lovers

119 7 2
                                    



✎✐












Hembusan angin semilir menyapa dahan-dahan pohon. Masih di hadapan nisan Yoel Middleton, mereka hanya diam satu sama lain, memikirkan solusi terbaik untuk keduanya setelah ini.

"Aku boleh ikut, Yorgav?"

Pandangan yang lebih tua kini terangkat dan menghadap pria di sampingnya.

"Lin, memangnya siapa yang akan ngelarang kamu? Pasti boleh dong!" Ucapnya begitu gembira.

"Tapi aku ga bisa menetap disana..."

"It's not a big deal! Kamu ikut aja aku udah seneng banget Belin," sambung Yorgav sembari menggenggam telapak tangan Belin untuk meyakinkannya.















.












"Hah? Besok?? London itu jauh loh Lin,"

Nampaknya sang Kakak, alias Senzo begitu terkejut dengan kabar yang disampaikan Belin secara spontan.

"Kak Sen... maaf, tapi aku-"

"Lin... kamu sayang banget ya sama Yorgav?"

Adik satu-satunya yang Senzo miliki itupun mengangguk.

"Yaudah, kalo emang kamu mutusin untuk ikut, Kakak gabisa berbuat apa-apa selain doain kamu selamat sampai tujuan nanti," senyuman tertoreh di wajah Senzo dan membuka lengannya agar sang Adik dapat memeluknya dengan erat.

"Kak Sen, aku sedih..." nadanya begitu sendu.

"Kenapa lagi sih Lin?"

"Kak Sen sendirian dong selama aku ke London."

"Wkwk apaan si, tumben tumbenan kamu kayak gini."

"Kak Sen mau nangis kan? Ngaku aja si samaku."

"Dih, siapa juga yang mau nangis. Orang biasa aja."

"Kak Sen, makasi banyak ya? Kak Sen yang selama ini hidup bareng aku, walaupun emang usil, tapi aku tau kok, aku masih punya orang yang sayang banget sama aku, orangnya sekarang lagi berusaha buat ga nangis, takut ku ejek soalnya."

"Wkwk ada orang mau pergi tapi ngeselin dulu."

"Biarin."

Kedua kakak adik berdarah Belanda itu saling tertawa satu sama lain, rasa gengsi yang tinggi kian lama kian menurun.

"Terus sekarang Yorgav dimana Lin?"

"Masih di tempat Yoel kak. Mau pamitan dulu kayaknya."

"Ternyata overthinking kita beneran ya Lin, kalo Yorgav tuh emang sedarah sama Yoel. Mirip plek ketuplek gitu."

"Plek ketiplek Kak Sen, bukan ketuplek."

"Iya itulah pokoknya."

"Pantesan ya Kak Sen, dua-duanya jadi orang yang aku sayang, orang kepribadiannya aja mirip gitu."

"Kamu mah emang cuman bisa jatuh cinta ama dua orang itu aja Lin."














.















"Ma, this is Belin, pacar Yorgav."

Wanita itu terdiam sejenak, kemudian tersenyum tipis kepada Belin.

"Kak, Mama mau bicara sebentar."

Jantung Belin berdetak tak karuan, pikiran buruk mulai memasuki bilik otaknya tanpa mengantri. Bagaimana bila Mama Middleton tidak merestui hubungan mereka? Bagaimana bila justru sang Mama merasa jijik melihat kehadiran Belin sebagai kekasih putra sulungnya?

replaced star [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang