Tamat

1.6K 60 9
                                    

Jeng jeng triple up 😉

Happy reading 🤍

Musim hujan mulai datang. Dua sejoli memutuskan untuk berada dibalik selimut untuk menghangatkan tubuh.

"Hujan-hujan gini enaknya makan yang anget-anget ga sih" ucap Zikri.

"Mau makan apa?"

"Pengen soto yang deket kampus deh"

"Yaudah gua beliin yaa"

"Gausah ah.. hujannya deres banget. Jalanan licin pasti"

"Ya kan bisa hati-hati. Lo ngidam nanti kalo ga diturutin anak kita ngeces."

"Ngeces pala lo peang. Lo kira gua lagi hamil apa" sungut Zikri.

"Ya kan kita buat anaknya tiap hari. Pasti ada yang jadi"

"Lo pengen punya anak yaa?" tanya Zikri dengan wajah sendu.

Paham dengan perubahan ekspresi wajah tunangannya, Daffa segera mengganti topik.

"Ga lah. Anak kecil itu ribet"

"Maaf yaa Daf.." bicara Zikri terpotong

"Udah ah gua mau beli soto dulu. Laper juga nih"

"Dihh.. iyaa sana hati-hati"

"Kalo gua ga kembali jangan kangen yaa" ucap Daffa sambil mengambil kunci motornya.
.
.
.

Perasaan Zikri ga enak, sudah satu jam lebih tapi Daffa belum kembali. Tiba-tiba suara handphone berdering bertuliskan nama 'Daffa'.

"Hallo apa ini keluarga dari pemilik handphone ini?" Suara orang dari seberang sana.

"Iyaa halo saya adiknya" ucap Zikri.

"Maaf saya mau mengabarkan, kakak anda mengalami kecelakaan di jalan x. Kondisi cukup parah"

Deg.

Zikri tidak menghiraukan orang diseberang telpon yang sedang mengajaknya bicara. Yang ia tahu sekarang ia harus memastikan apa yang dibicarakan orang ditelpon tadi.

Zikri tidak bisa berpikir jernih sangat ini. Ia menangis berlari menerjang hujan lebat tanpa menggunakan alas kaki.

'Daffa bilang kalo itu bukan lo. Gua bakal benci banget sama lo kalo sampai itu bener, hikss'.

Yang Zikri lakukan saat ini hanya berlari tanpa menghiraukan kakinya yang lecet. Ia ingin cepat sampai dilokasi dan membuktikan kalau yang ia pikirkan salah.

Zikri sampai dilokasi, ia langsung menerobos gerombolan orang yang berkumpul mengelilingi korban.

"Daffaaa.. hiks hiks.. harusnya ga kayak gini"

"Hai sayang.." Daffa masih sempat menyapa tunangannya lalu membelai pipinya.

"Sekarang gua bisa buktiin kalo gua cuma cinta sama lo doang" lirih Daffa

"Ga.. ga.. lo ga perlu buktiin apa apa hiks hiks..
Gua ga peduli hiks kalo emang lo ga suka gua.. hiks.. lebih baik lo ga suka gua Daffaa.. huaa.. huaa hiks.." suara tangisan Zikri yang menyayat hati.

"Jangan nangis, manisnya hilang"

"Daffa bertahan, kita ke rumah sakit" Daffa menggeleng

"Ga perlu sayang.. takdir kita sampai disini saja.
Gua harap bisa ketemu lo di kehidupan lain" Daffa tersenyum manis terakhir kalinya untuk Zikri.

"Daffaaaa" pandangan Zikri menggelap.
.
.
.
.

"Sayang... Hei.. sayang bangun kenapa nangis?" Seseorang berusaha membangunkan Zikri.

From ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang