"Maaf aku udah bohongin Kak Keenan."
"Nggak masalah. Tapi janji jangan diulangi lagi," ucap Keenan dengan mata masih terpejam.
"Iya janji, kalau khilaf ntar aku janji lagi. Aku manusia biasa, nggak luput dari kesalahan."
⚠️ Not for children. Be wis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keenan mengemudikan mobilnya menuju lokasi Senna yang berhasil dilacak Johan. Mengendarai dengan kecepatan penuh mumpung jalanan sepi. Keenan berdecak ketika melihat titik merah yang terpampang di layar handphonenya. Sepertinya ia tahu tempat Senna sekarang.
"Apa-apaan lo Senna?!"
Keenan menatap Senna nyalang. Tangannya terkepal kuat, bisa-bisanya Senna asik melakukan hal tidak senonoh sedangkan Natasya di rumah sedang begitu menghawatirkannya.
Senna melepas pangutannya dari pria berambut nyentrik di depannya. Ia tidak merasa perlu membenarkan pakaiannya yang berantakan, toh ini bar semua orang bebas melakukan apapun tanpa peduli dengan rasa malu. Melepas rangkulan posesif patnernya, Senna segera turun dari pangkuan pria itu.
"Natasya khawatir sama lo, tapi lo disini malah enak-enakan."
"Beralih profesi jadi jalang lo, Sen?" imbuh Keenan sarkas.
Senna tertawa.
Tujuannya kesini untuk melampiaskan semua rasa sakitnya, tapi kenapa malah ada saja yang mengganggu? Apa dunia tidak suka melihatnya bahagia?
"Lo nggak kasian sama Natasya? Dia khawatirin lo sampai lupa sama kesehatan dirinya sendiri."
"Natasya! Natasya! Natasya! Semuanya aja Natasya! Lo kapan peduliin gue Keenan?!"
"Kapan-kapan."
Senna yang setengah mabuk terus tertawa, tawa yang menyiratkan banyak luka. Mengambil satu minuman dengan kadar alkohol tinggi lalu meneguknya langsung dari botol, tidak peduli jika tubuhnya akan rusak jika terlalu banyak minum. Malah kalau perlu mati sekalian saja. Ia sudah lelah hidup.
Prang!
Botol kaca itu terbanting ke lantai karena Keenan menepisnya kasar. Senna menjambak rambutnya frustasi, hal selanjutnya yang Senna lakukan membuat Keenan berkilat marah.
"Lo udah gila hah?!"
Keenan langsung menarik Senna ketika wanita itu akan menginjak pecahan beling dengan kaki telanjang. Wanita ini benar-benar gila.
"Iya kenapa, gue gila! Ilfeel sama gue?!"
Air matanya meledak. Senna menatap Keenan nyalang, tidak ada lagi sorot kagum penuh cinta yang biasa Senna layangkan pada Keenan.
"Pulang Senna!" desis Keenan dengan kesabaran yang mulai menipis.
"GUE NGGAK MAU! NGGAK ADA LAGI GUNANYA GUE HIDUP. MENDING GUE MATI!"
Orang di sekitar mereka menatap Senna dengan sorot kasihan. Tapi tak berlangsung lama karena musik EDM langsung di setel keras membuat mereka hanyut dalam kesenangan.
