Note: Story ini adalah sekuel (lanjutan) dari story Dinner Days, dan merupakan bagian akhir dari Days universe. Buat yang belum pernah baca Bento Days & Dinner Days, mungkin bisa coba diintip dulu ya. Karena bisa jadi ada bagian dari cerita ini yang mengacu kesana. Terima kasih.
• • • 🔸🥡🔸 • • •
"Seoho, pacar kamu udah nungguin tuh."
"Hah?" Seoho celingukan. "Siapa maksudnya?"
"Tuh." Pemilik minimarket tempat ia bekerja menunjuk pria bercoat panjang yang duduk di kursi luar minimarket.
"Ih. Kok pacar saya sih, Pak?" Seoho menunduk, berusaha menutupi senyum simpul yang langsung tersungging di bibirnya.
"Ya habisnya kalian temenan dekat banget. Dia dateng hampir tiap hari. Apa nggak ada kerjaan lain?"
"Itu sebutannya bromance, Pak."
"Oh?"
"Tapi, Pak, misal nih, dia beneran pacar saya gimana?"
"Ya jangan lah."
"Jangan?"
"Iyalah. Masa' laki-laki pacaran sama laki-laki?" Pria tua itu menepuk punggung Seoho. "Kamu ini masih muda, cakep, pekerja keras pula. Perempuan pasti antri pengen pacaran sama kamu. Kok malah pilih sesama laki-laki. Aneh-aneh saja."
Seoho tertawa kecil. Ia langsung pura-pura sibuk memindahkan kaleng minuman ke dalam kulkas.
Setengah jam kemudian dua orang pria dari bank datang untuk mengumpulkan uang pemasukan hari ini. Tanda jam kerjanya berakhir.
Cepat-cepat Seoho mengganti vest seragamnya dengan hoodie di ruang belakang yang sempit dan kumuh dengan tumpukan kardus.
Dengan dua botol bir di tangan, ia duduk di hadapan Seokjin dan nyengir lebar. "Maaf lama, Kak."
"Biasanya juga beresnya jam segini kan?"
"Iya sih." Seoho membuka botol bir itu lalu menyorongkan satu ke hadapan Seokjin. Sekilas mengelus jemari panjang kekasihnya itu. "Cuma tadi aku dapet obrolan yang nggak asyik sama si pemilik. Jadi kerasa lama banget."
Lalu hening. Seoho menggeliat. Ia merasa lelah setelah nyaris seharian berdiri.
"Apa itu?" Ia melirik ke kotak kertas kecil didalam kantung plastik di meja.
"Buka aja."
"Kalau isinya bom gimana?"
"Ya mati bareng lah kita."
Seoho terbahak. Tapi ia terdiam sewaktu melihat kue tart mungil di dalam kotak itu.
"Ini...perayaan apa ya kak?"
Seokjin nyengir. "Happy birthday to me." Seokjin tidak memperhatikan gestur Seoho yang semakin murung.
Dengan cepat ia mengeluarkan lilin dan lighter dari tas kerjanya. Ditancapkannya tiga lilin kecil itu lalu dinyalakannya.
"Ayo tiup!" Ia mendorong kue itu ke Seoho.
"Loh, kok aku? Yang ulang tahun kan Kak Seokjin."
"Kalau gue yang berdoa, isinya soal lu doank. Makanya, lu yang wishing buat gue. Hehehe."
Seoho mencebik. "Apa sih? Aneh banget!"
"Biarin. Nih ya, minta ke Tuhan buat ngilangin kelakuan jelek gue yang lu nggak suka. Ayo!" Seokjin bertepuk tangan sendiri.
Seoho menggigit bibirnya. "Apa ya?"
"Masa' nggak ada?"
"Kebanyakan. Bingung aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takeaway Days [COMPLETED]
Fanfic⚠️ 21+ Underage jangan baca ⚠️ Sequel Dinner Days, bagian terakhir dari Days saga. Tinggal bersama tidaklah semudah yang dibayangkan. Dan saat kenyataan hidup menghantam begitu kencang, Seokjin dan Seoho hanya bisa berharap realita akan sejalan deng...