10 | Merasa Kehilangan

196 126 6
                                    

-Forced Marriage-

-Forced Marriage-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mengetuk pintu kamar beberapa kali. Cukup lama Natasya menunggu, hingga akhirnya pintu kamar itu terbuka menampakkan sosok Keenan dengan wajah kusut juga rambut berantakan, tapi sayangnya kamar ketampanannya bukan menurun malah semakin bertambah.

"Sorry, ganggu tidur Kak Keenan."

"Natasya? Lo ngapain malam-malam disini?"

Keenan menoleh ke kanan-kiri, mendapati kalau Natasya sendirian. Kemudian ia teringat pertengkaran tempo hari, Keenan mengusap wajah kasar. Natasya tidak mungkin mencarinya malam-malam begini, terlebih ia sekarang tahu seberapa benci Natasya terhadapnya. Meskipun ini hanya mimpi, Keenan harap mimpinya akan berakhir baik, ia akan mengakui semua kesalahannya terhadap Natasya. Tidak peduli jika ia malah akan semakin dibenci.

"Bener kata lo. Gue bajingan, Natasya."

"Kak Keenan, maaf."

Keenan terkekeh.

"Kenapa minta maaf? Ini semua salah gue. Gue emang bajingan, suka mabuk-mabukan, gue pernah beberapa kali bunuh orang, balap liar, semua hal buruk melekat sama gue, Nat. Tapi satu tuduhan lo salah Natasya, gue bajingan, tapi gue nggak pernah main sama cewek manapun. Tuduhan lo buat gue sakit, Natasya."

Mata Keenan basah.

Pengakuan Keenan menusuk hati Natasya sampai dadanya terasa nyeri, ia tidak pernah melihat Keenan menangis.

Keenan tidak peduli, efek mabuk semalam selain membuatnya pusing juga membuatnya sensitif. Apalagi karena pikirannya tadi malam penuh dengan Natasya, jadi mungkin ia berhalusinasi kalau wanita itu ada di depannya sekarang. Tapi Keenan tidak menyesal, ia senang dengan kehadiran Natasya di mimpinya.

"Kak Keenan, jangan gini..."

"Kenapa nangis, Natasya? Bahkan dalam mimpi sekalipun gue tetep gak bisa hapus air mata lo. Lo pasti benci banget sama gue kan?"

Keenan hendak menutup pintu, tapi langsung di cegah oleh Natasya. Ia tidak merasakan rasa sakit di tangannya yang terjepit, luka di hatinya lebih sakit. Dadanya terasa nyeri.

"Apa yang lo lakuin, Natasya!"

Keenan membentak Natasya keras, ia langsung membanting pintu kamarnya kasar. Tapi begitu sorot matanya bertemu dengan mata berkaca-kaca milik Natasya, tatapannya melembut.

"Sorry, gue nggak bisa liat lo terluka. Makasih udah muncul, Natasya. Gue tau Natasya yang asli nggak bakal sudi buat nemuin gue, seenggaknya gue bisa liat lo meski cuma mimpi. Miris banget hidup gue."

Keenan terkekeh, mengecup bakas luka sosok di depannya dengan lembut. Lagi-lagi Natasya merasakan sesak di hatinya. Keenan hanya menganggapnya mimpi.

"Kak Keenan... ini bukan mimpi."

FORCED MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang