counterfeit

77 7 3
                                    


✎✐














Dengan parka coat yang serupa dengan yang ia kenakan sebelumnya, Yorgav memasuki sebuah rumah sakit kala mendapat panggilan darinya, Arthur. Langkah itu kian memelan kala dirinya mulai menyusuri lorong dengan koordinat yang sesuai pada arahan Arthur sebelumnya.

Lengan itu menjulur mengetuk pintu.



"Come in!" titah seseorang dari dalam ruangan berdominan warna putih tersebut

"Seriously? It took you a whole month to finally reach out to me??" Sambung Yorgav tak memperdulikan reaksi sang lawan bicara.

"Well, I've been quite busy lately."

"..."

"Aight, sorry. Now, have a seat please. There's something important that I have to tell you, Yorgav."

Pria berstatus pasien dari Arthur itupun melepas coat miliknya dan menarik kursi di hadapan meja seorang Chemist tersebut.

"I've already tested your medications, and blimey! Are these what they consider medications?" Ekspresi lelaki pirang itu tak membantu apapun selain membuat kekhawatiran Yorgav melonjak.

"The medication I tested doesn't contain the necessary ingredients, Alimta and Cisplatin, for treating mesothelioma cancer."

"Then...what kind of medications is that?"

"The medication you're taking contains high doses of immunosuppressants, which can have dangerous side effects when consumed in the long term and high doses. This may explain why your body condition has worsened."


"They tricked you, Yorgav."


Kedua manik tajam milik pria bersurai hitam itu hanya menatap kosong dengan siratan amarah. Dirinya bahkan tak dapat merasa sedih atas keadaanya, mengetahui semua ini di waktu yang sangat terlambat. Rasa sesak dalam dirinya kian lama terasa alami, selayaknya penyakit itu semakin menggerogoti tubunya.

Kala obrolan mengenai hasil tes obat itu telah usai, Yorgav masih harus kembali melakukan tes darah dengan metode biopsi untuk mengecek sel kanker di dalam tubuhnya, sesuai permintaan Arthur.

Memasuki awal Februari ini, pula Yorgav memahami satu hal baru, bahwa ia terlalu naif.

Usahanya selama hampir satu bulan menghindari sang Paman berhasil. Segala kebohongan telah ia lalui agar dapat meyakinkan sang Paman pula dokter yang menangani pengobatannya dahulu itu bahwa dirinya tetap meminum obat-obat pemberian mereka. Pria malang itu bahkan lebih sering diluar rumah hanya agar sang Paman tak dapat bertemu dengannya.

"Any plan for tomorrow, young director?" Ucap pria berkacamata tersebut sembari menyiapkan obat-obatan asli yang memang Yorgav butuhkan.

"Just an appointment for my monthly check-up, and the next day they're gonna know I didn't take any of my medications for the past month."





"Yorgav, stand up for your own good."

"..."

"Here, these medications contains with appropriate ingredients for your condition. Also, could you wait 'til 2 days for your biopsy result?"

"Sure thing, thanks. Have a good one, Arthur."











.

.

.













Masih dengan suhu London yang berada dibawah 0°C, pria yang terlahir di kota dengan julukan The Big Smoke itupun terbangun kala dering pada handphonenya menyerobot masuk pada gendang telinga.


replaced star [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang