remember?

136 13 2
                                    








✎✐










"Shh... aduh kepalaku..."

Pria muda itu perlahan membuka kedua netra apiknya kala terusik oleh rasa sakit di kepalanya.

"HAH UDAH PAGI?! Tadi malem..."

Dengan usaha keras ia berusaha mengingat semua yang terjadi di malam itu, Belin terlihat masih setengah parau.






-




"Noo.... I don't wanna go home... i wanna be with you,"

"I don't want ur apologies... I want you to kiss me, Yorgav..."




-




"Aku... mabuk..! Tamat riwayatmu Belinzo..."

Ucapnya begitu tertekan kala dapat mengingat sedikit memori di hotel tadi malam.

Belin terbangun di ranjang yang terlalu familiar, ya, tentu saja ranjang miliknya. Pikirannya berperang antara harus keluar dari kamar untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi atau harus diam saja di dalam biliknya karena takut bertemu dengan sang Kakak alias Senzo. Ya Tuhan bagaimana bila pria berkacamata itu tahu adiknya mabuk tadi malam. Sudah cukup amukan Senzo kala Belin mencoba wine miliknya dan teman-temannya yang berhasil membuat Belin bergidik takut tempo hari.

Di raihnya gadget pintar miliknya itu dari dalam saku celananya.

"Aduh... lowbat lagi," desahnya geram karna tak bisa menyalakan benda pipih tersebut.

Jam weker berwarna coklat tua itupun menunjukkan pukul 8 pagi. Akhirnya, ingin tak ingin Belin harus keluar kamar, tak mungkin ia akan di dalam hingga seseorang masuk bukan?










.









Baru melangkah dari pintu biliknya, Belin mendengar seseorang sedang melakukan aktivitas di dapur. Hatinya berdegup begitu kencang, takut bila Senzo akan memarahinya, lagi.

"Eh, Yorgav...?"

Dapat Belin lihat, pria yang tengah sibuk di depan kompor itu tak langsung menjawab dan hanya menghela nafas lega dengan senyuman khas di pagi hari. Ayolah, senyum Yorgav memang selalu menyegarkan mata, tak peduli pagi atau siang.

"Morning Lin. Masih pusing?"

"Ehm, dikit, Yory," ucapnya sembari menghampiri pria berambut biru tersebut.

"Yory??" Sejenak Yorgav menghentikan kegiatannya dan menghadap ke arah Belin dengan kekehan kecil.

"Hehehe," jawab Belin dengan kekehan khas miliknya.

"Now u giggle, u don't remember last night?"

Seketika raut wajah manis itu menjadi tegang.

Sedikit mencari cari jawaban tetapi nihil, tak satupun ide muncul di ruang otak Belin.

"No, i don't."

"You were-"

"DON'T TELL ME! So embarassing..." ujar Belin spontan menarik ujung pakaian yang dikenakan Yorgav seraya menutup mulut pria yang lebih tinggi darinya itu dengan tangan kanannya.

"Wkwk okay, i won't. Now, please let me cook Lin," direngkuhnya kembali rambut fluffy yang kini menjadi favorit Yorgav.

Tanpa membalas kembali, Belin menurut dan duduk di kursi ruang makan tersebut dengan masih memandang Yorgav disana.

replaced star [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang