Sabtu pagi Intan tampak sudah rapih dan bersiap untuk pergi. Selesai mematut penampilannya di cermin ia pun segera turun dari kamar dan bergegas menghampiri sang bunda yang kini sedang berkutat di dapur.
"Pagi, Bunda," sapa Intan dengan ceria seperti biasa.
"Pagi juga, sayang. Mau pergi ke mana? Pagi-pagi gini sudah rapih aja," tanya Nia menghentikan dulu aktivitasnya yang sedang mengolah sesuatu.
"Intan mau ngerjain tugas sekolah bareng Via dan Dena, Bun," jawab Intan memberi tahu.
Nia tampak mengangguk paham, "tapi jangan keluyuran ke mana-mana, ya! Kalau mereka mau ketemuan sama pacar, kamu jangan ikut! Mening pulang aja," pesan Nia penuh peringatan seperti biasa.
"Asyiap, bundaku," jawab Intan seraya mencium punggung tangan Nia untuk berpamitan. "Intan berangkat, ya! Assalamualaikum."
_
Di sinilah Intan sekarang, bersama kedua sahabatnya di kamar milik Olivia. Mereka tampak sedang mengerjakan tugas sekolah bersama sembari berbincang ria.
"Btw, guys ... gak tahu kenapa makin ke sini aku makin kurang suka, ya, sama Kania. Kesannya dia agak gimana gitu, ya?" kata Olivia tiba-tiba.
"Bukan cuma kamu saja yang berpikir kayak gitu, Liv. Anak cewek di kelas kita juga ngerasa gimana gitu sama Kania," jawab Dena menimpali.
"Menurut aku pribadi, ya, kayaknya dia mungkin saja bisa lebih nyebelin dari si Retno," ucap Olivia melanjutkan pergibahan tersebut.
"Setuju! Retno sih masih mending, dia cuma nempel-nempel ke Rikza. Lah coba si Kania, dia juga ngintilin si Rayyan sama Revan tahu enggak?" sungut Dena menimpali.
"Bukannya cepet-cepet selesaikan tugas, kalian ini malah asyik ngerumpi," celetuk Intan yang sejak tadi hanya fokus pada makalah yang tengah dibuatnya.
Dena dan Olivia sontak menoleh ke arah sang sumber suara. Mereka kompak menghembuskan nafas panjang.
"OMG, Intan ... ayolah, kami sedang membahas hal seru nih. Mening kamu juga ikutan, yuk!" ajak Olivia kemudian.
"Gak," jawab Intan singkat padat dan jelas tanpa melepaskan pandangannya dari tugas.
"Ck ... kami lagi bahas soal dua pangeranmu loh ini, dia lagi ditempelin sama hama ysng mungkin bisa ngerusak hubungan kamu sama mereka berdua," celetuk Dena dramatis.
Intan menoleh sekilas, alisnya terangkat dengan ekspresi wajah heran.
"Maksud kalian Rayyan sama Revan?" tanya Intan kemudian.
"Siapa lagi kalau bukan mereka?" jawab Dena menyeletuk.
"Astagfirullah, berapa kali aku bilang. Mereka cuma temanku loh! Pangeranku itu Mas Rey sama Kakang Tata!" jawab Intan dibuat sealay mungkin.
"Duh yang jiwa wibu sama kpopersnya udah akut dan mendarah daging! Kalau gitu terus gimana bisa punya pacar coba?" ejek Olivia mendramatisir.
"Duh yang gak sadar diri, padahal sendirinya suka ngehaluin aktor drakor sampe ngaku-ngaku jadi istrinya," balas Intan tak mau kalah.
"Mulai deh dramanya, yang sama-sama ikut fans club jangan saling ejek deh. Akur aja akur ... toh suami kalian itu sama-sama cuma bisa dinikmati tanpa bisa dimiliki," potong Dena melerai.
"Ok, back to topic!" ucap Olivia berikutnya.
"Ngegosip aja terus, tugas sekolah mah lain kali aja. Deadline menjelang H-1 baru dah dikebut semalaman," ketus Intan menyeletuk.
"Tapi ini bukan sekedar gosip biasa, In. Kamu tahu? Ada desas desus yang bisa dibilang sedikit gila," Olivia mencoba untuk membuat Intan penasaran.
Namun, Intan justru malah tidak tertarik sedikit pun. Berbeda dengan Dena yang tampak antusias mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Pregnant
General FictionIntan dan Rikza adalah dua siswa berprestasi di sekolah. Sama-sama berasal dari keluarga terpandang membuat mereka harus pintar dalam menjaga sikap dan perilaku. Suatu ketika sebuah kecelakaan nahas pun terjadi diantara keduanya, menghadirkan janin...