Bab 10

1.2K 89 4
                                    

Hallo temen² sorry banget updatenya lama.
Selain stuck aku juga sibuk 🥺. Mohon pengertiannya yaa 😁

Happy reading 💕

"Loh... Kok ada disini.... kak Daffa?"
"Lagi belanja nih" jawab Daffa singkat
"Ohh.. gitu" Nia garuk-garuk kepala bingung mau ngomong apa depan kakak tingkatnya ini.
"Mmm... Kalo gitu selamat belanja kak, gua permisi" Daffa hanya mengangguk menanggapi Nia.

Fyuhh....

Zikri bisa bernapas lega. Dia bisa keluar dari persembunyianya. Zikri pikir Daffa tidak akan mengerti kodenya ternyata dia cepat tanggap juga. Saat Nia hampir sampai di tempat mereka, Daffa dengan cepat mengeluarkan handphone nya lalu mendorong Zikri untuk sembunyi di celah rak.
.
.

"Kemana aja lo?" Tanya Yuda ke Nia.
Lama Nia menjawab seperti orang sedang memikirkan sesuatu.
"Woi kok bengong?" Yuda menyenggol Nia.
"Tadi gua telpon Zikri kan, nah waktu gua telpon malah bunyi handphone berdering di rak sana. Gua coba ikutin, siapa tau itu Zikri kan... Nyampe sana gua malah ketemu kak Daffa" jelas Nia.
"Jadi yang bunyi hp nya kak Daffa?" Vano bertanya.
"Kayaknya sih gitu"
"Kok kayaknya si.." Yuda bingung dengan jawaban Nia.
"Pas kak Daffa ngeliatin hp nya, itu udah mati tapi dering hp nya masih bisa gua denger" Nia sedikit curiga.
"Yaudahlah kenapa malah masalahin hp nya kak Daffa, mending kita pergi sambil nunggu kabar Zikri".

Mereka setuju untuk pergi dari swalayan itu. Namun sebelum benar-benar pergi, Nia menengok sekali lagi ke arah rak yang ada Daffa tadi dan ia melihat siluet seseorang di samping Daffa.
.
.

"Uwahh... Makasi ya Daffa gua kira lo ga bakal bantu" Zikri seneng banget
"Gua bantu juga karena ini menyangkut gua juga" sahut Daffa tanpa menengok Zikri.
"Tinggal bilang 'sama-sama' apa susahnya sih?" Cibir Zikri, tapi Daffa hanya diam malas merespon bicah di sampingnya.

Mereka menyelesaikan belanjanya lalu pulang ke rumah. Namun sebelum menuju rumah, mereka pergi makan dulu karena tadi belum sempat sarapan sekalian makan siang. Daffa juga ada jadwal siang sekalian mau rapat BEM. Kalau nunggu Zikri masak dulu yang ada maag kambuh 😂. Nah karena Zikri tidak ada jadwal kuliah, ia mau bersih-bersih rumah sekalian nanti mau masak untuk makan malam.
(Udah jadi IRT yang baik belum 🤭)
.
.
.

*Dikampus*

Terlihat beberapa pemuda berkumpul di gazebo bawah pohon Fakultas Ilmu Komunikasi. Dan seorang yang baru datang dari parkir.

"Woi... Pangeran kita udah dateng" teriak salah satu pemuda itu.
"Tumben tadi ga ikut nimbrung"
"Tadi masih ada urusan" sahut Daffa
"Lo punya pacar yaa Daf, waktu weekend lalu juga ga ada kabar padahal kita ajakin nongkrong" temen Daffa mulai curiga.

Salah satu diantara mereka tidak sengaja melihat jari Daffa yang terdapat cincin.

"Nikah kali Daffa tuh liat aja tiba-tiba pakek cincin segala wkwkwk" dia mengolok Daffa sambil ketawa.
"Bukan nikah tapi tunangan" sontak jawaban Daffa membuat teman-temannya kaget.

"APAA...." teriak mereka berbarengan.

"Anjir... Lo tunangan sama siapa Daf"
"Jangan bilang lo dijodohin karena ketahuan humu"
"Cantik ga Daf ceweknya"

Teman-temannya menghujani Daffa dengan pertanyaan tapi Daffa jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Gua dijodohin sama cowok" sekali lagi jawaban Daffa bikin mereka kaget.

"Gua ga salah denger kan.."

"Lo jangan bercanda deh Daf"

"Terserah kalau ga percaya" Daffa malas menjelaskan.

"Lo gapapa kan daf?" tanya temennya khawatir

"Emang gua kenapa?" Bingung dengan pertanyaan temannya itu.

Entahlah Danu hanya khawatir sama temannya ini, dia sudah mengenal Daffa dari SMP, jadi dia tau Daffa sampai ke dalem-dalemnya.

"Yang mana orangnya, Daf? Kita tau ga?

"Nanti juga kalian tau. Udah ayok rapat dulu ini" Daffa meninggalkan mereka yang masih terkaget-kaget.

"Woi Daffa bilang dulu siapa orangnya...."
Daffa melenggang tanpa menghiraukan teriakan dari temannya.
.
.
.

*Malam hari*

Zikri sedang memasak nasi dan lauk pauk. Ia hanya membuat sayur soup dan ayam goreng. Daffa juga sudah datang dari rapatnya dan sudah selesai mandi. Ia sudah siap untuk makan malam.

"Maba bakalan persami minggu ini" Daffa memulai pembicaraan.
"Trus??"
"Lo maba.. jadi kita bakalan ketemu nanti. Inget pura-pura ga kenal."
"Ck.. udah tau gua.. lagian pede banget"
"Lo itu ceroboh.. kalo terjadi apa-apa gua lagi yang disalahin sama ortu kita" kata Daffa mengingatkan.
"Ga bakalan.. kalopun nanti ada apa-apa, ada temen gua yang bakalan bantuin" sahut Zikri yakin.
"Yaudah.. pokoknya kalo terjadi apa-apa jangan pernah bawa-bawa gua yaa..."
"Iye iye.. ini makan dulu ngomong aja dari tadi" Zikri menghidangkan hasil masakannya.
"Gua udah buatin catatan apa aja yang perlu lo bawa, jadi jangan sampai ada yang ketinggalan" perintah Daffa sambil mengambil makanannya. Zikri hanya mengangguk sebagai jawaban, malas nanti kalo bicara malah ribut.

Malam itu berakhir dengan Daffa cuci piring dan Zikri membereskan meja dan alat dapur.
.
.
.

*Kampus A*

Zikri dan temannya sedang berkumpul di kantin manajemen. Mereka memutuskan untuk kumpul disana karena Fakultas Ekonomi berada di tengah. Jadi cuma Nia yang tidak perlu jalan untuk ketemu mereka.

"Zikri lo kemana dah kemarin?" Yuda memulai pembicaraan.
"Gua sibuk bantuin bunda" jawab Zikri bohong.
"Ohh.. padahal kemarin kita libur maunya jalan-jalan gitu. Kita kan kalo ngampus gini susah ketemu. Gua ketemu sama ni anak aja" Yuda menyenggol Vano.
"Lo ga suka ketemu gua????" tanya Vano dengan wajah sinisnya.
"Ga gitu bro, aelah baper banget deh".

"Eh kemarin gua ketemu kak Daffa tau" Nia seperti sangat bahagia ketemu katingnya itu.
"Ya terus.."
" Ihh... Gua seneng banget lah ketemu most wanted kampus. Tapi kayaknya kemarin dia sama seseorang deh.." pernyataan Nia membuat Zikri gugup.
"Lo.. liat orangnya?" tanya Zikri dengan hati gusar.
"Enggak sih.. cuma liat siluetnya. Mungkin pacarnya kali yaa.." (tunangannya sih Nia tepatnya wkwk)
Zikri hanya ber oh ria, dia lega karena temannya tidak tahu bahwa siluet itu adalah dirinya.

Mereka menikmati makanan yang baru saja datang. Sampai Vano nyeletuk...

"Kita kapan persami dah udah mulai kuliah nih".
"Minggu ini" jawab Zikri santai.
"Kok lo tau??" tanya Nia dengan tatapan curiga.
"Itu... Eee..." Zikri bingung sekarang harus menjawab apa.
"Itu apa" desak Nia.
"Itu.. tadi gua denger salah satu kating kita bilang gitu" jawab Zikri dengan cengiran.
"Ooo... Gitu" tatapan Nia belum sepenuhnya percaya.
"Trus kita perlu siapin apa aja" Nia masih berusaha menggali informasi.
"Kalo itu gua ga tau, cuma denger jadwalnya doang" Zikri harus hati-hati takutnya kalau dia jawab malah semakin ruwet. Dia sudah semakin mengenal Nia yang keponya luar biasa.

Entah kenapa Zikri rasa yang Daffa bilang kalau dia ceroboh itu bener. Udah hampir dua kali ketahuan. Hari ini masih aman gatau hari-hari selanjutnya akan seperti apa. Kalau pada akhirnya ketahuan berarti memang takdir 😁.

Ini belum apa-apa Zikri, masalah sebenarnya bakalan dimulai saat PERSAMI hehehe 😁.

TBC.

Jangan lupa vote dan komen.
Besok minggu jadi seperti bisa update lagi tapi ga janji 😁

See yaa 👋👋

From ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang