24 ⊹ Terjebak lebih dalam

121 26 21
                                    

Happy Reading!!
Semoga suka ya 🦋

•••

"Benar kata bunda, Ada yang lebih manis daripada Arum manis, yakni senyuman dan tawa kecilmu kala itu."
-Nazera Namara Izakaya-

•••

Keheningan menyapa kelas 11 IPS 2 yang secara tiba-tiba mendapat ujian harian sejarah dari Bu Gendis. Setelah mengumpulkan tugas kemarin, kali ini Bu Gendis tak tanggung-tanggung memberikan 55 soal pilihan ganda dalam waktu 90 menit.

Bu Gendis berjalan menyusuri setiap bangku demi memastikan tidak ada yang mencontek.

"Antariksa, kamu mau ke mana?" Tanya Bu Gendis saat melihat Antariksa Sagara berjalan menuju mejanya dengan kertas ujian di tangan. "Selesai" jawab lelaki itu singkat yang membuat seluruh penghuni kelas itu terkejut bukan main.

ini masih 50 menit dan bisa-bisanya lelaki itu mengatakan sudah selesai? Bu Gendis berjalan ke arah Antariksa. Mengambil kertas ujian lelaki itu dan menelitinya. "Bener kok....tapi...kok bisa secepat ini An?" Tanya Bu Gendis bingung.

"Belajar," jawab antariksa semakin singkat, tak mau ambil pusing Bu Gendis pun menyuruh lelaki itu untuk keluar."Omo Omo pinter banget sih ayangnya Ruru," celetuk Ruhana yang berdiri di samping Zera.

Kelas kembali senyap tapi tidak bagi Zera, ia masih bisa mendengar berbagai macam gosip dari para setan di sini. "Zera..Zera" Panggil Ruhana di jawab deheman oleh Zera.

"Ruru mau nanya deh Zer. Kenapa Zera jawabnya beda sama temen-temen Zera?" tanya Ruhana tak mengerti, Zera mengerutkan keningnya dan menjawab dalam hati. "Maksud lo gimana? beda gimana sih?"

"Yaa itu Zer. Yang ini nih ada gambar orangnya, kenapa Zera coret yang ini. Temen-temen Zera aja coret nya yang bawah, kenapa Zera beda?" tanya Ruhana sembari menunjuk soal nomor 39.

"Jadi yang lain pada jawab C Ru?" Tanya Zera lagi dalam hati. "Pokoknya yang ini nih. Ruru gak bisa baca Zera."

Zera pun kembali mengulang pertanyaan di soal itu dan ia baru menyadari jika jawabannya salah, buru-buru Zera mengganti jawabannya menjadi C. "Emang ceroboh kok lu tuh Zer!" Gerutu Zera dalam hati.

"Emang. Kalau Zera ngga ceroboh nggak mungkin Zera mau temenan sama Ruru," ujar Ruhana sembari memperhatikan para hantu di depannya yang tengah memainkan drama Puteri duyung ku ternyata anak tiriku.

Ruhana tertawa melihat para teman-temannya yang begitu lucu memainkan drama itu, sembari mengerjakan ujian, Zera ikut tertawa kecil melihat pemandangan di depannya.

•••

Kriinggg

Jam pulang sekolah telah berbunyi dengan nyaring, semua murid terlihat sangat senang tak terkecuali anak kelas Zera. Semua mulai berlarian keluar kelas menuju tempat tujuan mereka masing-masing.

Zera berjalan dengan Kavia sembari membicarakan tugas dari Bu Ciya yang mereka dapati tadi. Setelah tugas kelompok mereka selesai, kedua gadis ini masih kerap menyapa bahkan terlihat sudah mulai akrab satu sama lain.

"Eh kamu ke sini dulu!" perintah Bu Eni yang berdiri di depan Ruang guru, Zera dan Kavia yang merasa terpanggil pun mendekati beliau. "Tolong antar kan buku-buku ini ke perpus dulu," pinta Bu Eni sambil menunjuk tumpukan buku-buku di sampingnya.

NAZERA [ Hiatus  ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang