Seokjin menghembuskan asap rokoknya ke udara. Cepat-cepat dimatikannya puntungnya, lalu dibuangnya ke tempat sampah.
Dimasukkannya tangannya ke sakunya. Udara sudah begitu dingin. Sekarang yang mengepul ke udara adalah hembusan napasnya. Ia menghela napas panjang, mengerang, lalu masuk ke dalam gedung.
Seoho duduk tertunduk, dikelilingi para pengacara yang terlihat lelah dan diapit kedua orang tuanya yang tampak marah. Sudah diduga bahwa vonis yang dijatuhkan pengadilan dibawah tuntutan yang diberikan, bahkan jauh dibawah hukuman maksimal yang tertera pada undang-undang.
Mereka pasti sedang meributkan tentang kemungkinan banding. Tapi banding membutuhkan bukti-bukti baru. Yang berarti penyelidikan tambahan. Dan Seoho kembali harus mengulang semua siksaan yang sudah pernah dilaluinya dengan susah payah.
"Seokjin. Habis dari mana?" Tangan yang kuat merengkuh lehernya.
"Taehyung." Seokjin langsung merubah rona wajahnya, tersenyum lebar pada pemuda berambut ikal yang juga nyengir lebar padanya. "Terima kasih ya sudah bersedia jadi saksi."
"Sebenarnya, kalau bisa aku pengennya sih menuntut juga si sialan itu." Taehyung mendecih. "Tapi kata lawyerku, kemungkinan kasusku sukses kecil banget. Jadi mendingan aku bantu kau saja, dan kesayangan manismu itu."
"Kesayangan?" Seokjin melongo.
"Oh, kalian nggak balikan?"
Seokjin menggeleng.
"Terus kenapa selama ini kau menolak ketemu aku? Kukira kalian..."
"Seokjiiin!" Suara yang dalam menyapa dari belakang Seokjin.
"Pak Namjoon." Seokjin dengan canggung langsung membalas sapaan Namjoon. "Kok Bapak disini?"
"Nemenin istri bertugas."
"Oh." Seokjin melirik seorang wanita berambut pendek yang terlihat jelas sekali adalah pemimpin dari tim pengacara Seoho. Ya, perempuan itu adalah istri Namjoon, dan dalam putaran nasib yang aneh, perempuan itu menjadi ujung tombak kasus Seoho.
"Kamu nggak kerja, Seokjin?" Mendadak mode bos Namjoon terpantik.
"Ijin work from home, Pak."
"Home?"
"I-iya. Udah ini aku go home langsung, Pak. Janji."
Namjoon dan Taehyung tertawa puas melihat Seokjin salah tingkah. Tapi tawa mereka terpotong kedatangan Seoho yang langsung bergabung.
"Capek?" Seokjin tanpa sadar langsung membetulkan dasi Seoho yang miring.
"Lebih kecewa sih."
"Kan sudah gue bilang jangan berharap terlalu tinggi."
Seoho menggigit bibirnya, lalu jemarinya naik ke mulutnya.
Cepat-cepat Seokjin menepisnya. "Jangan gigitin kuku lagi." Ia menepuk-nepuk jemari Seoho yang merah kehitaman karena bekas darah. "Tuh, lihat. Sampe luka lagi begini."
"Ehem!" Taehyung mendehem dan melipat tangannya di dadanya.
Sementara Namjoon tertawa kecil. "Apa ini? Konferensi mantan pacar KimSeokjin?"
Seoho cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Seokjin yang menunduk malu. "Yeah, aku diputusin sama Kak Seokjin"
"Aku ditolak terus sama Seokjin." Taehyung cemberut.
"I'm the bad guy here. Aku yang putusin Seokjin." Namjoon mengangkat tangannya. Lalu ketiganya tertawa berbarengan.
"Apaan sih?" Seokjin meradang, menghentakkan kakinya. Lalu membalikkan badannya menuju pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takeaway Days [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ Underage jangan baca ⚠️ Sequel Dinner Days, bagian terakhir dari Days saga. Tinggal bersama tidaklah semudah yang dibayangkan. Dan saat kenyataan hidup menghantam begitu kencang, Seokjin dan Seoho hanya bisa berharap realita akan sejalan deng...