backstabber

67 3 1
                                    

✎✐








"Belin."

Ditengah lamunan, dapat ia dengar suara seseorang menyebutkan namanya. Bagaimana ia menjelaskan degupan jantungnya kala itu, sungguh, disaat tubuh itu spontan berputar untuk melihat siapa disana, ada tersirat harapan yang terpapar di kedua manik cokelat tersebut. Namun nyatanya, kehadiran harapan itu nihil.

"Ona..."

Wanita berambut panjang itu mendekati Belin, mengambil kursi di hadapannya dan duduk disana, bersamanya.

"You look pale, Lin...kamu yakin gapapa? Beneran lagi ga ada masalah?"



-

"Aku gapapa. Tapi bukan berarti aku ga ada masalah...

just as you said, Yory."

-


Betapa sukarnya lisan itu keluar, Belin hanya terdiam tanpa kata dengan hanya memandang kedua jemarinya di atas meja.


"Lin, is it because of him?"

...


"Well, yang jelas aku sekarang disini cuma mau nemenin kamu, karna bentar lagi juga kita ga bisa ketemu kan? You're still my fave gula aren khas Belanda after all!" Ucapan dari wanita di hadapannya kini perlahan membuat selarik senyum terlintas di wajah Belin.


"Belin, jangan nyerah ya?" Wanita itu dengan lembut menatap pria di hadapannya, pria manis kesukannya itu nampak begitu putus asa.

"Kalo kamu yakin dia orangnya, you have to fight for it!"

"Aku mungkin ga tahu masalah kalian sekarang, tapi yang aku liat, sorot mata kalian bener-bener nunjukin afeksi yang ga pernah aku temuin sebelumnya."

"Both of you are truly exceptional."

"Aku gatau kalo kamu inget scene waktu itu, Lin. Waktu kamu mabuk parah di pesta, Yorgav...he's worried to death! Aku sempet liat kamu nangis karna sesuatu, dan dia langsung meluk kamu kenceng banget."

-

"Aku bisa bilang, cintanya Yorgav ke kamu udah di level yang tinggi waktu itu, Lin."

Kala itu, Belin mulai berusaha mengingat kembali peristiwa yang mungkin sudah terlewat cukup lama.



"Aku...nangis, Na?"

Anggukan didapatkan oleh Belin sebagai jawaban 'iya'.

"Jadi sandaran selama beberapa jam, kalo aku mungkin udah mindahin orang yang tidur di pelukan aku ke kamar aja, Lin. Tapi Yorgav nolak, dan milih bawa kamu pulang dengan selamat."

"You've found a truly gentleman."

Kejadian yang diceritakan Viona padanya tak kian muncul di ingatan, tetapi betapa besarnya rasa rindu yang ia punya kini untuk sang kekasih setelah mengetahui hal tersebut. Pula fakta bahwa keesokan paginya, Yorgav membuatkannya sup dan hidangan lain untuk sarapan. Bahkan disaat mereka belum menjalin hubungan.



-




"Ona, makasih udah cerita ke aku soal ini."

"Tadinya aku udah hampir nyerah, aku ngeruntuhin rasa percaya yang aku bangun sendiri," sambung pria manis itu dengan nada lirih.

"Lin, you don't have to trust me or him. Trust your heart, trust your own feelings."

Apa yang dititahkan Viona benar, Belin terlalu diombang ambing akan rasa percaya hingga membuat dirinya melupakan dasar dari mengapa ia tetap bertahan hingga kini. Hatinya yang mempimpin, tak peduli bagaimana pendapat orang lain, afeksinya untuk pria London itu tak berubah.

replaced star [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang