TW: Mengandung BL sex scene eksplisit. Buat yang nggak suka, bisa skip ke bagian paling bawah untuk story bridge ke chapter selanjutnya.
〰️〰️💠💠💠〰️〰️
PLAK!
PLAAKK!!
PLAAAKKK!!!
Seokjin mengernyit, kertas di tangannya basah karena keringat yang mulai membanjir. Bibirnya gemetar setiap kali nama seorang model di daftar nama itu disebutkannya, yang langsung disambut pukulan di bokongnya.
Rasa takut, rasa sakit, rasa lega, berseling-seling dan berulang, menciptakan antisipasi dan kepuasan yang aneh. Sensasi yang berkumpul di perut bawah Seokjin dan terus meningkat. Tubuhnya menghangat, napasnya mulai memendek, dan saat tangan Seoho mulai menyentuh bagian sensitif lainnya Seokjin harus menggigit bibirnya keras-keras.
"Baca lagi Kak, kok berhenti?"
Seokjin menahan napas. Sialan, kenapa Seoho harus memerintahkan dengan suara dalam begitu. Bikin Seokjin makin basah saja.
"Babe, it hurts..." Seokjin meratap, memberi puppy eyes yang berkaca-kaca untuk Seoho.
Yeah, pantatnya memang terasa terbakar dan berdenyut nyeri karena tamparan berulang kali. Sungguh Seokjin tidak keberatan diperlakukan seperti ini. Ia suka didominasi, dicabut semua haknya untuk menolak, dijadikan boneka seks yang bernapas. Tapi saat ini, tubuhnya sungguh menginginkan lebih.
"Berapa nama lagi yang belum disebutin?" Seoho menjawab dingin.
"Masih banyak, beb... Yang ikut casting kan lima puluhan orang..."
"Kalau aku berhenti enak banget donk Kak Seokjin?" Jemari Seoho berderap seperti bermain piano diatas lekukan pinggang Seokjin. "Lima puluh orang dan Kak Seokjin melirik aku sekalipun nggak?" Jemari itu menegang, mencakar punggung Seokjin. "What should I do with you, huh..."
Tangan Seoho yang lainnya mulai melingkari leher Seokjin, memijatnya perlahan, membuka dan menutup paksa jalur udara Seokjin. Tangan lainnya meremas-remas selangkangan Seokjin.
"Ngggh... Huph... Huph..." Seokjin gelagapan menarik udara, tetapi erangan yang sedari tadi ditahannya, ikut lolos. Dan Seoho terkekeh mendengarnya.
Perlahan, tangan Seoho menyelinap diantara rekahan bokongnya, meraba, menggelitik. Seokjin menegang setiap titik sensitifnya tersentuh, bersiap menerima Seoho dalam dirinya. Tetapi Seoho melewatkannya lagi dan lagi.
Dijejalkannya kertas daftar nama ke tangan Seokjin."Baca!" Ada nada nakal di bisikannya.
"Maaf gue liatin ChoiDaeJung..." Seokjin menegang. "Aheungh...aaahhh..." Jari Seoho tiba-tiba saja sudah berada di dalam dirinya.
"Ma-maaf gue liatin MinHyonjun... aheungh..." Seokjin menggigit bibirnya saat jari itu mulai bergerak.
"Maaf gue liatin RyukTaeHo... maaf gw liatin ChaeYoungJin.. uugh... Maaf gue liatin SinChunso..." Setelah tahu apa yang Seoho lakukan Seokjin membaca semakin cepat. Nama demi nama meluncur dari bibirnya, berpadu dengan desahan dan erangan.
Satu jari bertambah menjadi dua, dan Seokjin makin terbata sewaktu menjadi tiga. Pantatnya melenting, ia bisa merasakan precum mulai menetes dari kejantanannya.
Akhirnya kertas di tangannya melayang ke lantai. "Ha-habis..."
"Pintar." Seoho mengecup puncak kepala Seokjin. "Hukumannya sudah selesai."
"What? NO! Terus..." Seokjin meraung kecewa.
"Masih perlu dihukum emang?" Seoho berdiri lalu perlahan membuka t-shirtnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takeaway Days [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ Underage jangan baca ⚠️ Sequel Dinner Days, bagian terakhir dari Days saga. Tinggal bersama tidaklah semudah yang dibayangkan. Dan saat kenyataan hidup menghantam begitu kencang, Seokjin dan Seoho hanya bisa berharap realita akan sejalan deng...