Perempuan itu menyukai lelaki yang peka dan pengertian. Sosok yang perhatian dan penuh kelembutan. Serta dia yang mampu memberi kenyamanan.
-Indi_ik-
____
"Kamu gak salah?" Revan tampaknya masih tak percaya.
Sebenarnya bagi Revan bolos sekolah bukanlah hal yang aneh, bukan sekali dua kali ia melakukannya. Di kenal sebagai bad boy tentu membuatnya sudah tidak aneh lagi dalam hal melanggar peraturan sekolah. Jangankan hanya bolos kelas, berkelahi dan balap liar saja ia arungi.
"Udah jangan banyak omong, kalau kamu gak mau biar aku bolos sendiri aja," ucap Intan mulai tak sabar, ia bahkan bersiap untuk turun dari motor.
"Eh ... eh ... jangan ngambek dulu elah, aku sih ayok aja. Jangankan cuma bolos kelas, di ajak kabur dari rumah pun ikut aja aku mah," kekeh Revan gombal seperti biasa.
"Gembel!" Intan mencebik, "yaudah, ayok!"
"Siap, meluncur!"
Revan langsung memutar balik motornya ke arah yang berlawanan, melaju dengan kecepatan kencang menyusuri jalan tanpa tujuan yang jelas.
"Kita mau ke mana, nih?" tanya Revan dengan suara keras.
"Terserah," jawab Intan menyerahkan keputusan pada sang pengemudi.
"Ya udah, kita ke KUA aja, yuk!" ajak Revan kemudian.
"Ngapain ke KUA?" tanya Intan bingung.
"Nikah," jawab Revan seraya tertawa renyah.
"Gila! Nikah aja noh sama kerbau!" timbal Intan ketus.
"Ha ha ... canda elah, Bee."
"Aku bukan Embe!" jawab Intan menanggapi seperti biasa.
Lagi Revan hanya tertawa renyah, begitulah interaksi mereka berdua. Sungguh benar-benar persahabatan yang penuh warna dan ceria. Saat bersama Revan, Intan mengabaikan semua imagenya. Ia akan menjadi cerewet, jahil, barbar, bahkan terkadang nakal.
Namun, meski begitu tidak pernah sekali pun ia melanggar batasan norma dan agama. Bahkan ini adalah kali pertama Intan bolos dari sekolah tanpa alasan yang jelas. Jahil Intan berbeda dari anak-anak lain, tingkahnya lebih kekanakan dan percis anak TK yang sedang nakal-nakalnya.
_
Upacara bendera sudah selesai sejak 10 menit yang lalu, di mana artinya kegiatan belajar mengajar sudah di mulai.
Di dalam ruang kelas XII IPA 1, Pak Arie, Guru Kimia, sedang mengabsen para siswa. Satu persatu nama siswa di panggil secara berurutan.
"Fajar Abdul As-Sidiq."
"Ada."
"Haris Al-Ghiafakhri,"
"Hadir."
"Intan Permata Indri."
Tak ada yang menjawab, para siswa tampak saling berpandangan satu sama lain."
"Intan, ke mana? Sakit atau izin?" tanya Pak Arie berikutnya.
Tetapi tetap tidak ada siswa yang menjawab, tampaknya mereka juga tidak tahu kenapa Intan tidak sekolah hari ini.
Pak Arie berkerut heran, "Intan, alfa?" tanyanya seolah tak percaya. "Tumben sekali, apa ada yang tahu dia kenapa atau ke mana?"
Lagi para siswa itu terdiam, tidak ada satu pun dari penghuni kelas yang tahu kenapa Intan tidak hadir hari ini. Termasuk juga Dena dan Olivia, padahal biasanya Intan selalu mengabari mereka bila memang sakit atau izin dan tidak pergi sekolah. Namun, ponselnya bahkan tidak aktif sejak tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Pregnant
General FictionIntan dan Rikza adalah dua siswa berprestasi di sekolah. Sama-sama berasal dari keluarga terpandang membuat mereka harus pintar dalam menjaga sikap dan perilaku. Suatu ketika sebuah kecelakaan nahas pun terjadi diantara keduanya, menghadirkan janin...