Happy reading 🤍
Zikri sekarang sedang berada di kamarnya dilantai 2. Masih menangis sesenggukan duduk dipinggir kasur. Awalnya dia akan mengobati luka di kakinya tapi kotak p3k nya tidak ketemu jadinya dia makin menangis.
Lain halnya Daffa, ia sudah selesai menenagkan diri dikamarnya. Setelahnya dia baru tersadar kalau perbuatannya tadi itu salah. Ia berniat untuk ke dapur melihat keadaan sekaligus tunangannya. Namun saat sudah berada di dapur, ia sudah menemukan pecahan beling tadi sudah bersih. Dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya, tapi ia salah fokus dengan bercak darah yang ada di lantai. Ia langsung menengok ke atas ke arah kamar Zikri.
Daffa menuju kamar Zikri dan menemukan tunangannya sedang menangis sesenggukan.
"Hei.. maaf yaa tadi gua seharusnya ga bersikap kayak tadi" ucap Daffa sambil berjongkok di depan Zikri, tapi Zikri memalingkan wajahnya ke arah lain.
Zikri sakit hati, dia tidak tau menau masalah Daffa tapi dia yang kena.
"Tadi gua ketemu mantan yang bikin mood gua hancur" Zikri tetap tidak merespon Daffa.
"Pulang ke rumah gua nemuin makanan yang gua benci makanya gua bersikap kayak tadi"
Zikri hanya mendengarkan dan bermonolog dalam hati "kenapa jadi gua yang kena? Harusnya bilang baik-baik".
"Kita udahin aja Daf, gua yang bakal ngomong ke kakek" itu kata-kata yang sudah disiapkan oleh Zikri namun tidak jadi keluar karena mendengar ucapan Daffa.
"Dia nyium gua depan umum" Zikri terbelalak, entah kenapa dia tidak suka mendengar hal itu.
"Dia nyium lo bagian mana?" tanya Zikri dengan tak sabaran.
"Disini.." Daffa menunjuk bibirnya.
"Gua yang bakal hapus jejaknya" Zikri tiba-tiba menangkup pipi Daffa lalu menciumnya.
CUP...
Daffa kaget dengan sikap Zikri yang tiba-tiba menciumnya.
"Udah gua hapus.. habis ini ga boleh ada yang nyium lagi" entahlah Zikri sadar atau tidak mengucapkan hal itu.
Saat Zikri melihat manik Daffa ia baru sadar dengan apa yang telah diperbuat. Ia cepat-cepat memalingkan wajah namun ditahan oleh Daffa. Kini giliran Daffa menangkup pipi Zikri lalu bangkit untuk menciumnya. Daffa mencoba memperdalam ciumannya dengan memasukkan lidahnya ke mulut Zikri. Daffa menggigit bibir Zikri sehingga mau tidak mau dia harus membuka mulutnya. Saat itu Daffa langsung melesatkan lidahnya. Mereka terbuai dengan ciuman itu sampai tidak sadar sudah terbaring diatas kasur. Daffa mulai memasukkan tangannya menggerayangi tubuh Zikri. Ia menghentikan ciumannya lalu beralih ke arah leher Zikri. Daffa menghisap kuat leher itu hingga Zikri tidak sadar mengeluarkan erangannya "Ahhh".....
Saat mendengar erangan Zikri, Daffa tersadar dengan perbuatannya. Ia segera bangun dari tubuh Zikri. Ia melihat keadaan Zikri yang sudah acak-acakan serta bibirnya yang bengkak. Ah itu terlihat sexy pikir Daffa. Libido Daffa masih tinggi namun ia tidak melanjutkannya, takut Zikri tidak suka. Jadilah dia pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya. Sedangkan Zikri masih bengong dengan posisi berbaringnya, memikirkan apa yang baru saja terjadi.
Setelah sekitar 15 menit menuntaskan hasratnya, Daffa keluar dari kamar mandi dan berniat untuk ke kamar Zikri lagi. Ia berniat untuk mengobati luka dikaki Zikri. Namun saat sudah membuka pintu kamar Zikri, tiba-tiba rasa canggung itu datang. Sudah kepalang buka pintu, Daffa masuk dan melihat Zikri sedang membereskan tempat tidurnya.
"Emmm... Gua obatin kaki lo dulu" Zikri sedikit terkejut mendengar suara Daffa. Zikri langsung duduk dipinggir kasur dan membiarkan Daffa memgobati lukanya. Ia pun sama merasa canggung setelah kejadian tadi.