membalasnya adikku! Makanya jangan nakal!" Oliver terkekeh mendengar celotehan Liam dari dalam kamar mandi.

"Aku akan menunggumu di bawah adik. Aku sudah membawa tas mu. Jadi setelah bersiap langsung saja ke bawah." Oliver sudah menyiapkan buku sesuai dengan jadwal Liam hari ini. Dia merapikannya ke dalam tas Liam dan membawa ke bawah.

Liam terus saja mengomel di dalam sana. Dia sangat kesal karena tidak dibangunkan. Sekarang...ia harus terburu-buru bukan?

Beberapa menit kemudian dia sudah siap di depan cermin. Dia tersenyum memandang wajahnya yang tampak jauh lebih tampan dan manis. Dia sangat suka memuji dirinya sendiri.

"Jika bukan karena takut terlambat, aku akan lebih lama di depan cermin ini. Hah, sudahlah, selamat tinggal cerminku." Liam langsung turun ke lantai bawah seperti yang Oliver katakan tadi.

Di sana sudah ada Noah, Eljiah dan juga Oliver. Mereka menunggu Liam untuk sarapan pagi.

James? Entahlah, dia tidak tau di mana keberadaan pemuda itu. Karena semalam juga dia tidak ikut makan malam dengan mereka.

"Kenapa terlambat sayang?" tanya Noah lembut. Sayang? Apakah Noah sudah menyayangi Liam?

Jika sayang, kenapa dia menghukumnya dengan sangat berat semalam?

Itu tidak menandakan dia sayang padaku bukan? Begitulah pemikiran Liam saat ini.

"Kak Oliver tidak membangunkanku huh." Liam cemberut dan menatap kesal Oliver yang sudah tertawa.

Noah hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan anaknya itu.

"Sepertinya mood mu sudah kembali membaik," sindir Eljiah sambil menatap Oliver.

About Azure ✓ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang