17. However You Are

32 0 0
                                    

"Hi! Seokjin Kim? Wow, you're so early."

Seokjin celingukan ke arah suara berat yang memanggil dari kejauhan. Seorang pria kurus berambut pirang sebahu berlari kecil ke arahnya sambil melambai-lambai. Pakaiannya tampak begitu santai, hanya statement t-shirt dan celana kargo dipadu sneakers.

"Oh, hi!" Seokjin otomatis membungkuk. "Nice to meet you."

"Nice to meet you too. Bagaimana perjalanannya? Gampang kan menemukan gedung ini?" Pemuda itu berdiri di hadapan Seokjin sambil terengah. "Felix Lee. Aku yang akan menjadi partnermu selama kau tugas disini."

Seokjin membungkuk sebelum menjabat tangan Felix. Tapi Felix justru buru-buru ikutan membungkuk sampai kepala keduanya nyaris bertubrukan.

"Sorry. I'm Korean Australian, but I was born here." Felix tertawa malu. "Aku tidak biasa membungkuk."

"Haha. Maaf juga. Kebiasaan." Seokjin menerima lanyard dengan kartu pegawai dari Felix lalu langsung mengenakannya.

Saat menunggu lift ia melirik Felix yang terus memandanginya tanpa malu-malu. "Ada yang salah dengan bajuku?" Seokjin bertanya.

"Kau, benar-benar kelihatan seperti keluar dari drama Korea."

"Benarkah?" Seokjin kebingungan. Ia sudah diberi tahu bahwa suasana kantor di Australia jauh lebih santai. Karena itu ia memutuskan meninggalkan blazer dan menggantinya dengan vest cardigan, kemeja dan celana Chino.

Tapi sepertinya kalau dibandingkan dengan Felix, Seokjin memang jauh terlihat lebih formal.

"Tidak apa-apalah. Aku juga masih merasa seperti turis kok." Seokjin mengedikkan bahunya.

Felix tertawa kencang. "Pasti kau akan dapat banyak fans. Drama Korea lumayan populer disini." Felix mengalihkan pembicaraan saat mereka melangkah keluar lift. "Your English is very good, by the way. Apa kau sering keluar negeri?"

"No, this is my first time going abroad."

"No way! Really? Then it's not just good, your English is great!"

"My bo...best friend is fluent in English. Dia banyak membantu aku."

"Oh wow. What a great teacher you have there." Felix mendaftarkan nama mereka berdua di resepsionis, lalu memberikan tour singkat. Hanya ruangan-ruangan penting seperti toilet, ruang makan dan ruang meeting yang ia tunjukkan.

"Kalian tidak pakai locker disini?"

"Locker? Hm, tidak ada. Semua tas dan barang-barang dibawa ke meja."

Seokjin hanya mengangguk-angguk walaupun ia sedikit merasa kehilangan sesuatu.

"Kita ada meeting dengan klien jam 11 bukan?"

"Ohya, benar. Karena itu aku datang kemari jam 9. Karena, biarpun janjian kita jam 10, tapi kupikir terlalu mepet buat menyiapkan materi untuk mereka."

"Hahaha. Sekarang aku tahu kenapa kau yang dikirim kemari." Felix membuka sebuah pintu kaca. "Hi guys, kenalkan ini account executive dari kantor pusat yang akan membantu menghubungkan kita dengan klien agency idol korea itu."

"Seokjin Kim. Nice to meet you all." Seokjin lagi-lagi tanpa sadar membungkuk hormat. Dan akhirnya ia harus meminta maaf karena membuat para pekerja Australia itu juga membungkuk-bungkuk kikuk.

"Seokjin, mejamu disini. Aku sudah siapkan bahan buat meeting. Tapi kurasa kita harus..."

"Seokjin? Tunggu tunggu, Seokjin berapa umurmu?" Seorang perempuan berkacamata cateye dan berambut biru memotong perkataan Felix.

"Here it comes. Our Koreaboo!" Felix memutar matanya kesal.

Tapi Seokjin memutuskan menjawab. "Ng, usia internasional 30."

Takeaway Days [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang