Ketemu lagi kita, Reramoy 💗
Jangan lupa share cerita ini ke temen-temen kalian ><
Follow Raa juga ya, karena raa khawatir suatu saat nanti cerita ini nggak sengaja ke unpub, dan raa ngak bisa ngabarin kalian. Huhu semoga aja enggak.
Happy Reading, semoga suka
•••
"Seberapa jauh kamu berlari, aku akan tetap bisa berjalan beriringan di samping mu."
•••
Sinar matahari mulai redup kala senja mulai menghampiri. Senyuman manis yang terpatri menyejukkan hati Zera. Gadis itu membalas senyuman manis sang ibu dengan senyuman lebar. "Mama kapan pulang?" tanyanya.
Zavana menghampiri sang putri yang tengah duduk di ranjang kamarnya dengan wajah pucat. "Tadi pagi. Kamu sudah baikan?"
Zera mengangguk, "Zera cuman pusing aja Ma dari kemarin." Zavana terkekeh mendengar ucapan Zera. "Cuman pusing kok sampai masuk rumah sakit hmm?"
Zera menggaruk pelipisnya yang tak gatal seraya menampilkan cengiran. "Gara-gara Ruru tuh Ma! masuk ke Zera nggak bilang-bilang" tuduh Zera pada Ruhana yang duduk manis di samping Zera.
Ruhana melirik Zera sini. "Ruru kan cuman mau bantuin Zera. Zera nya aja tuh yang gampang sakit"
"Hallah alesan lo. Bilang aja mau lihat Antar." Ruhana menyengir "Ish Zera mah sekali-kali harus bantuin Ruru biar bisa deket sama Gara dong." Ujarnya sambil tersenyum malu-malu.
Zavana tertawa kecil melihat tingkah Ruhana. "Kamu sejak kapan ada di sini, cantik?" tanya wanita berumur 39 tahunan itu.
Ruhana menatap ibu Zera terkejut. "Eh Tante bisa lihat Ruru juga? haduh, jadi malu Ruru kalau gini ceritanya."
"Udah lumayan lama dia di sini Ma, Zera adopsi karena kasian di kelas jadi bullyan setan-setan sana" Ucap Zera dibumbui canda. Ruhana mendelik dan memukul lengan Zera kasar, meskipun ia tahu kalau itu akan tembus. "Ih Zera mah nggak usah ngadi-ngadi gitu ngomongnya! Enggak kok Tante, Ruru di sini karena mau jaga Zera aja, kasian dia sendirian di kejar-kejar setan sana"
"Kan kalau sama Ruru dia jadi lebih aman Tan" sambung Ruhana dijawab anggukan kepala dari Zavana. "Iya, saya paham kok. Saya tahu kamu baik. Kalau kamu tidak baik mana mungkin yang di depan membiarkan kamu masuk?"
"Nah betul Tan! Seratus buat Tante. Tapi kok Tante bisa lihat kami?" tanya Ruhana sambil memandangi Zavana. Zavana tersenyum manis seraya mengusap pipi Zera sayang. "Saya sama seperti Zera. Terlahir dengan kelebihan yang berbeda." Ruhana mengangguk paham.
Hantu cantik itu teringat dengan sesuatu dan buru-buru mengatakannya sebelum lirikan tajam dari Zera membuatnya kembali menyatukan bibirnya. Zavana menatap bingung interaksi Zera dan Ruhana. Sedetik setelahnya ia tersenyum manis. "Iya, saya tahu. Ada yang lain lagi kan selain kamu di sini?"
Ruhana mengangguk semangat, "Dia di bawa Zera ke sini. Hantu terngeselin yang Ruru pernah temui!"
"Dia juga-"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAZERA [ Hiatus ]
HorrorHanya rasa tekad dan keberanian yang ada. urusan selamat atau tidak itu bonus. Niatnya mau nutup, tapi kok malah makin berurusan sama mereka? Ketika realita berbanding terbalik dengan keinginan, di situlah semua berjalan tanpa rencana. Berawal tak s...