party pt. 2

139 14 3
                                    




✎✐












Ditengguknya Red Wine itu hingga berhasil mencelos ke kerongkongannya. Belin sudah berpikiran buruk kala mengiyakan ajakan beberapa orang yang baru ia temui itu untuk ikut bersama meminum minuman dengan kadar alkohol yang melebihi 10% tersebut.

Mungkin bagi alcoholic, light wine bukanlah kendala besar, tetapi bagi pemula, bahkan yang toleransi alkoholnya rendah, ini bisa jadi masalah.

Namun apa daya, yang memabukkan pasti bikin kecanduan. Belin pernah merasakan Wine saat Sang Kakak alias Van Senzo mengundang teman-temannya ke rumah untuk merayakan pesta kecil-kecilan karena telah lulus sarjana.

Di waktu itu, Belin mencoba meminum wine mereka, dan benar saja, 15 menit kemudian Belin menjadi jengar, matanya sayu dengan tingkah clingy, yang berhasil membuat Senzo kepalang panik dan segera meminta teman-temannya untuk pulang.

Memori tak mengenakkan itu muncul di penglihatannya saat ini. Astaga, bagaimana bila ia benar-benar akan mabuk?

Hingga 10 menit setelah ia meminum benda pembuat parau tersebut, Belin masih di kesadaran yang sama, belum ada reaksi apapun.

"Ini Lin, mau lagi ga?" Sahut wanita dengan crop top dan jaket ala biker tersebut setelah beberapa menit lalu mereka saling bertukar nama.

"Aku masih sadar kok... Mungkin karena udah pernah minum kali ya, jadi efeknya ga berpengaruh sebanyak pertama kali aku minum," batinnya bersuara.







"Lin, kamu yakin kan bisa tahan minum wine...?"

"Terakhir kali minum langsung mabuk aku, tapi yang sekarang ga tuh. Udah ga sebegitu mempan mungkin ya?" Sambungnya sedikit kegirangan.

Sedangkan tiga orang tersebut saling menukar pandang kala mendengar tuturan Belin.

"Kamu ga kesini sendiri kan?" Timpal pria yang duduk di hadapannya, tepat di seberang Belin.

"Ga kok! Aku sama temenku tadi. Tuh lagi main Domino!" Ujar Belin seraya menunjuk posisi Yorgav yang tengah fokus di tempat permainan itu.

"Oh, bukannya itu mahasiswa transfer itu ya?"

Belin pun hanya mengangguk semangat disertai senyuman.

"He's a cool guy," celetuk pria itu kembali kala melihat teman yang dimaksudkan Belin.

"He is."
















.















Di sisi lain, terpantau Yorgav sangat fokus bermain permainan yang dikenal pula dengan nama Gaple tersebut. Permainan kartu sederhana yang dapat melatih ketangkasan otak. Namun bila versi yang ini, tiap pemain diharuskan memberikan taruhan, dan pemenangnya berhak atas semua taruhan yang telah diberikan.

Dan Yorgav ialah seorang yang kompetitif.

"Sialan, kalau gini caranya aku bisa kalah..."

"Don't worry... I AM THE WINNER," ucap lantang pria berambut biru itu menjawab umpatan lawan pemainnya dan meletakkan satu kartu tersisa miliknya di tengah meja. Membuat kemenangan telak. Sisa satu kartu dengan nilai terkecil, atau bisa dibilang, nilai dengan seri kartu 0 ia persembahkan kepada 4 orang pemain lainnya.

"For God's sake, how can you so good playing this game, bro?" Ucap salah satu diantara mereka.

"Twice! U win twice!" Timpal player lainnya.

replaced star [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang