Bab 6

1.1K 100 8
                                    

Vote dulu gais. Happy reading ❣️

Hari ini Zikri berniat pergi jalan-jalan ke taman sendiri karena temannya semua sudah punya janji masing-masing. Tidak masalah, toh dulu dia juga biasa sendiri. Dia pergi ke taman berniat untuk refreshing sambil cari jajanan. Pertama yang ia beli adalah es krim lalu pergi menuju ayunan. Makan sambil mengayun-ayunkan kecil ayunan melihat orang lalu lalang. Namun beberapa saat atensinya beralih ke 2 orang yang terlihat beradu agumen. Zikri penasaran ia mencoba mendekat untuk mendengarkan perdebatan mereka.

"Tunggu... Kamu mau kemana" orang itu memegang tangan orang satunya yang hendak pergi.
"Mau apa lagi lo hah?? Gua udah muak liat muka lo?"
"Aku mau jelasin dulu..."
"Jelasin apa lagi?" Pria satunya sudah kesal
"Aku ga ada hubungan apa-apa sama dia" jelasnya dengan wajah memelas
"Lo pikir gua bakalan percaya... Gua liat dengan mata kepala gua yaa anj..."
"Aku khilaf Daffa" ya orang yang marah itu adalah Daffa dan entah pria satu lagi siapa.

Daffa mengalihkan pandangannya dan tidak sengaja bertemu pandang dengan Zikri. Ia pergi  lalu menggandeng tangan Zikri menjauhi pria tadi tanpa mempedulikan teriakannya. Zikri hanya terdiam diseret oleh Daffa. Ia masih bingung dengan apa yang didengar tadi. Daffa berhenti di salah satu bangku taman lalu duduk dalam diam.
Lama terdiam Zikri memberanikan diri untuk bertanya.
"Mmmm... Tadi kenapa?"
Daffa mengalihkan pandangannya ke Zikri.
"Masalah kecil" jawabnya singkat.
"Sorry tadi gua seret lo kesini tanpa persetujuan" lanjutnya.
"Ga papa... Gua juga minta maaf nguping pembicaraan kalian".
"Lo denger apa aja" Daffa bertanya
"Hmm... Ga banyak.. cuma dari cowok itu nahan tangan lo" jawab Zikri jujur.
"Dia mantan gua" jawaban Daffa sontak membuat Zikri melotot.
"Lo..." Zikri tidak melanjutkan kalimatnya
"Iya gua menyimpang, kenapa?"
"Ga papa.. gua cuma mau mastiin" jawab Zikri
"Trus tadi kenapa marah-marah? Ehh... Kalo gamau jawab gapapa" Zikri tersadar ia terlalu lancang bertanya hal pribadi.
"Santai aja.. dia minta balikan setelah ketahuan selingkuh" Zikri hanya diam tanpa merespon
"Dia ngent*t sama orang lain gua putusin setelah beberapa kali gua kasi kesempatan. Awalnya cuma jalan aja sama tu cowok trus akhirnya berakhir di ranjang juga" cerita Daffa.
Zikri ber-oh ria sambil menganggukkan kepalanya. "Lo pernah make dia?" Pertanyaan Zikri sontak membuat Daffa mengalihkan pandangannya ke Zikri.
"Kepo banget lo... Kalau soal itu ga perlu ditanya lagi. Tapi jangan salah, gua ngelakuin itu sama pacar gua... Kalau belum ada status gua ga bakalan mau". Respon Zikri cuma anggukan kepala.
"Kenapa?? Lo jijik sama gua? Tanya Daffa ketika melihat respon Zikri.
"Eits.. jangan salah gini-gini gua open minded. Gua ga suka judge orang apalagi orientasinya" jawabnya bangga.
"Gini-gini gimana?" Tanya Daffa menggoda.
Pertanyaan Daffa tidak bisa Zikri jawab. Dia cepat-cepat pergi dari taman itu karena kepalang malu. Daffa pikir bocah ini lucu juga :).
.
.
.
.

Hari ini kakek Martha datang ke kediaman pak Anton. Ia akan membahas tentang perjodohan cucunya.
"Bagaimana paman? Apa sudah ada jalan keluar?" Anton bertanya tentang kedatangan kakek Martha yang tiba-tiba.
"Maksudmu apa? Tentu saja seperti perjanjian diawal. Cucuku sudah setuju jadi kita akan menentukan tanggal sekarang" sahut kakek.
"Hmm... Apa tidak terlalu cepat paman untuk menentukan tanggal pernikahan?" Ani belum bisa menerima ini 100%.
"Tidak akan cepat karena sekarang hanya menentukan tanggal tunangan. Kau tau kan negara kita belum melegalkan pernikahan sesama jenis. Lagipula cucuku belum mengenal anakmu. Kalaupun mereka akan menikah biarkan mereka pergi ke negara lain. Aku hanya menepati janji pada sahabatku untuk menjodohkan cucu kita. Bila nanti pada akhirnya berjodoh atau tidak kita serahkan kepada yang menjalani" tutur kakek Martha panjang.
Entah kenapa tapi Ani bisa lebih lega setelah mendengar penuturan kakek Martha.
"Lalu kapan tanggal yang baik paman?
"Hari sabtu minggu depan" tegas kakek
Anton dan Ani reflek menengok kearah kakek.
"Kenapa? Ini tidak terlalu cepat. Mereka hanya perlu bertukar cincin tunangan. Tidak perlu ada acara besar cukup keluarga kita saja karena ini belum lumrah. Dan satu lagi aku ingin mereka tinggal serumah. Setidaknya mereka bisa mendekatkan diri satu sama lain. Aku mau mereka belajar mandiri. Aku sudah mempersiapkan rumah dan segala keperluannya dari dulu jadi mereka hanya perlu berkemas" kakek Martha terlihat sangat mantap dengan rencana ini.
"Baik paman aku ikut saja" Anton hanya pasrah
"Juga kita perlu mengadakan makan malam bersama setidaknya mereka harus bertemu sekali sebelum tunangan" usul kakek diangguki keduanya.
"Kapan dan dimana kita akan makan malam?" Ani bertanya
"Sebaiknya di rumah kalian di hari jumat sehari sebelum tunangan" usul kakek Martha.
"Baik nanti akan aku persiapkan paman"
"Obrolan ini kita akhiri disini.. aku harus mengabari anakku juga perihal acara ini" kakek Martha pamit untuk pulang.
.
.
.
.
Dirumah kediaman Fajar

"....baik ayah aku mengerti" pria paruh baya itu menutup teleponnya. Ketika berbalik ia melihat putranya yang sudah sebulan tak pulang kembali dengan wajah kusut. Istrinya menghampiri putranya.
"Sayang... Kamu akhirnya pulang. Mami kangen loh.. Mami sama papa ga marah sama kamu sayang. Kita hanya kaget.. percayalah kamu tetap anak kebanggaan kami" maminya terlihat sendu
"Maaf.. Daffa ga denger penjelasan kalian dulu" Daffa terlihat menyesal.
Fajar ayah Daffa ikut menghampiri putranya.
"Sudahlah.. lupakan itu".
"Tadi kakek telepon.. ia minta kita makan malam bersama calon tunanganmu".
"Kapan pa?"
"Jumat minggu depan... Lalu hari sabtunya kalian tunangan" Daffa terlihat kaget tapi tidak mengatakan apa-apa. Mami yang melihat itu bertanya kepada putranya.
"Sayang.. kamu yakin terima perjodohan ini? Kalau kamu tidak mau ayo bilang ke kakek" Dian khawatir anaknya terpaksa nerima perjodohan ini.
"Gapapa mi... Toh cuma tunangan aja. Kalau nanti kita ga cocok kan bisa udahan" Daffa meyakinkan maminya.
"Bener yaa sayang jangan paksain diri" Daffa hanya mengangguk. Ia pergi ke kamarnya karena lelah tadi harus ketemu boti si*lan lagi. Tapi juga seneng karena bisa godain bocah cengeng :).

Mereka berdua, Daffa dan Zikri tidak tahu takdir akan mempertemukan mereka lewat perjodohan gila yang dibuat oleh kakek mereka. Biarkan menjadi kejutan dan lihat apa yang akan mereka hadapi setelah ini. Hehehe 🤭🤭
.
.
.

Terimakasih untuk yang setia membaca cerita amatir ini.

Author mau minta maaf karena ga bisa buat cerita panjang dan update tiap hari. Mata aku lagi bengkak trus nyut²an jadi ga fokus nulis.
Doain aja aku cepet sembuh biar bisa double up :)

See u next chapter 👋👋

From ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang