revealed

114 10 1
                                    


✎✐













"Kak, kamu minta tambahan hari ke uncle? Ada urusan yang belum selesai?" Tanya wanita berstatus Mama dari Middleton.

"Iya ma."

"What kind of purpose?"

"Meet ur other son." Nada penuh penekanan ia lontarkan pada kalimat itu.

Hari ini seharusnya ialah hari dimana Yorgav lepas landas menuju ke London, dirinya ingin menemui 'dia' yang menjadi tujuan utamanya rela melakukan semua ini, maka dari itu, meminta satu hari kepada sang paman adalah keputusannya.














.













"Kak Sen, aku kangen Yoel. Ayo ke tempat Yoel nanti sore," sahut Belin kala menyantap sarapan di hadapannya.

"Boleh. Kita juga udah lama ga berkunjung Lin," Senzo mengamati adiknya yang terlihat masih lesu kala menangis semalaman.

"Terus gimana Yorgav Lin? Kamu udah dikabarin?"

"Belum Kak Sen. Aku udah coba chat tadi pagi, cuman dianya lagi ga aktif, jadi kurasa dia udah di perjalanan sekarang."

"Iya si Lin. Lagian pas Kakak iseng nyari di google, perjalanan Indo-London itu paling ga 16-18 jam."

"Lama banget ya... Yorgav pas nyampe pun pasti cape pengen langsung istirahat. Aku baru bisa hubungin dia besoknya, terus ternyata besoknya dia udah mulai sibuk sama perusahaan dia. Kak Sen gimana kalo dia ga punya waktu-

"Kebiasaan kamu kalo overthinking Lin. Udah ah habisin tuh nasi gorengnya. Jangan mikir negatif terus Lin."

Belin pun terlihat tampak melamun dan tak mengindahkan perintah Senzo. Dirinya takut, ia takut kehilangan untuk kedua kalinya. Pagi itu tak ada hal lain selain rasa rindu yang menggebu-gebu memenuhi ruang hatinya.



















.














Langit cerah berawan menjadi saksi kedatangan Yorgav ke salah satu pemakaman di daerah tersebut. Wajah yang tengah kelelahan itu seketika tersenyum lirih kala membaca nama dari salah satu nisan disana, nisan yang dari awal menjadi tujuan pria bertubuh semampai itu untuk merelakan seluruh waktunya hari ini.

"Hi brother."

Pria dengan kemeja hitam itu mendudukkan dirinya di samping nisan bertuliskan

'Treasured Memories of Yoel Middleton'.

Yorgav meletakkan sebuah bucket bunga di atas nisan itu.

"Yoel, it's my first time here. I hope u're not making fun of me from heaven, cuz i look absolutely awkward right now," kekehnya pelan berusaha menghibur dirinya sendiri.

"Where should i start? There's a lot that I want to share with you, Yoel."

"Alright, first of all, I'm dyed my hair blue, as that was ur favorite color. Kakak ngelakuin ini sebagai simbol bahwa kakak belum bisa ngerelain kepergianmu Yoel, dan Kakak bersumpah ga akan merubah warna ke hitam kalo Kakak masih di perasaan yang sama. Hampir 5 tahun lamanya, tapi sekarang kalo kamu bisa liat, it comes back black," ujar pria yang kini telah mengubah rambutnya kembali menjadi hitam legam, sama seperti dulu sebelum kepergian adiknya.

Kepala biru itu telah hilang, perasaan damai telah berhasil mengambil alih. Rasa bersalah yang ia hadapi tiap harinya telah memudar sempurna, membiarkan semua kenangan buruk menguap menghilang ke awan.

replaced star [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang