☠︎ᴄ ʜ ᴀ ᴘ ᴛ ᴇ ʀ 17 - Aksi Nekat Rubby

29.2K 1.5K 287
                                    

“Morning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Morning ....”

Suara menggema tak lain dari seorang gadis cantik, Rubby Pradivta, menyapa indra pendengaran lelaki yang sedang duduk di kursi ruang makan.

Elang sengaja tidak berbalik dan menyapa balik sapaan Rubby. Raganya memang berada di rumah, tetapi jiwanya berada di tempat wanita yang dia kunjungi semalam. Sampai kehadiran Rubby di hadapannya tidak bisa menghentikan pikirannya.

Kening Rubby berkerut tipis tatkala melihat pemandangan tak mengenakkan di depan mata. Dia lantas berdehem singkat, lalu berkata, “Duh, ada apa nih? Pagi-pagi sudah disuguhi wajah suram.”

Suara sindiran disertai tarikan kursi membuat Elang menetralkan mimik wajahnya. Dia menggeleng samar. “Hari ini penampilanmu berbeda dari kemarin. Kenapa?”

Bukannya menjawab, Elang malah mengalihkan pertanyaan lain. Sebab, penampilan sang adik kini tak semenor kemarin, tetapi cukup manis dengan riasan tipis, dan juga aksesoris jepit pita di kepala.

Sedangkan, sosok yang mendapat pertanyaan itu, tersenyum lebar. “Mungkin penampilan aku akan bertahan seperti ini terus,” jawabnya semringah sambil menyendokkan nasi goreng ke piring makannya.

“Kamu sedang jatuh cinta, ya?” tebak Elang.

Alih-alih menjawab, Rubby justru tersenyum sambil mengunyah. Tentu saja, hal itu bisa dimengerti Elang.

“Hati-hati. Kakak nggak ingin kejadian kemarin terulang lagi.”

Rubby tentu paham maksud lelaki di hadapannya itu, dan dia pun hanya menangguk singkat. Namun, di hatinya merasa yakin jika lelaki incarannya berbeda dari Marco. Bahkan, Zhea pun terlihat merasa nyaman di samping Kafka.

Mengingat nama Marco membuat Rubby merinding takut. Entah bagaimana kabar lelaki bejat itu saat ini. Berharap suatu saat nanti dia tidak lagi bertemu dengan Marco, beserta teman-temannya.

Sarapan pagi itu tidak berlangsung lama, Rubby berangkat ke sekolah dengan diantar langsung oleh Elang. Tentu Elang memiliki tujuan mengantar Rubby ke sekolah.

“Kenalkan sama Kakak siapa pria yang kamu sukai. Jadi, kalau ada apa-apa Kakak bisa tahu siapa saja yang berhubungan dengan kamu,” ucap Elang membuka percakapan di tengah perjalanan.

Rubby yang asyik bermain ponsel pun, langsung menoleh sambil meletakkan benda pipih ke atas pangkuannya. “Saat ini aku belum bisa mengenalkan dia sama Kakak.”

“Kenapa?” Elang menaikkan sebelah alisnya seraya menoleh singkat, dan kemudian fokus lagi dengan jalan.

“Yaa, belum waktunya aja. Karena saat ini dia masih jadi pacar Zhea. Kalau dia sudah jadi pacar aku, akan aku kenalkan pada semua orang,” lanjutnya bermonolog.

“Ya sudah, apa pun pilihanmu. Kakak minta kamu jaga diri. Karena Kakak nggak bisa selalu berada di dekat kamu 24 jam,” peringat Elang, dan langsung diangguki Rubby.

ELANG CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang