Bab 21

20.5K 2.2K 142
                                    

Hi

Jumpa lagi nih di bab baru

Happy Reading ya....

*

*

*

Liam tengah duduk di mejanya. Ia asik memperhatika Bu Lisa yang tengah menjelaskan beberapa soal matematika. Ah, ini adalah impiannya sejak dulu, bisa menikmati belajar tanpa paksaan dan tuntutan dari Jon.

Bel berbunyi membuat cacing-cacing perut mereka ikut bergetar. Huhh...ini yang sejak tadi ditunggu-tunggu...jam istirahat, apalagi untuk siswa yang sudah muak melihat angka-angka itu.

Menyebalkan....

"Hei anak haram!! Kau lihat ini?! Hampir saja mataku buta!! Kau lihat hah?!" Ava sudah terlihat sangat geram, sedari tadi ia sudah menahannya, untung saja kemarin matanya tidak buta, dan lebih beruntung lagi dia mempunyai keluarga yang kaya, setidaknya ia bisa meminta dokter yang terbaik.

"Sungguh beruntung sekali dirimu." Tanpa menghiraukan geraman perempuan itu, Liam langsung pergi begitu saja. Dia sangat malas berhubungan dengan perempuan itu.

"Hei adik manis! Apa kau mau bergabung dengan kami hmm?" tanya Alex saat melihat Liam berjalan mengarah ke kantin.

"Berhenti memanggilnya seperti itu Alex, karna dia hanya adikku saja." Oliver langsung menarik Liam untuk duduk di sampingnya, ia memeluk tubuh mungil Liam erat, sangat posesif.

Semua mata menatap ke arah mereka, mereka tengah bingung, baru beberapa hari lalu Oliver mengejek Liam, tapi sekarang dia malah berubah menjadi seorang kakak yang posesif?

"Sepertinya kau sudah menerimanya Oliver?" tanya Jack yang terlihat penasaran dengan apa yang sudah terjadi pada sahabatnya itu.

"Nah iya, Jack benar, sepertinya kau sudah menerima adik manis ini bukan? Padahal aku sangat ingin membawanya untuk tinggal di rumahku. Apakah itu tidak akan terkabulkan?" Henry terlihat sangat sedih.

"Tidak. Itu tidak akan pernah terkabulkan Henry, karna dia hanya adikku seorang. Benar kan adikku?" Oliver menatap Liam yang asik bengong, entah kapan kakaknya itu akan selesai berbicara. 

"Aku sudah lapar." Karena sedari tadi dia harus menahan laparnya. Ck, Oliver sangat tidak peka padanya.

"Hehehe, maaf Liam. Kau mau pesan apa? Biar aku belikan untukmu?" Oliver langsung berdiri, dia terlihat sangat antusias.

"Aku akan memesannya sendiri. Nanti Shopia akan marah jika orang lain yang memesan makananku bukan?" Liam berdiri dan sedikit melirik Shopia yang duduk di samping Alex. Tentu saja Shopia awalnya duduk di samping Oliver, tapi Oliver malah menyuruhnya pindah.

Liam pergi untuk memesan makanannya. Sedangkan Oliver tengah menatap Shopia tajam. Sedangkan yang ditatap hanya bisa diam saja.

"Hai sayang...apakah kau lihat ini?? Mataku hampir buta dibuat oleh anak haram itu," adu Ava yang baru saja datang. Lihatlah, perempuan ini selalu saja mengganggunya.

"Siapa yang kau sebut anak haram hah?" Oliver terlihat kesal dengan panggilan Ava terhadap Liam, walau ia dulu sering memanggil Liam seperti itu, namun sekarang sudah berbeda.

About Azure ✓ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang