☠︎ᴄ ʜ ᴀ ᴘ ᴛ ᴇ ʀ 33 - Selamat Tinggal

26.4K 1.2K 392
                                    

Rubby terus meronta saat tubuhnya dijamah oleh lelaki tidak dikenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rubby terus meronta saat tubuhnya dijamah oleh lelaki tidak dikenal. Meski dalam keadaan mabuk, dia tahu tubuhnya sedang dilecehkan. Pakaiannya pun, sudah dilepaskan dengan kasar.

“Lepasin gue, Bangsad!” teriak Rubby sambil terus meronta.

Lelaki bermata tajam itu, justru tersenyum evil mendengar kata-kata sarkas Rubby. Dia naik ke atas tubuh Rubby, mencengkeram dua tangan, yang kemudian diikat menggunakan dasi pada sandaran ranjang besi.

“Tonight you'll be mine, Darling,” bisik lelaki itu dengan penuh sensasional. Lalu mengulum telinga Rubby dengan penuh nafsu.

“Stop! Don't touch me, Damn it!” teriak Rubby sambil meronta dengan sisa tenaganya yang ada. “Berani kamu menyentuh lo nyentuh gue. Gue pastikan lo habis sama Kakak gue!”

Sesungguhnya, Rubby mulai merasakan takut luar biasa, tetapi gengsinya teramat tinggi untuk menangis di hadapan orang yang sedang meremehkannya.

“Kakak lo?” Lelaki itu terdiam sejenak, lalu mendekatkan wajahnya di hadapan Rubby hanya berjarak sekitar beberapa senti saja. Dia lantas tersenyum jahat. “Saya tidak takut dengan Kakakmu yang pengecut itu.”

Cuihh!

Rubby meludahi wajah lelaki itu tanpa rasa takut, tepat di mata air liur Rubby tertempel. Laki-laki terdiam, seakan sedang menikmati permainan. Dilap dengan ibu jarinya jejak air liur Rubby, kemudian menatap dengan lekat, lendir liur yang melengket di tangannya.

Rubby merasa suasana mulai mencekam,  jantungnya berdebar tak menentu tatkala melihat mata tajam yang menyala dalam keremangan malam, seperti anjing pemburu.

Tanpa berbicara sepatah kata, lelaki itu, langsung mencumbu Rubby dengan sangat kasar. Berulang kali bibir Rubby digigit dengan kuat, dan tangannya yang lain meremas dada Rubby dengan penuh emosi. Tampak jelas, bukan nafsu bercinta yang sedang dirasa, melainkan nafsu kemarahan.

Berulang kali Rubby meringis kesakitan, bahkan meneteskan air mata. Dalam hatinya menjerit meminta tolong, menyebut nama Kakaknya berulang-ulang kali, berharap sang Kakak merasakan firasat buruk.

Namun, hari nahas itu tak bisa terelakkan, semua terjado begitu saja. Laki-laki yang berada di atas tubuh Rubby, berhasil merenggut kesucian Rubby dengan kasar, hingga meninggalkan rasa sakit luar biasa.  

“Aaaa ... Kakak,” erang Rubby, memanggil sang Kakak. Bersamaan itu air matanya mengalir di sudut mata.

Sedangkan lelaki terus bergerak tanpa rasa kasihan, dia begitu menikmati, bahkan tak memberikan jeda beberapa saat untuk Rubby menyesuaikan diri dengan rasa sakit.

“Sebut namaku, Sayang ...” pinta lelaki itu disela napas yang tidak beraturan. Namun, Rubby tak menjawab sedikit pun, selain dari menangis.

“We will pass this night without rest. You must be ready, Darling,” ucapnya lagi, meminta Rubby bersiap karena akan melewati malam yang panjang.

ELANG CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang