Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Itoshi Brother as your brother (Warn !!: Harsh word , harassment, blood , violence and Self-harm)
- 𝐃𝐨𝐥𝐥 𝐡𝐨𝐮𝐬𝐞
Sesampainya di rumah kau langsung diseret oleh kakak tertua mu diikuti dengan kakak kedua mu, kamu tahu apa yang akan mereka lakukan padamu.
"LEPAS AKU TIDAK MAU KAK!" sekuat tenaga kamu memberontak dan cengkeraman tangan kakak mu pada mu pun semakin mengerat seperti tali yang mengikat tubuh mu paksa.
"DIAM TURUTI SAJA ! LAGI PULA KAU SUDAH TERBIASA KAN?!" Sang kakak tertua dengan Surai reddish brown itu semakin menyeret mu dengan kasar.
"Kau ini dari dulu selalu liar dan tidak mau menurut pantas saja ayah benci dengan mu" kali ini kakak kedua lah yang bicara sambil menjambak kuat rambut mu sambil mengarahkan dahi mu ke tembok membuat mu meringis kesakitan.
"Masuk sekarang !" Paksa sang kakak kedua sambil terus menjambak mu, tidak peduli dengan keadaan mu yang terluka.
Mendorong tubuhmu ke atas kasur dan merobek pakaian yang melekat di tubuh mu paksa dan melecehkan mu untuk sekian kalinya.
Masih membekas dengan jelas kejadian pertama kali kau dilecehkan oleh kedua kakak mu sendiri, tubuh suci itu ternoda dengan kebejatan mereka dan melampiaskan semua nafsu mereka. Tubuh mu yang penuh lebam dan pergelangan tangan yang lecet akibat ikatan tali yang terlampau kuat dan benih mereka yang berceceran di atas tubuh mu.
Membuat mu mual, jijik dan merasa bahwa kau telah menjadi kotor kamu hanya bisa menangisi keperawanan mu yang di ambil oleh mereka.
Dan itu terus terjadi hingga kini.
Mereka yang selalu bermain kasar dengan tubuhmu entah dengan cara mencambuk, menyayat atau mencap tubuh mu dengan besi panas membuat mu hampir sekarat, seperti saat ini mereka mencekik dan membekap wajah mu dengan cara menenggelamkan wajah mu di bantal hanya untuk membungkam suara jeritan kesakitan mu.
Ingin rasanya menyerah dan bebas dari jeratan rantai yang memeluk diri untuk hanya bebas dan menghirup udara segar sedikit saja ..... Aku mohon... perlahan namun pasti pasokan udara mu menipis dan mungkin saat itu juga adalah hari terakhir mu ada di dunia.