Bab 5

1.1K 104 15
                                    

Vote dulu baru baca 😁

Sepulang dari jalan-jalan bersama teman baru, Zikri langsung menuju kamar untuk rebahan. Ini masih jam 3 sore, kalau mandi kecepetan. Hal hasil dia nonton bl series dulu. Lumayan bisa nonton 2 episode sebelum mandi sore. Jangan lupa pakai headset biar ga ketahuan hehe.
Fiuhh.. udah selesai 2 episode saat bebersih dulu, takutnya bunda masuk kamar manggil buat makan malam.
Tidak butuh waktu lama buat mandi, setelah itu Zikri turun untuk makan malam karena sudah ditunggu orang tuanya. Mereka makan dengan khidmat sampai sang ibu menyela "Sayang ada yang mau bunda omongin".
Zikri menengok ke arah ibunya "ngomong apa?"
"Nanti aja selesai makan" Zikri hanya mengangguk sambil melanjutkan makannya. Bu Ani sebenarnya masih ragu buat ngomong tapi kalau ditunda-tunda lagi takutnya kebablasan.

Zikri sedang berada di kamarnya saat ini, ia melanjutnya series bl tadi karena sayang tinggal 3 episode lagi. Lagian besok hari minggu, kampus pun baru mulai minggu depan. Kalaupun sekarang begadang besok bisa bangun siang.
Ia lupa bundanya tadi bilang mau ngomong sesuatu, ia malah lanjut nonton. Bunda masuk ke kamar Zikri karena dari tadi dipanggil ia tidak dengar. Bunda melihat Zikri sedang asyik dengan tontonannya. Masih saja kaget melihat tontonan putranya walaupun ia tau betul orientasinya.
"Kamu nonton begituan nak?" Zikri kaget mendengar suara bundanya yang duduk disampingnya.
"Bundaa... Maaff :(" Zikri takut sekarang, ia akhir akhir ini jadi teledor. "Bundaa ini ga..." Perkataam Zikri disela bunda. "Kamu beneran menyimpang nak" tanyanya lirih.
"Bunda maaf.. aku ga mau kayak gini. Aku ga tau awalnya gimana hiks... Jangan benci aku hiks.." Zikri mulai menangis. Ia takut orang tuanya akan mengucilkan dia.
Bunda mengusap air mata putranya "sayang... Bunda memang kecewa, tapi bunda ga benci kamu. Apapun kamu bagaimanapun kamu, kamu tetap anak ayah bunda hmm... Jangan nangis gini dong".
Zikri sesenggukan dipelukan bundanya. Sekitar 10 menitan sudah berhenti menangis.

"Bunda mau ngomong nak" Zikri menatap bunda mengisyaratkan untuk melanjutkan kalimatnya.

"Bunda mau jodohin kamu"

"APAAA.... Katanya bunda ga benci aku trus kenapa dijodohin.. aku ga suka cewek bunda" Zikri hampir menangis lagi kalau tidak...

"Pasangan kamu cowok" Zikri terdiam mendengar sahutan bundanya.

Ia kembali sadar "tapi bun belum tentu dia mau sama aku".

"Pasti mau" bukan bunda yang bicara tapi ayah yang sedari tadi menunggu didepan pintu sambil melihat drama ibu anak tadi.

"Ayah...."
"Kenapa ayah bisa yakin?" Zikri penasaran kenapa ayahnya semantap itu bilang kalau pasangannya nanti pasti nerima perjodohan gila ini.

"Karena itu sebuah perjanjian", Zikri semakin bingung dengan jawaban ayahnya.

~Flashback on~

Pak Anton berada disebuah tempat yang asing. Ia melihat banyak orang berpakaian putih namun tak ada yang memperhatikan dia. Ia sering bermimpi berada ditempat ini bertemu bapaknya namun hanya sekedar lewat. Dan kali ini sesorang menepuk bahunya dari belakang, "bapak?? Ini dimana pak? Kenapa aku disini?".
"Tolong penuhi janji bapak nak?" Kalimat pertama yang diucapkan oleh kakek Arga
"Janji apa pak?" Anton ingin memenuhinya sehingga bapaknya bisa tenang.
"Temui Martha, dia akan menjelaskan semuanya" kakek Arga tiba-tiba menghilang.

Dari mimpi itu Anton berusaha mencari alamat kakek Martha. Beruntung kerabatnya masih tau alamat kakek Martha sehingga memudahkan Anton dan istrinya untuk mencarinya. Sampai di rumah kakek Martha mereka langsung mengatakan tujuannya.

"Paman pasti sudah tau tujuan kita kemari kan?" Anton langsung menuju inti.

"Hmm... Disuruh bapakmu? Kakek Martha mencoba berbasa basi.

From ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang