18 ⊹ Sekedar mampir

200 24 10
                                    

cmiiw...Raa kembali 🦋

don't forget to vote and comment Bestie!

Happy Reading, semoga suka

•••

"Banyak orang yang merasa kehilangan padahal dirinyalah penyebab orang itu hilang tak kembali."

•••

"EYYO EPRIBADIH! SELAMAT MALAM BROU! PANGERAN ZENNAN MAU LEWAT," suara cempreng bin menggelegar itu berasal dari Zennan yang baru saja datang dengan setelan kemeja hitam.

Ranzel berdecih sinis, "Berisik Lo korek kuping." Zennan yang hendak mendudukkan pantatnya di kursi termangu sejenak. "Astaghfirullah Ranzel... kenapa kamu berbicara kasar begitu pada Adinda? Adinda baru datang loh, kenapa sudah kamu semprot saja, sungguh hati mungil mu tidak berperikesahabatan!"

Ranzel menatap Zennan jengah, dirinya sudah sangat lapar sekarang dan mendengar drama Zennan dirinya jadi ingin memakan Zennan. Bolehkah Zennan ia makan? sedikit saja, sepertinya enak.

Memikirkan memakan Zennan, Lelaki bernama tengah Reygan itu menggeleng kuat-kuat. "Iyuh, najis gue baikin lo, sana jauh-jauh, pangeran Ranzel yang gantengnya sebelas dua belas sama Alby mau makan," ketusnya seraya mengambil satu bungkus nasi goreng yang Zennan bawa.

"Astaga mas?? benarkah kau seperti ini padaku?? aku yang membeli itu mas, dan kau mencampakkan ku seperti ini? sungguh! tega sekali hatimu." Zennan melanjutkan, mendramatisir keadaan.

"Makan serabi di rumah Jamal, pulang nya dikejar bencong," ucap Ranzel yang justru mulai berpantun.

"Cakep," jawab Zennan penuh antusias.

"Eh Jamal, situ kalau kagak bisa diem, gue lempar ke pantai ya lo!" Lanjut Ranzel dengan tampang songong nya itu. "Lo duluan yang gue lempar ke Jahanam, Juleha!" Zennan menjawab sambil melempar bantal sofa ke arah Ranzel.

Ranzel yang memiliki refleks bagus itu menghindar dan alhasil bantal itu jatuh tepat di wajah lelaki yang baru saja datang. Lelaki tinggi nan tampan yang tadi siang membuat Ruhana tersalting-salting. Zennan sontak cengengesan dan menampilkan wajah tak bersalah. "Hehehe nggak sengaja babang Tatar."

lelaki yang dipanggil Tatar itu menghela nafas panjang, dirinya sudah biasa menghadapi kelakuan absurd mereka. "Udah, berhenti dulu bercandanya, sekarang makan." Suruhnya sambil menyiapkan piring di meja makan minimalis itu.

Ranzel yang sudah kelaparan, sudah lebih dulu memakan makanannya, tanpa permisi ataupun menawari yang lain. "Pelan-pelan makannya Ran, mati muda mampus lu." celetuk Zennan bercanda.

"Alby mana?" Zennan menunjuk ke arah teras rumah, di mana Alby tengah duduk di sana dengan Sketchbook ditangannya, lelaki itu tampak sangat lihai mencoret-coret sesuatu di atas kertas putih itu.

"Panggilin." Suruhnya lagi membuat Zennan berdecak malas.

"Mager ah bang, bang antar aja sana," ucap Ranzel sambil membuka bungkus nasi goreng miliknya.

Lelaki yang menjadi lawan bicara Ranzel itu berdecak sebal. Antariksa Sagara namanya, atau kerap di sapa Antar atau Sagara. Mereka satu sekolah hanya saja Antar yang sering diajak ke luar negeri oleh sang papa untuk urusan bisnis, mau tak mau membuatnya jarang bertemu dengan yang lain.

NAZERA [ Hiatus  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang